39 | ALBERIC

96.6K 4.4K 997
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Perasaan yang telah terkubur lama, kini muncul kembali, tanpa pasti namun bisa menyakiti
_Alberic

Bel pulang berbunyi sejak lima menit yang lalu. Lena dan ketiga sahabatnya sudah bersiap untuk pergi ke mall. Lena kesana untuk membeli peralatan make up, Aice untuk membeli kado sedangkan Manda dan Yuka hanya ikut menemani saja.

Sesampainya disana, Aice mengajak ketiga sahabatnya untuk pergi ke sebuah toko aksesoris. Ia ingin membeli sebuah kalung dengan bandul hexagon bewarna merah. Terlihat sangat indah. Dulu teman Aice yang bernama Rafi pernah bercerita kalau ia menginginkan sebuah kalung seperti kakaknya yaitu kalung hexagon, jadi kebetulan di toko ini ia menemukannya.

 Dulu teman Aice yang bernama Rafi pernah bercerita kalau ia menginginkan sebuah kalung seperti kakaknya yaitu kalung hexagon, jadi kebetulan di toko ini ia menemukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah bagus banget, Lena pengen beli buat Eric tapi uangnya gak cukup." Kagum Lena.

"Bukannya lo mau beli alat make up?" tanya Yuka, Lena mengangguk mantap. "Iya Lena mau beli alat make up, eh tapi kalian udah beli buat camping belum?" tanya Lena membuat ketiga sahabatnya menoleh.

"Oh iya gue lupa, sekarang hari apa?" tanya Aice.

"Hari Rabu, besok atau lusa bisa kan?" sahut Manda.

"Besok aja lah gue mah," setelah itu Aice membayar kalungnya dan memasukannya ke dalam tas. Ia pikir tak perlu membungkusnya dengan kertas kado karena mau bagaimanapun hadiah darinya tetaplah sebuah kalung dan gak akan pernah berubah menjadi mainan.

Kini mereka berempat memutuskan untuk pergi ke toko make up, disana Yuka dan Manda hanya melihat-lihat di bagian liptint. Sedangkan Aice mengajak Lena berkeliling mencari beberapa yang cocok untuk wajah Lena. Hingga tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Lena.

Lena lo dimana? Gue takut sendirian. Udah mulai sore nih, angkutan umum atau taxi gak ada yang lewat. Ponsel gue juga udah low
-Bianca

Lena menatap pesannya dengan pandangan khawatir, Aice yang melihat Lena terdiam pun ikut menatap ke arah ponselnya.

Emang Caca darimana?
-Saylena

Gue tadi di panggil Bu Kinanti, disana gue asik ngombrol sampai lupa waktu. Lena lo dimana, ini batrai ponsel terakhir gue. Please bantuin gue.
-Bianca

Lena hanya terdiam, percuma membalas pesannya jika ponsel Bianca sudah mati. Aice menatap Lena yang tengah berfikir keras, entah apa yang di pikirkannya. Hingga sebuah ide muncul begitu saja di otak cemerlang Lena. Lena menyalakan kembali ponselnya dan mencari kontak seseorang.

Eric, Lena boleh meninta tolong gak?
-Saylena

Lena tersenyum sedangkan mata Aice membulat lebar, mulutnya menganga. "Lena lo serius?"

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang