Chapter 04

53.8K 3.3K 15
                                    

Kalau udah baca wajib Vote dan Comment ya😉

💔💔💔

   Tidak ingin dicap sebagai istri yang tidak bertanggung jawab karena menelantarkan dan menyerahkan pekerjaan rumahnya pada pembatu, aku memilih untuk segera pulang tepat setelah kelas berakhir. Aku ingin menjadi istri yang berbakti pada suamiku, meski aku tahu Kak Azzam tidak akan menyukai apa yang aku kerjakan. Namun, aku ingin berusaha menjalankan peranku sebagai seorang istri, karena kini surgaku telah berpindah kepadanya.

   "Bik Fatimah udah mau pulang?" Tanyaku ketika aku baru saja turun dari motor dan berpapasan dengannya.

   "Iya neng, pekerjaan rumahnya sudah selesai, tapi masak belum karena kan waktu pagi neng sempet pesen kalau masak untuk makan malam nanti biar sama neng Zulfa aja" jawabnya.

   Aku mengangguk sebagai jawaban. "Oh iya Bik, nggak apa-apa, terimakasih ya bik"

   "Iya neng sama-sama, Bibik pamit dulu ya neng. Assalamualaikum"

   "Iya, waalaikum salam. Mau Zulfa anter pake motor bik?" Tawarku.

   "Oh tidak usah neng, rumah Bibik deket ko dari sini" jawabnya ramah.

   "Beneran Bik gak apa-apa?" Tanyaku memastikan.

"Iya"

   "Oh yasudah, hati-hati ya Bik, sampai jumpa besok lagi ya Bik"

   Bik Fatimah hanya tersenyum sebagai jawaban lalu ia segera pergi dari hadapanku, begitupun denganku aku segera masuk kedalam rumah tepatnya masuk kedalam kamarku untuk membersihkan badan dan mengganti pakaian.

   Setelah mengenakan pakaian daster rumahan biasa aku langsung pergi kedapur untuk memasak makanan untuk makan malam, malam ini. Aku harap malam ini ia akan sudi menyantap makanan yang kubuat, aku ingin meluluhkan hatinya dan aku ingin meminta sedikit ruang dihatinya, meski ia hanya menganggapku sebagai adiknya tak masalah bagiku yang penting aku tidak dibenci olehnya. Tidak, aku tak berniat mengganti posisi Kak Hulya dihatinya, aku hanya ingin ia berhenti membenciku karena sungguh rasanya sakit dibenci suami sendiri.

   Hampir satu tahun aku hidup bersama Kak Azzam ketika mendiang Kak Hulya masih ada dan sangat tidak mungkin jika aku tidak mengetahui tentang makanan yang ia sukai dan tidak ia sukai. Ia sangat tidak menyukai makanan yang berasal dari laut seperti sefood dan ikan, akan tetapi ia sangat menyukai sayur-sayuran. Seperti bayam misalnya, bahkan sayur bayam adalah makanan kesukaannya.

   Aku mengambil bayam dan bahan lain yang tersedia di dalam kulkas, aku memotong-motong daun dan batang daun bayam menjadi lebih kecil. Selesai mencucinya ku masukan bayam tersebut kedalam panci yang sudah terisi dengan air mendidih dan bahan sayur lainnya.

   Selesai memasak sayur bayam aku kembali memasak lauk-paku lainnya sebagai pelengkap makan malam kali ini. Selesai memasaknya aku segera menyiapkannya diatas meja makan.

   Tak terasa waktu begitu cepat berlalu suara azan maghrib telah berkumadang. Sembari menunggu Kak Azzam pulang dari kantor, aku memutuskan untuk melaksanakn sholat Maghrib terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan membaca Al-qur'an. Suara Azan Isya kembali terdengar, ku sudahi bacaan qur'anku untuk melaksanakan sholat Isya. Selesai melaksanakan shalat Isya dengan bergegas aku mengganti pakaianku dengan abaya dan khimar berwarna hijau tosca senada. Tak lupa aku sedikit memoleskan bedak dan memberi warna pada bibirku agar tidak terlalu pucat dan terkesan aneh.

Tangisan Hujanku Kde žijí příběhy. Začni objevovat