39. dan aku berharap, salah satunya adalah engkau

1.4K 110 13
                                    

Upaya-upaya Umar untuk mengungguli Abu Bakar terus berlangsung di tiap kesempatan. Cinta di antara mereka telah saling menyengat dalam bentuk gelora untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Allah dan Rasul-Nya.

Di perang Tabuk misalnya, Umar membagi dua semua kekayaannya lalu menginfakkan yang separuh untuk jalan Allah. Sebagian lagi disisihkannya untuk keluarga. Tetapi lagi-lagi Umar harus kecewa ketika Abu Bakar datang dan Rasulullah bertanya berapa yang dia tinggalkan untuk keluarga.

"Tak ada. Hanya Allah dan Rasul-Nya," jawab Ash-Shiddiq ringan.

Hingga satu saat, Sang Nabi berkata, "Sesungguhnya surga memiliki banyak pintu. Dan seorang hamba akan dipanggil dari pintu mana ia lazimkan amalnya di sana."

Seorang ahli shalat akan dipanggil dari pintu shalat. Seorang ahli shaum akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Seorang dermawan akan dipanggil dari pintu shadaqah. Seorang yang lain akan dipanggil dari pintu haji dan umrah. Seorang yang lain mungkin dipanggil dari pintu jihad.

Atas penjelasan ini, Abu Bakar yang tertakjub bertanya dengan mata berkaca.

"Ya Rasulallah," ucapnya lembut, "mungkinkah seorang hamba dipanggil dari lebih satu pintu di surga kelak?"

Semua orang terperangah. Dan Sang Nabi tersenyum, mengulaskan rasa manis di semua hati. "Ya," sabdanya, "bisa."

Abu Bakar menunduk. Airmatanya berselancar lembut di pipi yang tirus.

"Dan aku berharap," lanjut Sang Nabi sambil sedetik menatap ke langit, "salah satunya adalah engkau, hai Abu Bakar."

Dalam tatapan penuh cinta Rasul terkasih, abu Bakar mendalamkan tunduknya. Dia tawadhu'. Dia khusyu'.

🌹🌹🌹

Dikutip dari buku Dalam Dekapan Ukhuwwah oleh Salim A. Fillah

14/07/18

Ketika Rasulullah TersenyumWhere stories live. Discover now