Chapter 17

74 23 64
                                    

"Semuanya ambil senjata masing - masing!" Teriak Donghyun kemudian menginjak pedal gas guna kecepatan mobil bertambah.

Mereka yang mendengar titah Donghyun langsung mengambil senjata untuk mereka masing - masing.

Guanlin mengambil sebuah sniper dan mengopernya ke Roa.

"Hati - hati. Lo bisa pakai senjata kan?" Tanya Guanlin ke Roa dan dijawab anggukan Roa.

'Padahal sniper adalah senjata yang kusukai'

Ravelline kemudian mengambil sebuah shotgun dan mengopernya ke Stephanie yang sekarang masih hanya bisa duduk karena kondisinya yang belum pulih.

DOR! DOR! DOR!

DDRRRRTTT!

Peluru machine gun itu kini telah mengenai mobil mereka.

Mereka pun kembali melayangkan peluru ke arah dimana asal peluru machine gun itu keluar.

DOR!DOR!DOR!

Donghyun semakin melajukan kecepatan mobilnya dan tiba - tiba saja, suara tembakan itu sudah tidak ada.

Aneh sekali.

Donghyun langsung mengerem mobil dan mobil mereka berhenti.

"Hahhh.."

"Kenapa berhenti?" Tanya Jeno.

"Gantian nyetir dong. Capek. Kalian semua gak papa kan?" Tanya Donghyun.

"Aman." Jawab semuanya.

"Sini gue aja yang nyetir." Kata Jaehyun dan segera berpindah posisi dengan Donghyun.

"Roa gak papa kan?" Tanya para lelaki dan langsung menghampiri Roa.

"Enggak. Gue baik - baik aja." Jawab Roa diiringi senyuman. Kemudian, dia balik ke belakang, menghadap ke arah Bethany dan Ravelline.

"Kalian gak papa kan?" Tanya Roa dengan senyuman dan tatapan khasnya.

Bethany dan Ravelline cuma menjawabnya dengan memberikan isyarat tangan 'oke'.

Sedangkan Stephanie kembali berbaring di jok mobil karena dia mulai merasa pusing.

"Beth, kepala gue pusing lagi." Kata Stephanie dan Bethany langsung menghampiri Stephanie dengan raut wajah yang panik.

"Loh Steph kenapa pucat? Pusing banget ya?" Tanya Bethany dengan panik. Ravelline dan Tiffany pun langsung berdiri dan berjalan menuju Stephanie.

"Jaem, bantu gue heal Steph dong." Kata Bethany kemudian Jaemin cuma menatapnya dengan datar dan berjalan menuju Stephanie dengan langkah malas.

Jaemin menatap Stephanie sebentar.

"Kan lo bisa sih Beth. Beri aja obat sakit kepala kalo memang belum sembuh." Kata Jaemin datar kemudian kembali lagi ke tempat asalnya tadi.

Keempat gadis itu hanya bisa menatap Jaemin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Apa apaan sih Jaemin." Gumam Bethany pelan kemudian langsung beranjak meng-heal Stephanie dan memberikannya obat sakit kepala, kemudian menyuruhnya untuk tidur.

Abettor

"Gue curiga masa cowok - cowok diapa - apain coba sama Roa?" Bisik Bethany ke Tiffany, Ravelline dan Stephanie yang masih belum tidur.

Mereka melihat rata - rata dari mereka sudah tidur, dan Jungkook lah yang masih terjaga.

"Mereka aneh banget sih beneran." Kata Tiffany.

Kemudian mereka beralih menatap Stephanie yang sedang terbaring.

"Kenapa Steph gak sembuh - sembuh ya?"

"Mungkin lukanya dalam, jadi butuh waktu yang lebih lama untuk sembuh. Nih kalian tengok aja kaki gue, masih ada bekas goresannya." Kata Tiffany kemudian menunjukkan kakinya ke Bethany dan Ravelline. Stephanie hanya diam menyimak mereka.

"Iya sih."

SREK!

Tiba - tiba, suara rerumputan di sebelah mobil mereka yang sedang terparkir itu berhasil mengejutkan mereka berempat.

"Suara apa itu?" Tanya Bethany.

Tiffany langsung berdiri dan berusaha mencari - cari sumber suara itu.

KRAK!

Suara itu kembali terdengar. Segera, Ravelline dan Tiffany langsung mengambil senjata, Stephanie langsung bangkit untuk duduk, dan Bethany membangunkan yang lainnya.

"Hey! Hey! Bangun! Gue rasa ada musuh disini."

Semuanya langsung bangun, tapi masih dalam alam bawah sadar mereka masing - masing.

"Siapkan senjata kalian." Kata Tiffany.

Mereka semua mengernyit dengan heran dan menatap Tiffany dengan datar, seolah - olah tidak percaya.

Tiba - tiba, Stephanie melihat ada senjata yang mengarah ke arah Jeno di balik semak - semak.

"Jeno awas!" Kata Stephanie dan melayangkan peluru dengan senjata yang sudah dia pegang sebelumnya melalui celah mobil menuju ke arah senjata yang tadi ditodong ke Jeno.

Namun, naasnya, peluru itu mengenai punggung Roa. Entah peluru yang ditembaknya meleset atau Roa yang sengaja mendekat ke peluru dari senjatanya agar peluru itu mengenainya.

Mereka semua terkejut dan langsung menghampiri Roa yang kesakitan. Bahkan Stephanie sendiri juga sama terkejutnya.

"LO SENGAJA YA?" Teriak Jeno ke Stephanie tiba - tiba, membuat Stephanie tersentak.

"Enggak! Tadi ada senjata yang mengarah ke lo dan gue berusaha menembak kesana, tapi-" belum selesai Stephanie menjelaskan apa yang terjadi, kata - katanya langsung dipotong oleh Jeno.

"ALAH! GAUSAH BANYAK ALASAN! GUE TAHU LO GAK SENANG SAMA ROA DARI AWAL, JADI LO MAU BUNUH DIA KAN?!" Teriak Jeno dengan penuh amarah kepada Stephanie.

Tiffany, Bethany dan Ravelline cuma bisa terdiam melihat Jeno yang sedang marah itu.

Mereka tahu semuanya. Mereka melihat Roa dengan sengaja mendekat ke peluru itu supaya peluru itu mengenainya.

Stephanie juga marah. Bisa dilihat wajahnya kembali menampakkan raut muka dingin sambil menatap Jeno dengan amarah.

"Roa, lo tau dari mana lo ditembak tadi kan?" Tanya Daniel dengan nada yang dihaluskan, menahan amarah.

"Gue gak tahu. Yang gue tahu, arah pelurunya dari arah sana." Kata Roa sambil menunjuk ke arah Stephanie.

"LO GAK LIAT TADI YANG NEMBAK CUMA GUE SEORANG? DASAR PEMFITNAH! APA KALIAN BUTA? GUE BERUSAHA MELINDUNGI JENO. JELAS - JELAS TADI ROA YANG MENDEKAT KE ARAH PELURU YANG GUE TEMBAK! TUDUH GUE AJA! SEMUA GUE YANG SALAH!" Teriak Stephanie tidak terima dan langsung bangkit, berjalan terseok - seok keluar dari mobil.

"Udah sengaja gamau ngaku lagi!" Sarkas Guanlin ke Stephanie.

Ketiga gadis itu langsung menyusul Stephanie yang berada di luar mobil untuk menenangkannya, meninggalkan para lelaki dengan Roa.

"Dasar gadis sialan!" Desis Jaehyun yang bisa didengar oleh Tiffany.

"Jaga mulut lo. Kalian pikir kita enggak lihat apa yang sebenarnya terjadi." Jawab Tiffany dengan nada yang tegas.

Sedangkan para lelaki cuma menatap mereka dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan, kecuali satu orang.

'Gue juga ngeliat yang sebenarnya.'

==================================

To Be Continue

[✔] Abettor.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang