Chapter 12

75 26 50
                                    

"APA YANG KALIAN LAKUKAN KE MEREKA?" Tanya Taeyong langsung kepada mereka, melihat darah yang cukup banyak di baju mereka.

Mereka pasti terkejut melihat darah yang cukup banyak di baju mereka. Pasti mereka khawatir terhadap keempat gadis yang diculik oleh mereka itu.

"Ternyata anak - anak yang diutus Taehyung tidaklah buruk. Benar bukan,
哥哥*?" Lanjut perempuan bertubuh montok dan rambut coklat legamnya itu dengan smirk yang tidak lepas dari wajahnya.

*哥哥 = kakak laki - laki.

Bisa mereka simpulkan bahwa ketiga orang dihadapan mereka sekarang ini adalah orang Chinese.

"Huh sebelum kita menyerang, sebaiknya kita berkenalan dulu gimana, 妹*?" Kata satu lelaki berambut pink kecokelatan di samping perempuan itu.

*妹 = adik perempuan

"Ide bagus!" Kata perempuan itu kemudian berjalan lebih mendekati mereka berdelapan.

"Cheng Xiao. Disamping ini adalah kakak - kakakku, Si Cheng dan Jia Er." kata perempuan itu singkat dan kemudian langsung saja melempar bola api ke arah mereka. Kedua lelaki itu mengeluarkan senjata yang mereka dapat entah darimana.

"Hati - hati. Gue rasa yang perempuan memiliki elemen api dan lainnya memiliki kemampuan berlari cepat. Itu sebabnya mereka memiliki cahaya merah dan hitam di dahi mereka." Kata Taeyong kepada mereka semua dan tanpa sadar, Jia Er telah berdiri di hadapannya dan tersenyum menyeringai.

"Membicarakan kami?" Kata Jia Er dan langsung menodongkan senjata ke arah Taeyong.

DOR!

Beruntung, Taeyong masih bisa menghindar dan langsung mengeluarkan senjatanya.

"Kalian hati - hati! Salah satunya memakai senjata!" Teriak Taeyong ke mereka.

DOR! DOR! DOR!

3 tembakan dilayangkan Guanlin menuju Si Cheng, tapi ketiganya meleset.

'Sial! Dia berlari begitu cepat!'

Tiba - tiba, dari arah belakang, sebuah benda tajam dingin berada di permukaan kulit leher Guanlin.

"Mati kau!" kata Si Cheng dan menggunakan pisaunya untuk menusuk leher Guanlin.

DOR!

Sebuah tembakan mengenai dahi Si Cheng dari sniper Jungkook.

"ARRGHH!"

Si Cheng berteriak kesakitan dan tiba - tiba saja, dahinya mengeluarkan cahaya berwarna hitam dan berkepul di udara , kemudian cahaya itu hilang begitu saja. Si Cheng sudah terkapar lemas dan terbatuk - batuk. Dahi dan mulutnya mengeluarkan darah akibat peluru Jungkook tadi.

Tidak salah lagi, Jungkook yakin titik kelemahan mereka ada di dahi mereka.

"Semuanya! Bidik dahi mereka. Dahi mereka adalah titik kelemahan mereka." Teriak Jungkook. Mereka semua mengangguk mengerti dan berusaha membidik dahi mereka.

WUUUSH!

"Kau berusaha membidikku huh?" Kata Jia Er tepat di telinga Jeno dan langsung menembak tepat di punggung Jeno.

DOR!

Jeno langsung terduduk dan menjerit kesakitan, segera memegang dan menekan punggungnya supaya darah yang keluar tidak terlalu banyak.

"Jeno!" Jaemin langsung menghampiri Jeno dan membantu dengan kekuatan heal-nya.

Abettor

Disisi lain, Daniel dan Taeyong berusaha melawan Cheng Xiao, perempuan yang berelemen sama dengan mereka. Cheng Xiao sangat lihai dalam memainkan api. Sedari tadi, Daniel dan Taeyong hampir terkena tembakan bola api darinya. Mereka pun kembali membalas Cheng Xiao dengan bola api juga.

Mereka menyerang terus, berusaha fokus dengan Cheng Xiao supaya tidak menyerang yang lain.

Namun, api yang akan Daniel lempar ke Cheng Xiao malah meleset ke sebuah pohon yang didekat Cheng Xiao. Pohon itu terbakar dan langsung jatuh,

Menimpa Cheng Xiao.

Cheng Xiao menjerit kesakitan. Bukan karena api yang mengenainya, namun setengah badannya yang tertimpa pohon yang cukup besar.

"YAH! 妹妹! 弟弟! 快点起来! 你们不可以使*!" Teriak Jia Er melihat kedua saudaranya sudah terkapar lemas dan tidak bisa menyerang lagi.

*Yah! Adik (perempuan)! Adik (laki - laki)! Cepatlah bangun! Kalian tidak boleh mati!*

Daniel dan Taeyong langsung meninggalkan Cheng Xiao dan membantu Donghyun dan Jaehyun yang sedang melayangkan peluru ke Jia Er.

"KALIAN HARUS MENANGGUNG AKIBATNYA KARENA TELAH MEMBUAT KEDUA SAUDARAKU HAMPIR MATI!" Teriak Jia Er dengan penuh amarah ke mereka dan langsung menembak senjatanya asal - asalan.

Seperti banteng yang melihat kain merah.

"KALIAN SUDAH MENCULIK TEMAN KAMI! KAMI TIDAK PERNAH MENCARI MASALAH DENGAN KALIAN!" Teriak Taeyong dan langsung menembak Jia Er.

Mereka semua berusaha menghindar dari tembakan Jia Er yang bisa dibilang sudah kelewatan batas.

DOR! DOR!

Tembakan untungnya meleset dan meleset terus. Guanlin yang amarahnya sudah memuncak langsung mengambil senjatanya dan memukul kepala Jia Er dengan keras.

Jia Er jatuh dan terkapar di jalan. Dia berusaha untuk bangkit kembali namun dadanya diinjak dan ditahan oleh Daniel, sedangkan Taeyong, Donghyun, Jaehyun, Jungkook dan Guanlin berdiri di sekelilingnya sambil menodongkan senjata ke arah Jia Er.

"Katakan dimana kau menculik teman kami!" Kata Daniel dengan amarah.

"Hah! Apa aku perlu mengatakannya? Mungkin gadis - gadis itu sudah di neraka sekarang. Kalian tahu, tadi aku bahkan bermain - main dengan mereka. Menggores wajah mereka, kaki dan tangan mereka. Oh sungguh merdu teriakan mereka tadi. Untung saja aku baik hati tidak membunuh mereka langsung. Emang ka-"

"Bajingan!" Potong Guanlin dan berancang - ancang akan menembak Jia Er, namun ditahan oleh Donghyun.

"Sabar. Kalau kita bunuh dia, kita gak akan bisa nemuin mereka. Dia yang tadi menculik mereka." Bisik Donghyun ke Guanlin kemudian Guanlin langsung menurunkan senjatanya.

Mereka semua sudah menahan amarah mendengar kata - kata Jia Er tadi.

"Cepat katakan." Sentak Daniel dan semakin menginjak dada Jia Er semakin keras, membuatnya terbatuk - batuk.

"Tidak! Hahahahaha!" Seru Jia Er kembali dengan senyuman liciknya yang seolah - olah tidak bisa lepas dari wajah tampannya itu.

Nafas mereka semua memburu. Tiba - tiba saja, Jeno yang sudah diobati dan Jaemin keluar dari mobil mereka sambil berjalan kearah Cheng Xiao, tak lupa dengan senjata di tangan mereka dan tatapan tajam yang dilayangkan kepada Jia Er.

Sepertinya mereka mendengar semuanya.

"Cepat katakan atau adikmu yang manis ini akan kubunuh di depan matamu." Kata Jaemin dengan amarahnya yang sudah memuncak dan menodongkan senjatanya ke arah Cheng Xiao yang masih bernafas.

Jia Er terlihat terkejut.

"Ja-jangan! O-oke aku akan memberitahu kalian! Masuk saja ke dalam hutan itu dan belok ke arah barat." Kata Jia Er dengan nafas yang tersenggal - senggal karena injakan Daniel yang makin terasa sangat berat di dadanya.

Mereka yang mendengarnya langsung berlari masuk ke dalam hutan yang tadi ditunjuk Jia Er.

Namun, sebelum masuk, mereka mendengar Jia Er berteriak ke mereka,

"KALIAN AKAN MATI DI TANGAN MARK!"

==================================

To Be Continue

[✔] Abettor.Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt