New Divide

59 12 0
                                    


Sesampainya mereka di rumah sakit, dua orang itu segera ditangani oleh paramedis.

Sedangkan dua orangnya lagi, Skandar dan Alex berada di ruang tunggu.

Di sisi lain, seorang lelaki asing sedang mengawasi mereka dari kejauhan tanpa mereka sadari.

Ia tak mengerti, mengapa ada sekelebat rasa penasaran yang begitu tinggi saat indra penglihatannya menangkap dua sosok yang asing baginya itu.

Sebelumnya ia merasa tak pernah mengalami hal seperti ini.

🥀🥀🥀


[Hana]

"Hana. Kau sudah baikan?" Alex mengagetkanku yang tiba-tiba masuk melalui balik tirai tempatku berada sekarang.

Aku dan Jack langsung dilarikan ke IGD. Saat itu kesadaranku sebenarnya sudah kembali, namun rasanya badanku tak mampu kugerakkan.
Aku dibawa menggunakan kursi roda, sementara saat kulihat ke arah Jack, ia juga sama sepertiku.

Ia segera mendudukkan diri di samping kananku.

"Tidak terlalu." Ucapku seadanya.

"Bagaimana dengan keadaan Jack? Apa ia sudah membaik? Di mana ia sekarang Lex?" Segera beranjak dari ranjangku saat teringat akan lelaki berambut hitam itu. Tetapi usahaku gagal, tungkaiku rasanya tidak sanggup menopang berat tubuh. Juga kepalaku seketika pening saat menginjakkan kaki di lantai marmer dingin itu.

Akhirnya aku kembali ke posisi berbaring di ranjang IGD ini.

Dokter yang menanganiku tadi menyuruhku agar tetap di sana hingga kondisiku membaik.

Namun sebenarnya aku penasaran dengan sahabatku ini, di mana lengannya itu sempat bersarang timah panas.

"Syukurlah, ia mulai membaik. Ia tepat berada di sebelahmu Han." Jelasnya mengarahkan sorot netranya ke samping kiriku.

Aku ingin sekali melihatnya.

"Tapi sekarang ia sedang tertidur, baru saja aku dari sana." Tutur Alex seraya menaikkan resleting jaketnya.

"Kau kedinginan ya?" Tanyaku  sebelum seorang suster menghampiri kami.

"Permisi, apa ada pihak keluarga atau wali dari pasien bernama Mr.Jack Wilford serta Ms. Havana Evelyn Brock?" tanya seorang perawat mengagetkan kami berdua.

Tanpa berpikir lama Alex segera menjawab,"I-iya saya wali dari mereka."

"Anda perlu mengurus administrasi dari tuan Wilford dan nona Brock agar dapat mengambil obat untuk penyembuhan mereka."  Ucap sang perawat yang tampaknya sudah cukup berumur.

"Oh, oke saya akan ke sana sekarang." Alex segera bangkit untuk melangkah ke tempat tujuannya.

Dan tanpa kusadari mataku kian mengantuk. Mungkin ini akibat obat bius pikirku. Hingga akhirnya aku terlelap.

🥀🥀🥀


Aku segera melangkah ke kursi yang kosong dan duduk. Ruang ini tidak begitu ramai, hanya ada beberapa keluarga pasien yang lalu lalang dan beberapa perawat serta dokter.

Mengingat jam segini sudah larut malam, tentu saja keadaan di sini sepi.

Pikiranku kembali melayang ke Jack.

Siapa yang menembaknya?

Apakah penembaknya adalah orang yang juga menguntit ku?

Atau dia juga orang yang memperhatikanku sewaktu berada di cafe tadi siang?

Black RoseWhere stories live. Discover now