Chapter 23

47.9K 2.9K 82
                                    

Seperti biasa kalau abis baca wajib/kudu Voye sama Comment yups😉

🐇🐇🐇


Azzam Pov.

Aku membawa Zulfa ke Rumah Sakit terdekat, aku khawatir bahkan sangat khawatir. Dasar bodoh kenapa aku tidak bisa menahan emosiku karena rasa cemburuku pada Zulfa. Jika saja aku bisa sedikit mengontrol emosiku pasti Zulfa nggak akan masuk Rumah Sakit seperti ini.

Aku terus saja mondar mandir karena khawatir, Mamah yang sedari tadi melihatkupun tampak sangat khawatir dengan keadaan Zulfa.

Hampir 30 menit lamanya Zulfa diperiksa dan tak ada tanda-tanda dari Dokter atau suter yang keluar dari dalam UGD tersebut.

"Azzam lebih baik kamu duduk dulu saja, dan berdoa semoga istri dan calon anak kalian baik-baik saja..." ucap Mamahku.

Tapi aku sama sekali tak menanggapi ucapannya, aku terlalu khawatir dengan keadaan Zulfa saat ini.

Cklek.

Tiba-tiba saja ada seorang Dokter yang keluar dari UGD tempat dimana Zulfa dirawat saat ini. Aku yang melihatnya pun langsung mendekat kearahnya.

"Bagaimana keadaan istri saya dan kandungannya Dok..." tanyaku tidak sabaran.

Dokter kandungan Zulfa hanya diam saja tak menanggapi ucapanku, lalu sedetik kemudian keluarlah Dokter lain dari ruang UGD tempat dimana Zulfa diperiksa.

"Adila...?" Ucapku setelah melihat siapa yang keluar tersebut. "Bukannya kamu Dokter sepesialis kanker...?" Lanjutku bertanya.

Adila mengangguk atas jawaban dari pertanyaanku. "Terus untuk apa kamu ikut memeriksa Zulfa...?" Tanyaku lagi.

"Azzam... mungkin inilah saatnya aku harus memberitahukan rahasia Zulfa padamu sekarang..." ucap Adila yang membuatku sangat bingung.

"Rahasia...? Apa maksud kamu...? Zulfa merahasiakan masalah apa...?" Tanyaku beruntun.

"Penyakitnya..." jawab Adila tegas dan lugas.

Aku merenyitkan keningku bingung. "Penyakit...?" Beoku

"Iyah..."

"Pe..penyakit apa... maksud kamu...?" Tanyaku sedikit tercekat.

"Selama ini Zulfa mengidap..." ucapan Adila terpotong. "Leukimia..." lanjutnya dan.

Duar, serasa ada ribuan batu yang menghantam diriku saat ini. Leukimia? Zulfa mengidap kanker darah selama ini dan dia sama sekali tak pernah memberitahukan hal ini padaku.

"Hahaha... kamu bohong..." ucapku seperti orang yang kehilangan akal.

"Saya seorang Doktet penyakit yang berbahaya Azzam jadi saya tidak mungkin bohong..." jawab Adila. "Dan selama ini juga Zulfa tidak mu melakukan prosedur pengobatan yang seharusnya ia lakukan karena ia... takut akan berakibat buruk pada janin yang tengah ia kandung, Zulfa lebih memilih janinnya dari pada nyawanya sendiri atau Zulfa rela bertukar nyawanya demi anak yang ia kandung dan itu demi untuk dirimu Azzam karena dia tahu kalau kamu sangat menginginkan seorang anak bukan...?" Lanjut Adila.

Aku diam tak menjawab ucapan Adila, lidahku terlalu kelu, hatiku terlalu sakit mengetahui kabar buruk ini. Kenapa Zulfa menyembunyikan penyakit yang berbahaya ini dariku, apakah aku tidak pantas untuknya diberitahu karena selama ini aku selalu bersikap buruk padanya.

Aku luruh diatas lantai yang dingin di Rumah Sakit ini, tepat dihadapan Adila dengan tatapan kosong menatap lurus entah apa yang aku lihat, aku merasa aku tidak melihat apa-apa selain rasa penyesalan. Andaikan saja dulu aku membatalkan pernikahanku dengan Hulya semuanya tidak akan seburuk ini. Air mataku jatuh seiring dengan rasa sesak yang tibul dari hatiku.

Tangisan Hujanku Место, где живут истории. Откройте их для себя