Lena berteguh hati bahwa sekarang ia akan pergi menghampiri Eric. "Lena mau ke Eric,"

Manda tidak sempat mencegah karena Lena pergi begitu saja. "Perasaan gue gak enak," gumam Manda.

Lena berjalan terus dengan menahan air matanya supaya tidak keluar. Lena terus berjalan hingga ia berada di depan Eric dan Bianca. Lena buru-buru mengambil ponsel dari tasnya dan menunjukan foto yang dikirim Lexa dan Aice ke depan wajah mereka berdua.

"Ini apa?" tanya Lena lirih.

"Ouh lo udah tahu ya, bagus lah." Ucapan Bianca membuat Eric menoleh menatapnya dan Lena mendongakan kepalanya.

"Maksud Caca apa?" tanya Lena parau. Semua orang yang ada di pesta itu melihat mereka dan membisikan sesuatu yang tidak-tidak. Bahkan sahabat Lena yang ingin menghampiri Lena ditahan oleh sahabat Eric.

"Gak usah panggil gue Caca, jijik tahu gak. Lo gak pantes lagi manggil gue pake nama Caca!" gertak Bianca.

"Oke Bianca, tapi kenapa siang tadi Eric ninggalin Lena dan lebih milih jemput Bianca ke sekolahnya? Terus kenapa disini Eric sama Bianca ciuman? Jadi siapa sih pacar Eric sebenarnya Lena atau Bianca," Lena menangis di hadapan mereka berdua.

"Bianca, pacar gue Bianca, dan lo bukan siapa-siapa gue," balas Eric datar. Hati Lena langsung sakit begitu saja, dengan gampangnya Eric bicara begitu, padahal sudah hampir dua bulan mereka menjalani status ini.

"Tap___"

"Dan lo gak ada apa-apanya di banding Bianca Lena," dingin Eric.

"Tapi Er____"

"LO ITU CUMA CEWEK PELAMPIASAN GUE LENA!! LO HARUS TAHU DIRI DONG! LO ITU CEWEK BODOH YANG BARU GUE TEMUI! LO GAK ADA APA APANYA DI BANDING BIANCA!" teriakan Eric membuat semua yang ada di pesta tersebut menatapnya. "Lo itu cuma pelarian buat gue Lena,"

"Eric, Eric becanda kan?" air mata Lena tak dapat di bendung lagi, ia menangis. Menangis di hadapan orang yang dicintainya.

"Gue gak becanda, gue serius soal perasaan,"

"Eric," lirih Lena,"

"Kenapa? gak terima gue sebut lo cewek bodoh? Mau gue sebut cewek bego lo?" Eric menatap Lena tajam sedangkan Bianca, ia tersenyum sinis melihatnya. Ia tidak peduli jika Lena sahabatnya sendiri.

"Bianca lebih baik dari lo, lo harus bisa bandingin diri lo sama Bianca Lena. Lo harus tahu gue gak buta soal cinta."

"Gak usah nangis deh lo, percuma air mata lo yang murahan itu gak bisa bikin orang lain iba lihat lo," kini Bianca yang berbicara dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.

Lena terduduk di rerumputan basah yang pasti akan membuat gaunnya kotor. Kakinya sudah tidak lagi bisa menopang tubuhnya, ia lemah memang sangat lemah.

"Lo tahu Len? Dari awal gue cuma akting baik sama lo, karena apa? Niatnya sih gue mau move on. Tapi kalau hati gue udah stuck sama Bianca mau gimana lagi," ucapan Eric membuat sahabatnya yang berada agak jauh darinya terlihat marah dengan kelakuan Eric.

"Bianca mantan gue dan sekarang dia pacar gue, Bianca cinta pertama gue Lena, dan lo? Lo itu cuma orang asing di hidup gue." Sudah habis pertahanan Lena kali ini.

"Dan sekarang kita putus, gak ada lagi hubungan diantara lo sama gue." Setelah itu Eric pergi meninggalkan Lena dengan memeluk pinggang ramping Bianca.

"Salah Lena apa?" gumam Lena. "Caca udah gak nganggep Lena sahabatnya lagi, Lena benci ini," Lena bangun, dan tak peduli tatapan dari orang lain. Ia pergi menjauh dari kerumunan orang diikuti ke tiga sahabatnya yang menatapnya khawatir. Ya! Lena pergi ke tilet dengan mengunci dirinya dari dalam.

Lena menangis di dalam sana, Lena menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Hati Lena sakit, sakit banget,"

"LENA!!" suara teriakan dan gedoran itu berasal dari luar. Lena tidak menghiraukannya.

"Lena tahu kalau Bianca lebih baik dari Lena, Lena gak ada apa-apanya dibanding Bianca. Lena itu cewek lemah, ceroboh, manja, gak cantik kayak Bianca." Lena terus bergumam dengan membanding-bandingkan dirinya dengan Bianca.

"Lena gak mau tinggalin Eric, Lena mau dapetin Eric lagi," gumam Lena terus menerus. "Dan itu mustahil dilakukan karena Eric lebih milih sahabat Lena daripada Lena sendiri."

A/N : Bodo cerita ini terlalu flat? Terus mentok juga, paling endingnya tidak sesuai ekspentasi kalian, maaf. Kalau mau kasih saran buat ending, komen aja gak apa-apa. Tapi ane mau ngadain cerita Saylena, buku ke dua dari Alberic. 

Btw maaf ya gak double up, ane lagi sakit gak enak badan, suara aja terbatas. Maaf banget

SATU KATA BUAT PART INI!!

NUNGGU KARMA? MINTA KE ROY KIYOSHI
KARENA ANE HANYA SEORANG MAE KIWOYO

Salam manis

Alberic Kevano Darmantara

Alberic Kevano Darmantara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saylena Arganta Maymac

Saylena Arganta Maymac

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bianca Elmira

Follow igalbericavanosaylena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Follow ig
albericavano
saylena.maymac

ALBERICWhere stories live. Discover now