Chapter 16 (Azzam Pov)

49.2K 3.2K 74
                                    

Seperti biasa kalau habis baca wajib/kudu Vote sama Comment nya ya😉

🌱🌱🌱

Hari itu aku Azzam Fawwaz Maulana sangat-sangat menyesali apa yang aku katakan untuknya, untuk perempuanku, gadisku, cintaku dan istriku. Aku menyesal bahkan sangat menyesal telah menagtakan kata-kata yang tak sepantasnya aku katakan pada istriku sendiri.

Egoku yang tinggi membuatku buta dan tuli dengan penderitaan istriku sendiri. Dan dengan bodonyan aku mengatakan kata-kata menjijikan itu demi untuk menutupi egoku ini.

Yah kata-kata yang mengatakan bahwa bayi yang ada didalam kandungan Zulfa bukanlah anakku. Bodoh, jelas-jelas malam itu aku merenggut harta paling berharga miliknya dengan cara bejad dan tak termaafkan. Tapi Zulfa dengan rendah hatinya mau memafkan kelakuan bejadku itu.

Malu sudah pasti, dan untuk menutupi rasa maluku, aku selalu bersikap buruk padanya.

Cklek.

Aku membuka pintu kamarku, mataku langsung tertuju pada pintu kamar Zulfa. Kakiku berjalan kearah pintu tersebut dan dapat ku dengar suara muntahan seseorang dari dalam, dan aku yakin itu adalah suara Zulfa. Aku memejamkan mataku saat mendengarnya, tiba-tiba saja rasa sesak langsung menyelimuti hatiku. Aku ingin masuk dan membantunya tapi lagi-lagi egoku menghalagiku.

Drt drt drt.

Tiba-tiba ponselku bergetar, aku merogoh saku celanaku dan mengambil benda pipih tersebut.

"Ya... saya segera kesana..." ucapku pada seseorang disebrang telpon.

Dengan berat hati aku melangkah menjauh dari depan kamar Zulfa.

****

Saat ini aku tengah ada disebuah pusat perbelanjaan dikota Jakarta. Kenapa aku bisa ada ditempat ini, karena sekarang aku tengah mengadakan rapat pertemuan dengan kolega bisnisku. Kolega bisnisku ini yang mempunyai mall ini dan perusahanku akan bekerja sama dengan mereka.

Aku keluar dari dalam mobilku dengan mengenakan kaca mata hitamku, sekertaris dan asistenku mengikutiku dari belakang.

Aku berjalan dengan gagahnya menuju tempat dimana aku dan kolega bisnisku akan bertemu namun tiba-tiba mataku melihat sosok perempuan yang sangat-sangat aku kenali. Tiba-tiba kakiku berhenti berjalan.

"Ada apa Pak..?" Tanya sekertarisku.

Aku diam tak menjawab pertanyaannya, aku berjalan ke arah dimana aku melihat perempuan tadi.

"Maaf Pak sepertinya anda salah jalan..." ucap sekertarisku lagi.

Aku mengangkat satu tanganku tanda bahwa aku menyuruhnya untuk berhenti berbicara dan berhenti mengikutiku. Aku berjalan kearah dimana perempuan tadi berada, aku masuk kedalam toko boneka. Didalam toko tersebut aku mencari kesana kemari perempuan tersebut.

Bruk.

Saat aku tengah mencari perempuan tadi, tiba-tiba saja ada sebuah rak boneka yang jatuh dan tepat saat itulah mataku melihat sosok perempuan tadi tengah dipeluk oleh seorang pria. Melihat itu, emosiku tiba-tiba memuncak, dan dengan jalan tergesa aku mendekat pada mereka, lalu.

Bugh.

Aku menarik Zulfa dari pelukan Fathan, yah prempuan yang aku lihat tadi adalah Zulfa. Dan aku memberikan bogeman mentah pada rahang kiri Fathan. Emosiku tiba-tiba tersulut disaat aku melihat Zulfa ada dipelukan seorang pria apalagi kini aku tahu pria itu adalah Fathan.

"Tidak tahu malu..." umpatku pada Fathan.

"Mas Azzam..." ucap Zulfa memanggilku.

Bugh.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now