Are You Ready?

57 7 0
                                    


Setiap dari mereka masih terbelenggu oleh kebisuan yang sedari tadi menemani. Berdiam diri pada benak masing-masing terhadap akar permasalahan yang sama.

Akhirnya salah satu di antara mereka bersuara, membuka topik yang jauh berbeda.

"By the way, bagaimana liburannya?!" Tanya pemuda bersurai legam yang tengah berada di balik kemudinya.

Ia tak membiarkan pikiran yang menurutnya gila, berlama-lama tertanam di benaknya. Dirinya sesegera mungkin menepis berbagai spekulasi mustahil itu beberapa saat kemudian.

Tentu saja ini akibat sang opsir yang mengatakan hal-hal tak masuk akal saat berkunjung ke rumah karibnya.

Jack dan Hana menoleh ke sumber suara.

Hana mengumbar senyum hambar saat pertanyaan itu terlontar dari Skandar. Dirinya bahkan tak sadar jika sudah kehilangan fokus terhadap perihal liburan mereka.

Wanita itu masih diterpa perasaan takut akan hal yang tak pernah diduganya akan terjadi dalam hidupnya selama 23 tahun ini.

"Tentu saja liburan tetap harus diadakan. Hanya karena hal bodoh ini, liburan kita batal!?"

"Kurasa tidak!"

Tutur Jack berambisi. Berbeda dengan Hana, walaupun Jack sempat kembali merasa down ketika kepingan-kepingan memori kelamnya meluap tanpa ia perintahkan.

Saat ini juga ia bertekad kuat agar pemikirannya tak kembali diracuni oleh perkataan detektif yang dianggapnya mengalami gangguan jiwa.

Skandar mengangguk disertai senyum dengan penglihatannya yang fokus ke jalanan padat merayap kala siang itu.

Segera mengeluarkan ponsel pintarnya, ia menghubungi Alex untuk berkumpul di rumah Jack.


[Jack]

Jika menuruti akalku beberapa waktu lalu, besar kemungkinan aku akan melakukan hal yang sejak lama telah kurencanakan. Buat apa gunanya berlama-lama di dunia ini, jika yang kurasakan selama ini hanyalah sebuah perasaan bersalah yang teramat besar. Rasa penyesalan tak berdasar, tak berhenti menghantuiku.

Sebelum itu semua terjadi, merekalah yang menjadi satu-satunya alasanku dapat bertahan hingga detik ini juga.

"Jack. Apa kau punya ide untuk tujuan kita?"tanya Hana. Ia tampak sedang menyalakan laptopnya dan langsung duduk di sampingku.
Seketika pikiran kelam tersebut buyar.

"Ada, kurasa beberapa."

Memikirkan tempat-tempat indah yang seketika melintas dibenakku.

"Tapi aku tak yakin kau akan tertarik."sambungku seraya melihat laptopnya yang berada di pangkuannya.

"Bagaimana kalau Hawaii."ujarku mengetikkan kata Hawaii di laptopnya. Aku tahu, dirinya tidak terlalu menyukai pantai atau sejenisnya itu.

"Kau ingin membeku ya? Berenang saat salju turun?" sergah Skandar.

Tampak Hana menimbang-nimbang saranku.

"Kau saja yang berenang, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan selain itu!"Kubalas pertanyaan bodohnya.

"Oh ya? Buktikan saja nanti."

"Jadi, apa kalian ingin memasukkan tempat ini ke list ?" Hana bertanya.

Tentu aku mengangguk mantap.

🥀🥀🥀

Hana sibuk mencari daftar destinasi di laptop ungunya. Ia mengetikkan beberapa kota yang dirasanya sempurna untuk liburan yang menyenangkan sesuai impiannya.

Black RoseWhere stories live. Discover now