Realita

58.2K 4.6K 194
                                    

Dua hari yang indah, menikmati semua keindahan di negara impian Bearista dan Abid. Sebelum berangkat bekerja Bea menyempatkan diri mendekati bola dunianya, lalu mengambil jarum pentul dan menusuk satu titik di sana, tepat di negara yang baru saja ia kunjungi. Sepulang dari berlibur Abid menjadi sangat posesif, bahkan Abid selalu mengatakan bahwa Bea miliknya dan Bea harus menjaga pergaulan dengan laki-laki. Lebih parahnya, tidak boleh mengiyakan semua ajakan dari Lukas.

Bea melangkah memasuki kantor, meskipun pagi ini sedikit lemas ia tetap melaksanakan tugas sebagai karyawan. Abid juga yang mengantar Bea ke kantor. Selama Abid di rumah, Bearista tidak boleh berangkat atau pulang kerja naik motor, Abid akan mengantar dan menjemputnya.

“Woi!!!”

Pekikan serta satu tangan merangkul bahu membuat Bea terkejut. “Nay, kebiasaan deh bikin kaget.” Nayla hanya tersenyum lebar tanpa merasa bersalah.

Honeymoon yang ke berapa?” tanya Nayla.

“Apaan sih.”

Nayla mencolek dagu Bea. Ia sangat senang mendengar ternyata Bea kemarin berlibur dengan Abid. “Cie … jadi ke Formosa.”

“Nih.” Bea memberikan satu kotak khas negara Taiwan kepada Nayla, dikhususkan untuk sahabat baiknya.

“Asik! Thanks so much, Baby.”

“Sama-sama,” balas Bea. Bea menyuruh agar Nayla segera kembali ke mejanya, di sana ia melihat Lukas sudah masuk ke  kantor.

Saat Bea sedang membereskan meja kerja saat sosok pria bertubuh tegap menghampirinya. “Bearista,” panggilnya.

Bea mendongak, tumben sekali bosnya pagi-pagi sudah datang. “Iya, Pak?”

“Ikut ke ruangan saya, ada yang ingin saya bicarakan,” ucap Lukas.

“Baik, Pak.” Bea lalu beranjak untuk mengikuti bosnya. Sepertinya ada hal penting kali ini, ada rasa takut dalam diri Bea. Apa ia akan mendapat ceramah lagi dari Bos?

***

Di setiap pekerjaan sering kali kita dihadapkan oleh masalah, dalam sekala kecil atau besar. Seperti yang Bea rasakan sekarang, ternyata Lukas memanggil untuk menanyakan dokumen pengiriman barang dua bulan lalu. Bukan hanya tentang dokumen, tetapi ada sedikit kesalahan di sini.

“Kamu yakin sudah mengecek ulang semua dokumen sebelum barang itu dikirim?” tanya Lukas memastikan.

“Sudah, Pak. Pengiriman barang seperti biasa ke Cina, hanya beda alamat pabrik saja.”

“Masalahnya pihak sana memberitahu sudah lebih dari dua bulan barang dari kita belum sampai,” ucap Lukas.

“Belum sampai? Bagaimana bisa?” Bea heran, biasanya saat mereka mengekspor barang ke Cina kurang dari satu bulan pun sudah pasti sampai.

“Saya juga tidak tahu, coba kamu ingat-ingat lagi isi dokumen saat itu.”

“Saya masih hafal, Pak. Di situ tertulis jelas pengiriman ke Cina. Apa mungkin ada kendala cuaca di Cina sehingga barang kita belum sampai?” tanya Bea, wanita itu mengerutkan kening berbipikir keras.

TraveLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang