12. Ini Namanya Pemaksaan

382K 30.9K 2.1K
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH  KASHI

SELAMAT MEMBACA KISAH AKASH  KASHI

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAGIAN DUA BELAS

Tau sendiri kalau Kashi itu lebih suka yang hard daripada yang slow, jadi gue paksa dia daripada ngerayu dia. Rayuan buat Kashi gak akan mempan, tapi kalau paksaan paling dia keenakan.

***

SESAMPAINYA di kelas Kashi masih menarik lengan Akash, dan hal itu membuat Denis serta Fabian saling bertatapan. Tadi Kashi meminta Denis dan Fabian duluan karena dia mau membeli minuman terlebih dahulu, tapi datang-datang ke kelas dia bersama Akash dan yang membawa minuman itu Akash bukan Kashi.

Dari sini mereka berdua mencium aroma busuk yang disembunyikan oleh Akash dan Kashi.

"Gue mau nanya lo berdua ada hubungan apa? Majikan sama hewan peliharaankah?" tanya Fabian

"Denger ya Fab, gue sama Kashi sekarang udah jadian." Akash mengatakannya dengan enteng seolah itu adalah kata yang tidak mengandung banyak makna dan arti.

Tatapan mata Fabian dan Denis melebar. Akash memang asal jeplak tapi dia tidak pernah mengatakan bahwa dia jadian dengan seseorang jika itu palsu.

"Kashi yang nembak gue tadi di koridor lab komputer," ujar Akash

"GAK ADA YANG NEMBAK!" Kashi menegaskan sekali lagi, enak saja harga dirinya jatuh gara-gara Akash mengatakan kepada dua temannya kalau dia nembak di koridor lab komputer. Padahal, Kashi sama sekali tidak mengerti, tiba-tiba saja Akash mengatakan bahwa dia mau jadi pacar Kashi padahal Kashi tidak pernah memintanya.

Akash memang sialan, kurang ajar, kurang belaian juga. Perlu di belai pakai golok sekalian.

"Gue kan udah bilang sama lo, gue kasih jawaban duluan sama lo sebelum nembak." Akash ikut ngomel sendiri, karena sudah di putuskan bahwa hari ini dia jadian dengan Kashi dan itu tidak bisa di ganggu gugat.

"SI Akash najis gak guna idupnya," cibir Denis, "kalau lo suka sama Kashi ya tembak lah bukan malah kasih jawaban. Otak lo udah gak waras ya Kash?"

Akash menghela napasnya terlebih dahulu, dia melupakan bahwa sedari tadi tangan Kashi masih ada dalam genggamannya. Ternyata Kashi sama saja seperti cewek lainnya, lain di mulut lain di hati. Kalau di mulut boleh lah, nanti Akash ajarin cara-caranya.

"Kalau gue nembak Kashi, lo pikir bakalan di terima?" tanya Akash

"Gak akan sih, soalnya Kashi suka sama modelan kek Daffa," jawab Denis

SaudadeWhere stories live. Discover now