Chapter 05

53.7K 3.3K 52
                                    

Abis baca harus Vote dan Comment ya😉

🍀🍀🍀

Menangis hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini, ketika mengingat apa yang baru saja Kak Azzam lakukan kepadaku. Kotor, hina, tak berguna aku merasa diriku sekarang kotor, aku jijik dengan tubuhku sendiri. Mas Azzam telah mengambil kehormatanku yang telah aku jaga selama 23 tahun. Aku kecewa, hatiku sakit meski Mas Azzam kini adalah suamiku dan halal bagiku, tapi ketika ia mengambil haknya, bukanlah aku dan namanku yang ada didalam pikiran dan yang selalu ia sebut tapi nama Kak Hulya.

Aku merangkak turun dengan hati-hati dari tempat tidur Kak Azzam takut membuatnya terbangun dari tidurnya lalu kembali marah padaku karena melihatku ada dikamarnya bahkan sampai tidur satu ranjang dengannya, dengan pakaian yang berantakan seperti ini.

"Oh Ya Allah sakit, hiks" ucapku ketika daerah kewanitaanku terasa sangat ngilu dan sakit tapi tidak lebih sakit dari hatiku.

Aku berjalan memungut hijabku yang terlempar jauh dari tempat tidur, setelahnya aku langsung pergi dari kamar Kak Azzam dengan cara jalan yang tidak normal.

Sampai dikamar aku langsung menutup pintu dan menguncinya, aku takut bahkan sangat takut jika kejadian ini akan terulang lagi. Cukup jangan lagi, semoga kejadian ini tidak akan pernah terulang lagi, tidak jangan ya Allah aku takut dan sangat takut.

Aku melirik jam digital yang tersimpan dimeja belajarku, 02:32. Setelah melihatnya aku langsung pergi kearah kamar mandi. Aku ingin membersihkan jejak-jejak kak Azzam ditubuhku, aku ingin menghilangkannya dengan cara apapun itu jejak kak Azzam harus hilang dari tubuhku.

Aku berdiri dibawah guyuran sower dingin, aku mengambil sabun batang dan mulai menggosok-gosokan sabun batang ini ketubuhku. Aku terus mengosok dan mengosoknya dengan berurai air mata, dan karena aku terlalu kencang menggosoknya sampai-sampai tubuhku berubah jadi merah dan jejak kak Azzam sama sekali tidak hilang dari tubuhku. Aku cape dan akhirnya aku luruh dibawah guyuran sower, aku memeluk diriku sendiri saat mengingat keberutalan kak Azzam padaku, aku takut sangat takut.

Aku terus saja menangis tersedu dibawah guyuran air dingin ini. Aku tidak memperdulikan dingin yang terasa sangat menusuk pada kulitku, bolehkah aku memilih untuk Allah menjemputku saja hari ini.

****

Author Pov.

Dibawah guyuran sower Zulfa terkulai lemas karena rasa dingin yang sangat luar biasa membuat Hipotermia yang diderita Zulfa kambuh.

Sementara disisi lain, Azzam terbangun dari tidurnya karena ada rasa tidak enak pada tubuhnya. Setelah Azzam membuka matanya sempurna ia merasa kaget dan heran kenapa ia bisa ada dikamarnya dan dia sama sekali tidak mengenakan pakaian apapun. Azzam tampak berfikir mengingat kejadian sebelum ia bisa sampai dikamarnya, tapi sayang Azzam sama sekali tidak bisa mengingat apapun. Yang ia ingat hanya saat Teguh teman sekaligus sekertarisnya dikantor mengajaknya kesebuah Club malam dan Teguh memberinya minuman yang rasanya sangat aneh dilidah Azzam dan setelah itu Azzam tidak ingat apa-apa lagi.

"Apakah aku mabuk...?" Tanyanya pada diri.

"Oh shitt.... pasti iya bodoh... dan apa yang sudah aku lakukan kenapa kamar ini begitu berantakan dan ini...?" Tanyanya lagi pada diri sendiri sambil melihat pada badannya yang polos tanpa benang sehelaipun. "Tidak-tidak...."

Azzam dengan sigap langsung berdiri dari duduknya lalu turun dari tempat tidur, Azzam memungut pakaiannya satu persatu lalu mengenakannya lagi dan tepat saat Azzam akan mengambil kemeja putihnya, Azzam melihat sebuah noda merah seperti darah di sprai putih tempat tidurnya.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now