Chapter 32

35.8K 2.5K 97
                                    

Seperti biasa ya😉 habis baca jangan lupa Vote sama Commentnya ya😁

Baca chapter ini sambil dengerin mulmed yang diatas ya, karena cerita ini ngalir saat aku mendengarkannya😯😴

😻😻😻

Zulfa berdiri didepan pintu kamarnya dengan tatapan mata lurus kedepan menatap box bayi. Maira, buah hatinya dengan Azzam kini tengah tersenyum menunggu sang Bunda untuk datang menengoknya. Bayi perempuan tersebut terus tersenyum seolah ia mengerti bahwa kini Bundanya akan segera datang untuk memeluk dan menciumnya yang belum sempat ia dapatkan saat pertama kali ia melihat dunia.

Zulfa diam tak bergerak sedikitpun dengan ekpresi wajah datar seperti tadi tatapan matanya lurus menatap box bayi anaknya.

"Sayang, kenapa berdiri disitu? Ayo masuk Maira nunggu kamu loh" tanya Azzam yang baru saja keluar dari dalam kamar kecil.

Tadi Zulfa datang bersama Azzam masuk kedalam kamar mereka namun ada yang aneh dari Zulfa saat ia mendengar suara Maira yang sempat menangis sebentar, ia seperti tergugu diam dan bingung bayi siapa itu.

Azzam mendekat pada Zulfa, lalu ia mengajak perempuan itu untuk masuk kedalam kamar mereka. Zulfa duduk dipinggiran kasur namun tatapan matanya tak lepas dari menatap box bayi Maira.

"Sayang?" Panggil Azzam.

Zulfa diam tak merespon.

"Zulfa sayang?" Panggil Azzam lagi agak sedikit menekan panggilan sayangnya pada Zulfa.

Kali ini berhasil, Zulfa menengok melihat kearahnya. Sejenak mereka terpaku dengan tatapan saling rindu yang terpancar jelas dari kedua mata mereka. Hingga suara tangisan Maira mengintrupsi mereka untuk menghentikan aksi ciuman kerinduan yang akan terjadi diantara mereka.

Zulfa terdiam dengan raut wajah merah merona menahan malu, sementara itu Azzam berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah box bayi dan mengambil Maira dari dalam box tersebut kedalam dekapan tubuhnya. Maira berhenti menangis ketika Azzam berhasil menggendong bayi imut tersebut. Azzam berjalan kearah Zulfa yang kini tengah menatap bingung dirinya dan bayi yang ada didalam gendongan suaminya tersebut.

Zulfa berdiri dari duduknya ketika Azzam kini sudah ada didepannya. Zulfa menatap bayi tersebut dengan intens lalu sedetik kemudian ia menatap wajah Azzam.

"Cantik" pujinya sembari tersenyum.

"Namanya siapa Mas?" Tanyanya.

Azzam tersenyum. "Kasih tahu nggak yak?" Ucap Azzam sedikit bergurau.

"Ih gitu, jahat main rahasia-rahasiaan" ucapnya.

"Siapa Mas?" Tanyanya lagi kekeh.

"Namanya, Ananda Zayna Humaira" jawab Azzam dengan senyum bahagianya.

"Namanya cantik" puji Zulfa lagi. "Sayang ibunya udah pergi duluan" lanjut Zulfa membuat Azzam syok dan bingung luar biasa.

"Maksud kamu?" Tanya Azzam yang bingung dengan ucapan istrinya yang melantur.

Zulfa mengalihkan pandangannya dari Maira melihat kearah Azzam yang tengah menatapnya dengan tatapan bingung. "Mas kenapa bingung kaya gitu? Emang bener kak Kak Hulya udah, Kak H-Hu-lyaaa, udd- uddaahhh me-mmee ninggal" ucap Zulfa yang tiba-tiba tergagap saat mengingat Hulya.

"Apa maksud kamu Zulfa?" Tanya Azzam lagi yang sekarang merasa ada yang tidak beres dengan istrinya tersebut. "Ini anak k-"

"Ahhhhhhhh aku, aku ak-uuuu... pembunuh Kakaku sendiri hiks, aku pembunuh" ucapan Azzam terpotong saat tiba-tiba Zulfa histeris dan menyebut ia sebagai pembunuh Hulya.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now