47. Terlambat

247K 28K 7.2K
                                    

NOW PLAYING : MAUDY AYUNDA - CINTA DATANG TERLAMBAT

BAGIAN EMPAT PULUH TUJUH

Keduanya mulai saling mengerti, namun terlambat untuk menyadari bahwa cinta tak lagi berpihak kepada mereka.

***

HUJAN turun dengan derasnya, membuat Kashi tertegun disebuah halte sebelum pulang. Sorot matanya sendu, hidungnya memerah. Ya, Kashi baru saja menangis. Bertengkar dengan Akash membuatnya sedikit cape atas hubungan yang dijalaninya.

Tidak seperti biasanya, hari ini Akash hanya diam saja dan tiba-tiba pulang meninggalkan Kashi begitu saja. Saat Kashi meminta penjelasan pun, Akash tidak menjawabnya. Seolah Kashi tidak terlihat oleh Akash.

Kesal, sudah pasti. Dia tidak tau salahnya dimana, tiba-tiba saja Akash berubah.

Kalau dia sudah bosan, kenapa tidak bicara? Kashi bisa menerimanya, meskipun sakit.

Sakit. Karena perasaan Kashi kepada Akash, semakin lama semakin kuat.

Kemeja putih Kashi sedikit basah karena terciprat oleh air hujan, dia tidak ingin pulang. Sebelum akhirnya ada mobil yang berhenti tepat di depan Kashi. Mobil yang sangat Kashi kenal. Dulu dia sering diantar mobil itu kemanapun.

Kaca mobil itu turun, dan benar saja orang yang dibalik kemudi itu tersenyum ke arah Kashi.

"Nunggu siapa?" tanyanya

Kashi menggelengkan kepalanya pelan.

"Akash mana?"

Kashi menaikan bahunya, tanda dia tidak tahu.

Pintu mobil terbuka, turunlah cowok itu dibawah lindungan payung.

"Yuk gue antar pulang," tawarnya. Cowok itu menggamit tangan Kashi, namun Kashi langsung melepaskannya.

"Maaf kak Daffa."

Daffa tersenyum maklum, "Iya gapapa."

Daffa memayungi Kashi dan membiarkan dirinya terkena air hujan saat dia mengantarkan Kashi ke pintu mobil. Kashi masuk mobil tanpa basa basi, Daffa berlari kecil untuk kembali ke balik kemudi.

Tak banyak percakapan di dalam mobil, hanya musik yang mengalun saja. Daffa juga tidak berani bertanya kepada Kashi, terlihat dari raut wajah kashi yang enggan berbicara banyak.

"Alasan cowok bosan itu apa?"

Pertanyaan Kashi yang tiba-tiba barusan, membuat Daffa melotot. Dia bisa langsung menyimpulkan bahwa Kashi tengah dalam hubungan yang buruk dengan Akash.

"Banyak macamnya Shi," jawab Daffa

"Alasan kak Daffa dulu waktu mutusin gue juga, karena bosan?"

"Eh..." Daffa tersentak dengan pertanyaan Kashi barusan, "Enggak."

"Gue bosan dibohongi."

"Percaya enggak, kalau dulu gue putusin lo karena gue cemburu?"

Entah mengapa saat Daffa mengajukan pertanyaan itu, hati Kashi kembali terasa sakit, rasanya perih, mengingat dulu Daffa memutuskannya begitu saja. Pulang sekolah, di parkiran. Tak ada angin, hujan, badai sekalipun. Tiba-tiba saja memutuskan hubungan dengannya begitu saja.

"Cemburu?"

Daffa mengangguk, "Lo terlalu dekat sama Fabian."

"Fabian hanya teman."

"Meski begitu, dulu gue tetap cemburu. Karena lo selalu cari Fabian disaat apapun, gue benar?"

Apa yang dikatakan Daffa barusan tidak sepenuhnya salah, karena memang Kashi selalu bercerita apapun kepada Fabian. Bahkan Kashi berani minta dibelikan makanan kepada Fabian daripada pacarnya. Tapi, Kashi merasa itu wajar, karena dia dan Fabian sudah berteman dari lama, dan dia tidak pernah memikirkan jika Daffa cemburu kepada Fabian. Memang sih, hubungan mereka tidak terlalu dekat, dulu Kashi mengira bahwa Fabian tidak mau ikut campur masalah pribadi Kashi dengan selalu menghindar jika ada Daffa.

SaudadeWhere stories live. Discover now