Chapter 15

48.2K 3K 43
                                    

Seperti biasa kalau habis baca wajib atau kudu Vote sama Comment ya😊

Saya sarankan baca Chapter ini sambil dengerin lagu yang itu tuh ☝☝ dijamin baper daahhh haha (Sherina Munaf-Simfoni Hitam)

💐💐💐

Bunyi jam yang berdetak dengan kencang membangunkanku dari tidur ternyamanku. Secara perlahan aku membuka mataku kembali melihat dan hidup didunia nyata kembali yang pahit ini. Mataku melirik jam yang tergantung manis didinding yang sudah menunjukan pukul 18:32.

Melihat jam yang sudah menunjukan waktu shalat magrib aku langsung terbangun dari tidurku, aku melirikkan mataku kearah jendela yang kini sudah muali gelap, senja kini sudah tergantikan dengan pekatnya malam.

Aku mengingat-ngingat kenapa aku sampai ketiduran selama ini, tadi pagi saat aku akan berangkat kuliah ada Dini dan Kak Fathan lalu setelah itu mereka mengajakku untuk pergi jalan-jalan, kami ke toko boneka dan disana tiba-tiba ada Mas Azzam dan setelah itu aku tidak tahu apa-apa lagi.

"Mas Azzam...?" Ucapku.

"Mas Azzam kemana kenapa aku tidak dibangunkan olehnya..." ucapnya.

Aku dengan tergesa menurunkan kedua kakiku keatas lantai dan tepat saat itulah rasa pusing yang luar biasa langsung menyerang kepalaku. Aku memejamkan mataku mencoba meredam rasa pusing dikepalaku dan.

Tes tes.

Darah segar tiba-tiba saja mengalir dari hidungku, aku yang menyadari itu langsung saja menghapusnya dengan satu tanganku. Aku berjalan menuju toilet dengan niat ingin membasuh darah yang ada dihidungku. Tapi tunggu kenapa ini, aku ada dikamar siapa kenapa semuanya terasa berbeda.

"Aku ada dimana...?" Tanyaku pada diriku sendiri.

Mataku mengedar melihat-lihat meski dengan rasa pusing yang cukup luar biasa dikepalaku. Dan tepat saat mataku menangkap sebuah foto seseorang yang sangat aku kenal dan aku cintai kini aku tahu aku ada dikamar siapa.

"Ini kamar Mas Azzam...?" Tanyaku lagi pada diriku sendiri.

Kakiku berjalan menuju tempat dimana terdapat foto Mas Azzam terpajang dengan rapih dan gagah. Aku mengambil foto tersebut, tanganku membelai fotonya senyum juga tercetak jelas dari wajahku.

"Mas... Zulfa sangat mencintai Mas Azzam, tapi kenapa Mas tak pernah merasakan cinta yang Zulfa berikan pada Mas..." ucapku pada foto Mas Azzam.

"Ternyata kata pepatah juga ada yang gak benar ya Mas... katanya kalau kita mencintai seseorang dengan tulus, ornag yang kita cintai juga akan merasakan cinta yang kita berikan itu.. tapi ternyata tidak buat hubungan kita ya Mas, kamu tidak pernah sedikitpun mencintai atau menyayangiku Mas... bahakan merasakan cinta Zulfa saja sepertinya tidak" ucapku sembari tersenyum getir.

Tes tes.

Tiba-tiba darah segar kembali keluar dari hidungku dan bahkan sampai mengotori foto Mas Azzam. Aku dengan sigap langsung membersihkannya dan aku letakan kembali foto Mas Azzam setelahnya aku langsung pergi masuk kedalam kamar mandi.

Aku berdiri didepan wastafel, aku membersihkan hidungku yang kotor karena darah. Setelah selesai aku melihat pantulan diriku dikaca. "Ya Allah, hamba hanya ingin yang terbaik darimu..." ucapku.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now