Chapter 28

70 19 50
                                    

Mereka masih mematung melihat seseorang di hadapan mereka itu.

"Mark." Gumam Daniel pelan.

Merasa terkejut karena melihat adanya Mark, Jungkook yang berada di jok kemudi tiba - tiba langsung menancap gas, bermaksud akan menghindar dari Mark.
Namun, mobil mereka tidak bisa jalan, seperti tertahan oleh sesuatu.

"Ayolah!" Sentak Jungkook keras sambil terus menginjak gas, namun mobil mereka tetap tidak mau bergerak.

Mereka semua langsung berkeringat dingin dan mereka kembali menatap laki - laki dihadapan mereka.

Laki - laki itu tersenyum licik kemudian dia sedikit berjalan ke arah mereka kemudian memukul kap mobil depan mereka.

"Turun."

Satu kata yang keluar dari mulutnya sukses membuat mereka bergidik ngeri. Seperti dihipnotis, mereka langsung turun satu per satu, mengikuti perintah lelaki itu. Mereka semua keluar, dan apa yang mereka lihat sekarang sungguh tidak bisa mereka percayai.

Di samping Mark, beberapa orang langsung muncul begitu saja, dan mereka kembali terkejut melihat siapa mereka.

Ada Kim Jungwoo, Jia Er, Si Cheng, Cheng Xiao, Roa, dan beberapa teman di sekolah mereka, yaitu Wooseok, Minhyun, Haechan, dan Jimin.

Mereka semua menatap keduabelas orang itu dengan tatapan tajam dengan senyuman licik terpampang di wajah mereka.

'Gak mungkin! Kenapa mereka masih hidup?'

"Wooseok.." gumam Guanlin pelan sambil melihat Wooseok dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Wooseok adalah salah satu teman terdekat Guanlin saat di sekolah.

Sepuluh orang yang berada dihadapan mereka itu sekarang kembali menatap mereka dengan tajam.

Laki - laki yang mereka kenal dengan nama Mark itu tiba - tiba mengisyaratkan mereka bersembilan untuk mengepung keduabelas orang itu.

Sembilan orang itu langsung berjalan mengelilingi mereka berduabelas itu. Donghyun, Daniel dan Jaemin langsung menarik Bethany, Stephanie, Tiffany dan Ravelline untuk berada di tengah - tengah mereka.

Mark langsung menghampiri mereka.

"Kalian pasti tau aku siapa." Katanya dengan nada tegas.

Mereka berduabelas tidak menjawab. Mereka hanya menatap Mark dengan tajam.
Mark hanya tersenyum licik.

"Mark. Musuh terbesar kepala sekolah kalian. Ckckckck. Bagaimana bisa cecurut itu mengirimkan duabelas anak - anak kecil ini untuk melawanku? Hahahahahaha." Katanya sambil menatap mereka dengan tajam.

"Asal kalian tau, kepala sekolah kesayangan kalian itu bahkan sudah mati di tanganku, apalagi kalian anak - anak muda yang masih tidak tahu apa - apa tentangku. Dasar Taehyung BODOH!" Jerit Mark tiba - tiba. Mereka semua membulatkan mata mereka tatkala mendengar bahwa Master mereka sudah tiada.

Mark berjalan mendekati mereka berduabelas. Tiba - tiba saja, tangan Mark terulur menuju Tiffany lalu mencengkeram rahang Tiffany dengan keras.

"Argh!"

"Huh, LEMAH! Dia bahkan kesakitan saat aku hanya mencengkeram rahangnya. Hahahahaha! Wooseok! Haechan! Jimin! Minhyun! Lihatlah teman - teman kalian ini? Bisa apa mereka hah?" Omong Mark panjang lebar kemudian menghempas rahang Tiffany dengan kasar. Kemudian dia langsung melihat keempat pemuda disana. Empat pemuda itu hanya menyunggingkan senyuman.

"Jaga omongan lo keparat!" Celetuk Guanlin tiba - tiba kepada Mark karena dia sudah tidak tahan dengan perlakuan Mark.

Mark langsung menatap tajam Guanlin.

"Kau jangan bermain - main denganku!"

"Kita gak takut sama lo!" Jawab Taeyong lagi.

"Oh, jadi kalian berani? Baiklah! Aku sendiri juga sudah tidak sabar membunuh kalian. Hahahahaha, tidak apa, lagian aku juga bisa mendapat tambahan elemen pemberian Taehyung bodoh itu." Kata Mark dengan intonasi kejam.

Mark kemudian langsung menatap sembilan anak buahnya.

"Let the war begin, shall we?" Gumam Mark pelan. Kesembilan orang itu langsung mengangguk cepat dengan smirk yang masih tercetak di wajah mereka masing - masing.

"Serang."

Hanya satu kata dari mulut Mark yang menandakan perintah mutlak, kesembilan orang itu langsung berlari menuju arah mereka berduabelas. Langsung saja mereka berduabelas juga mengeluarkan senjata - senjata yang sudah mereka ambil sebelumnya dan juga mereka mengandalkan elemen mereka.

Mereka berduabelas langsung berpencar begitu saja, masing - masing menghadapi musuh.

Suara tembakan - tembakan memenuhi seluruh padang pasir itu. Ternyata padang pasir ini adalah jebakan dari Mark. Padang pasir ini sengaja diciptakan seperti sebuah battle field yang menarik, supaya Mark lebih mudah melakukan serangan kepada mereka yang menurut Mark adalah penganggu dalam rencana kejahatannya itu.

Mark hanya tersenyum melihat mereka yang sudah mulai bertarung, kemudian dia menghilang. Dia yakin bahwa anak - anak buahnya bisa melenyapkan anak - anak asuhan Taehyung itu dalam sekejap.

Disana, mereka mati - matian menghindari serangan dari machine gun yang digunakan Haechan itu.

"ARGHHHH!" Jerit Taeyong kesal dan terus menembak sembarang arah.

"AWAS! JANGAN SALAH NEMBAK ORANG!" Jerit Jaemin ketika menyadari Taeyong sudah tidak terkendali.

Taeyong langsung menghela nafas kasar kemudian memejamkan matanya sebentar, berusaha fokus.

Sementara disisi lain, Wooseok berlari menuju Guanlin, Stephanie dan Jaemin dan langsung melayangkan tembakan menuju mereka yang juga sedang berusaha menembak Jungwoo.

DOR! DOR!

Dua suara tembakan dari arah belakang berhasil mengejutkan mereka. Mereka langsung berbalik ke belakang dan menemukan Wooseok berdiri sambil mengacungkan senjatanya.

"Wooseok.." Guanlin bersuara sambil melihat Wooseok dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Anehnya, raut wajah Wooseok tiba - tiba berubah setelah mendengar Guanlin memanggilnya. Raut wajahnya langsung berubah menjadi teduh.

'Jangan pedulikan dia! Ingat! Kau sudah bersepakat denganku! Kau tidak boleh melanggar janjimu denganku! Dia bukan Guanlin! Mereka bukan teman - temanmu! Mereka adalah musuhmu!'

Tiba - tiba, Wooseok langsung memejamkan matanya, merasakan ada orang yang berbicara seperti itu kepadanya, kemudian dia kembali menatap Guanlin dengan tatapan yang tajam dan penuh kebencian.

"Mati lo!" Kata Wooseok sambil mengacungkan senjatanya ke Guanlin.

DOR! DOR! DOR!

Guanlin menutup matanya ketika mendengar tiga suara tembakan yang dilayangkan menuju arahnya.

SREKKK!

Guanlin membuka matanya kembali karena dia merasa seperti diseret.

"FOKUS GUAN! Dia bukan Wooseok lagi. Wooseok yang kita kenal gak seperti itu!" Jerit Jeno tepat di depan wajah Guanlin, membuat Guanlin membulatkan matanya. Ternyata yang menyeretnya adalah Stephanie dan Jeno.

Mereka saling menatap sebentar, kemudian Stephanie memukul dahi Guanlin pelan.

"Fokus Guan!" Kata Stephanie kemudian bangkit kembali, berlari menuju Tiffany, Ravelline dan Bethany untuk membantu mereka.

Guanlin kemudian berdiri dibantu Jeno.

"JANGAN MELAMUN!" Guanlin kemudian bangkit mendengar teriakan Jungkook disana. Dia dan Jeno langsung terburu - buru ikut menembak.

'Fokus! Mereka bukan lagi orang yang kalian kenal.'

==================================

To Be Continue

[✔] Abettor.Where stories live. Discover now