Chapter 06.

48.4K 3.2K 63
                                    


Kalau udah baca wajib/kudu Vote sama Comment ya😉

🌱🌱🌱

Zulfa Pov.

Aku terbangun dari tidurku karena ada sinar matahari yang masuk dari kamar jendelaku. Aku buka mataku perlahan dan setelah terbuka sempurna aku melihat Bik Fatimahlah yang membuka korden jendela kamarku.

"Enguh..." lenguhku saat membuat Bik Fatimah membalikkan badanya kearahku.

"Allhamdulilah neng Zulfa udah sadar...?" Tanyanya padaku sambil berjalan kearahku.

Aku tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban. Aku berusaha bangun dari tidurku, aku melihat bajuku sudah diganti dengan pakaian tidur. Aku berfikir siapa yang mengantikannya semalam, dan kenapa aku bisa sampai ada ditempat tidur, bukannya tadi malam aku pingsan dikamar mandi. Dan gak mungkin ini semua Bik Fatimah yang lakuin karena kan Bik Fatimah selalu datang pagi, apa yang ngelakuin ini semua kak Azzam.

"Ini neng diminum dulu susunya..." ucap Bik Fatimah membuyarkan lamunanku.

Aku mengambil susu yang diberikan Bik Fatimah padaku, aku meminumnya sampai tandas tak tersisa setetespun karena jujur aku sangat haus. "Bik... Zulfa boleh bertanya sesuatu...?" Tanyaku sambil mengembalikan gelas susu tadi pada Bik Fatimah.

"Tanya apa...? Kalau mau bertanya jangan nanya dulu... tanya-tanya aja neng jangan sungkan sama Bibik mah..." jawbnya sambil tersenyum.

"Ta... tadi malam siap yang ganti baju Zulfa sama pindahin Zulfa ke kasur...?" Tanyaku sedikit ragu-ragu.

Mendengar pertanyaanku Bik Fatima tersenyum. "Yang ganti baju neng itu bibik... tapi yang bawa neng ke tempat tidur... bibik gak tahu tapi kayanya Den Azzam deh soalnya, Den Azzam telpon Bibik pagi-pagi sekali karena katanya dia bilang kalau neng pulang larut terus kehujanan, neng pingsan dan Den Azzam gak berani buat ganti pakaian neng..." jelas Bik Fatimah padaku.

"Kehujanan...?" Tanyaku tak percaya.

"Iya..." jawab Bik Fatimah. "Maaf neng sepertinya Bibik harus segera keluar soalnya pekerjaan Bibik masih banyak diluar..." lanjut Bik Fatimah, aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Aku tidak percaya pada kak Azaam kenapa dia sampai berbohong. Apakah dia tidak menyesali perbuatannya padaku, kenapa kamu begitu jahat kak.

"Kamu jahat kak..." ucapku lirih, dan satu tetes air mataku jatuh begitu saja.

****

Author Pov.

Sementara disisi lain Azzam keluar dari kamarnya tepat saat Fatimah juga keluar dari kamar Zulfa.

"Bik... bagaimana keadaannya...?" Tanya Azzam pada Fatimah.

Fatimah tersenyum. "Allhamdulilah neng Zulfa udah membaik den..."

Azzam hanya mengangguk sebagai jawaban lalu pergi berjalan ke arah meja makan untuk sarapan pagi.

Azzam melahap nasi goreng yang dibuat Fatimah dengan sangat lahap, sampai Azzam berhenti melahap makanannya ketika ia menyadari ada seseorang yang datang dan berdiri tepat di hadapannya.

Tangisan Hujanku Donde viven las historias. Descúbrelo ahora