18 | ALBERIC

120K 5.7K 124
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading

Lo gak perlu jadi sempurna buat bisa lebih dekat sama gue. Karena gue udah terlanjur cinta sama lo apa adanya. Karena cinta lo udah buat hidup gue lebih sempurna dari apapun.
__Alberic

"Rel, mending kita susulin Eric aja yuk!" ajak Mike.

"Tap__"

"Gue juga pengen susulin Eric. Gue juga pengen bantu Eric buat nyari Lena." Kini Arie ikut berpendapat.

"Yasudah kalau begitu kita susulin Eric." Final Farel.

"Manda, lo disini jagain orangtua Lena. Kita mau bantu Eric buat nyari Lena." Manda mengangguk. Setelah itu Farel pun pergi untuk mencari Lena.

Sedangkan di kediaman Nial. Lena masih sama takut jika berada di dekat Thio, bagaimana tidak? Waktu beberapa waktu yang lalu Thio menculik dirinya.

"Lo udah kenal Thio kan Len. Yaudah gue kenalin lagi aja. Len ini Thio nama panjangnya Haden Thio. Dia kakak gue." Jelas Alta membuat Lena membelalakan matanya.

"Kakaknya Nial?" bicara saja membuat tenggorokan Lena tercekat.

Thio duduk disamping Lena dan mengelus rambut Lena pelan. "Iya gue kakaknya Alta."

"Tapi ini kan rumah Nial," Lena menatap tak percaya.

Thio mendesah kasar mendengar Lena menanyakan suatu hal yang sangat sensitif baginya. "Ini privasi gue." Setelah itu Lena diam.

"Lena, lo jangan takut sama gue, karena gue yang bakal jagain lo dari si Kevano."

"Kevano___ Eric?" tanya Lena ragu.

"Iya, shit! Kenapa gue manggil Kevano. Iya maksud gue Eric." Thio meralat ucapan nya. Alta hanya terkekeh melihat kakaknya.

"Memangnya ada apa? Eric kan pacar Lena." Lena menatap mereka berdua seilah meminta penjelasan yang tepat.

"Lo gak tahu sih."

Sesaat kemudian Lena teringat akan Eric yang berada dirumah sakit. Dengan kilat Lena bangun dan berjalan menuju pintu keluar. Thio dan Alta memandangnya dengan heran. Mereka pun mengikuti Lena dan mencekal tangannya.

"Kenapa?" tanya Alta.

"Nial, Eric di rumah sakit." Setelah mengucapkan itu tubuh Thio membeku.

"Ouh gara-gara tawuran tadi ya? Yang sakit itu bukan Eric tapi laki-laki yang pake kaos putih berjaket navy," seketika air mata tak dapat di cegah lagi. Ia tahu siapa yang Thio maksud. Sungguh.

Ia pun berlari dengan cepat meninggalkan Thio dan Alta. Sedangkan Alta baru menyadari apa yang diucapkan kakaknya, karena ia melihat laki-laki tadi saat di sekolahan. Ia kenal karena dulu Alta selalu melihat Lena diantar-jemput olehnya.

"Itu abangnya Lena bego!" ucapan Alta sontak membuat Thio menoleh. Menatapnya horor.

"LO BILANG APA?!!" teriak Thio.

"Toa lo tolong kondisikan. Iya dia abangnya Lena, lo salah sasaran Yo." Alta berlalu masuk kedalam rumahnya dengan senyum yang tercetak jelas.

"Bangsat!" umpat Thio.

Kini Lena tengah berlari dan tak tahu ia ada dimana, karena ia tidak terlalu mengenal daerah ini. Lena ingin segera menemui abangnya di rumah sakit, ia ingin abangnya.

Dari belakang seseorang yang tampak berantakan dengan seragam yang masih melekat walau hari telah menampakan senjanya. Ia tersenyum melihat perempuan itu, dengan gerakan yang cepat ia memeluknya dari belakang membuat Lena mematung. Bahkan semua orang yang berlalu lalang melihatnya yang kini sudah menjadi perhatian.

ALBERICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang