32. bertakwalah kamu mengenai dirinya

815 92 0
                                    

Namanya Khaulah binti Tsa'labah. Disebabkan oleh pengaduannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  tentang perlakuan suaminya, Allah 'Azza wa Jalla menurunkan permulaan surah Al-Mujaadilah. Ia tidak bisa menerima perkataan suaminya tentang dirinya. Selintas tampak sepele, tetapi tak ada perkara yang sepele jika disepelekan.

Selengkapnya tentang peristiwa ini, Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan bahwa Khaulah bin Tsa'labah berkata, "Demi Allah, mengenai diriku dan suamiku, Aus bin Tsamit, Allah telah menurunkan ayat di permulaan surah Al-Mujaadilah."

Katanya, "Aku berada di sisinya. Dia adalah seorang laki-laki yang sudah tua renta, akhlaknya sangat buruk. Pada suatu hari, dia menemuiku, tetapi aku menolak keinginannya. Dia pun marah seraya berkata, 'Kamu bagiku seperti punggung ibuku.' Dia lalu keluar dan duduk-duduk di kedai kawan-kawannya sebentar, kemudian masuk lagi menemuiku. Ternyata, dia ingin berhubungan badan denganku.

"Kataku, 'Tidak. Demi yang diri Khaulah berada di dalam genggaman-Nya, kamu tidak layak lagi untukku. Tadi kamu telah mengatakan apa yang telah kamu katakan itu. (Tunggulah) sampai Allah dan Rasul-Nya memberikan keputusan mengenai urusan kita dengan hukum-Nya.' Dia lalu menerkamku, tetapi aku tetap bertahan. Aku pun melumpuhkannya dengan suatu cara yang dapat digunakan untuk mengalahkan laki-laki yang sudah tua renta. Aku menjauhkan diri darinya. Aku lalu keluar untuk bertemu dengan sebagian tetanggaku. Aku meminjam darinya beberapa pakaian.

"Setelah itu, aku keluar untuk bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Aku duduk di hadapan beliau. Aku ceritakan kepada beliau tentang perlakuan yang aku terima dari suamiku itu. Mulailah aku mengadukan kepada beliau tentang akhlaknya yang jelek."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  kemudian berkata, "Hai Khaulah, putra pamanmu itu adalah seorang laki-laki yang sudah tua. Bertakwalah kamu mengenai dirinya."

Khaulah berkata, "Demi Allah, aku terus mendesak beliau sehingga turunlah ayat itu mengenai diriku." Seketika itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pingsan dan tidak sadarkan diri. Setelah sadar, beliau sangat bergembira.

Beliau lalu mengatakan kepada wanita yang mengajukan gugatan itu, "Hai Khaulah, sungguh Allah telah menurunkan ayat mengenai kamu dan suamimu." Beliau lalu membacakan ayat itu; "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang telah mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan  mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar tanya jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat," sampai firman Allah, " ... dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  lalu bersabda kepada Khaulah, "Perintahkanlah kepadanya untuk memerdekakan seorang budak."

Khaulah berkata, "Ya Rasulallah, dia tidak punya apa-apa untuk memerdekakan hamba sahaya."

"Kalau begitu," kata  beliau lagi, "suruhlah dia untuk berpuasa dua bulan berturut-turut."

"Demi Allah," ujar Khaulah, "dia adalah seorang yang sangat tua. Dia tidak akan mampu berpuasa sebanyak itu."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda, "Kalau begitu, suruhlah dia memberi makan enam puluh orang miskin dengan satu wasaq tamar, kurma kering."

Khaulah berkata, "Ya Rasulallah, dia tidak memiliki apa-apa untuk diberikan."

Rasullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian mengatakan, "Kalau begitu, kami akan menolongnya dengan satu keranjang tamar."

Khaulah pun berkata, "Ya Rasulallah, akulah yang akan membantunya satu faraq tamar lagi."

"Sungguh kamu telah berbuat benar dan baik," sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. "Pergilah dan bersedekahlah untuknya. Kemudian nasihatilah putra pamanmu itu dengan kebaikan."

"Aku pun melakukannya," kata Khaulah menutup cerita.

🌹🌹🌹

Dikutip dari buku Merawat Amanah Cinta oleh Mohammad Fauzil Adhim

25/01/2018

Ketika Rasulullah TersenyumWhere stories live. Discover now