Chapter 24

109 25 35
                                    

"Gue gak nyari masalah sama lo, jadi lo gausah ikut campur." Kata Donghyun dengan nada rendah, menatap mereka satu per satu dengan tajam, dan kemudian dia beralih menuju Bethany yang masih menangis itu.

"Kenapa kalian gak percaya sama kita?" Tanya Bethany kepada Donghyun di sebelahnya. Donghyun hanya bisa terdiam, memerhatikan mereka berempat.

"Mereka belum sadar." Jawab Donghyun singkat kepada Bethany setelah terdiam cukup lama.

"Apa maksud lo kita belum sadar? Harusnya lo yang ga sadar Donghyun!" Teriak Taeyong kepada Donghyun sembari menendang batu kerikil di tanah, yang naasnya tepat mengenai tubuh Donghyun.

"BUKA MATA KALIAN BAJINGAN! JANGAN TERPENGARUH DENGAN GADIS ITU SAMPAI MEMBUAT KALIAN GAK BISA BERPIKIR DENGAN WARAS!" Jerit Donghyun langsung kepada mereka semua. Donghyun sudah berada di batas kesabarannya sekarang.

Stephanie kembali menatap tajam Roa yang sedang berakting menangis disana. Dia tidak menyangka gadis itu merusak semuanya. Seolah tahu sedang diperhatikan oleh Stephanie, Roa juga menoleh ke arahnya dan tersenyum penuh kemenangan kepadanya.

'Bangsat! Benar - benar gadis bangsat!'

Tiba - tiba, Tiffany bangkit, berdiri tegak menghadap ke mereka semua. Matanya menatap tajam ke arah Roa dan para lelaki yang berkumpul di dekatnya. Dari sorot matanya saja bisa disimpulkan bahwa Tiffany sedang dalam emosi yang tidak akan bisa terkendali. Kemudian, angin berhembus sangat kencang sampai debu di tanah ikut menyatu bersama angin itu, sampai mereka tidak bisa melihat dengan jelas karena sangat kabur.

Mereka semua mati - matian menutupi wajah mereka agar tidak diterpa badai angin yang diciptakan oleh Tiffany itu.

"Tif! Stop! Tenangin diri lo!" Jerit Ravelline yang sudah tidak tahan.

Merasa kondisi sudah mulai panas sekaligus aman, Roa diam - diam langsung melayangkan peluru menuju sembarang arah.

DOR! DOR! DOR!

Tiga peluru yang dilayangkan hampir saja mengenai Guanlin, Bethany dan Donghyun.

Tiffany yang terkejut pun langsung melihat ke sekitar, dan badai angin tadi langsung lenyap begitu saja.

Guanlin langsung menatap Tiffany dengan tatapan membunuh.

"SIALAN! LO MAU BUNUH KITA DENGAN CARA BEGINI?" Teriak Guanlin tiba - tiba membuat keempat gadis itu kembali tersentak.

"APA - APAAN MAKSUD KALIAN HAH?!" Teriak Jungkook juga karena sudah terbawa emosi.

Tiffany hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala mereka, tak mampu untuk menjelaskan apa yang terjadi karena dia sendiri juga tidak tahu siapa yang menembak. Ravelline, Stephanie dan Bethany juga terkejut dengan apa yang barusan terjadi ini.

Ujung mata mereka tiba - tiba langsung menangkap Stephanie yang sedang terduduk disana sambil mengusap air matanya dengan kasar, kemudian langsung terisak. Ravelline dan Bethany yang disebelahnya juga ikut terisak.

Diam - diam, Roa kembali menjalankan aksinya.

DOR! DOR! DOR!

Tiga tembakan kembali mengenai batang pohon. Mereka langsung saja melihat ke sekitar, berusaha mencari siapa yang menembak.

"HAHAHAHA."

Roa tertawa keras, membuat mereka semua mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Haduh... Gue udah capek sama nih drama, enggak ada habisnya hahahaha." Kata Roa sambil berdiri dan langsung menampilkan smirk kepada mereka semua.

[✔] Abettor.Where stories live. Discover now