Setelah itu Eric menghampiri Lena dan ibunya. Ia menatap Lena dan senyum yang tipis tercetak di bibirnya. Ia jongkok di hadapan Lena membuat kedua orang tua Lena menatapnya heran.

Eric memegang kedua tangan Lena, matanya menatap lekat mata Lena.

"Lena, kamu jangan nangis lagi. Kamu harus istirahat jangan terlalu cape." Lena tersenyum.

Setelah itu Eric menghapus air mata Lena menggunakan kedua jempolnya. "Eric pulang dulu, kamu harus istirahat. Aku gak mau kalau nanti Lena sakit." Eric bangun dari duduknya. Dan menghampiri Rina yang duduk di samping Lena.

"Bun, Eric pulang dulu ya. Assalamualaikum," setelah itu Eric pergi untuk pulang ke rumahnya. Besok saat libur Eric akan kembali lagi ke rumah sakit.

×××××

P

agi ini Eric mendapatkan kabar bahwa anak geng Asgarda mengajak untuk kembali tawuran. Padahal baru saja kemarin tawuran dan mereka mencelakakan Barca, abangnya Lena.

Pagi ini Eric akan pergi mengunjungi Lena dirumah sakit, setelah itu ia akan membalas dendam ke anak geng Asgarda. Kini ia memakai kaos navy, dan jaketnya? Oh tidak jaketnya kesayangannya ada di pacarnya, Lena. Dan akhirnya Eric memakai jaket Ragonda. Setelah ini Eric pergi menemui Ibunya di ruang tamu. Disana bukan hanya ibunya saja yang ada tetapi ayahnya juga ada. Mereka berdiri dengan menatap Eric, membuat Eric menatapnya heran. Eric berjalan melewatinya begitu saja.

"Eric," panggil Chandra membuat langkah Eric terhenti, ia membalikan badannya.

Chandra mendekat dan setelah itu hal yang tidak pernah di duga oleh Eric terjadi. Suatu hal yang telah lama Eric rindukan, suatu hal yang membuat hati Eric menghangat. Ya! Chandra memeluk Eric dengan erat, memeluknya seakan tidak mau melepaskan. Eric terdiam mematung, sungguh ia sangat terkejut. Dan dibelakang Chandra ada Dara yang tersenyum lebar ke arah Eric.

"Eric maafin ayah." lirih Chandra.

Wow Eric tidak bermimpi kan? Sungguh? Ini semua terlalu tiba-tiba untuknya dan kenapa ayahnya berubah. Bukannya sedih Chandra berubah kepadanya, tetapi pasti ada satu hal yang membuatnya seperti ini.

"Iya," Eric yang belum terbiasa berbica dengan keluarganya kini terasa canggung.

Chandra melepaskan pelukannya dan menatap kearah Eric. Dara pun menghampiri Eric dan memeluknya. "Maafin Ibu nak," terdengar isakan dari seorang wanita paruh baya di depannya.

"Maafin kami Eric, maafin ayah yang selama ini seperti tidak menganggapmu. Dan ayah minta maaf jika ayah tidak memberimu kasih sayang yang seharusnya memang tugas ayah." Sesal Chandra.

"Maafin ibu juga nak," lirih Dara.

Eric ingin memaafkannya sungguh, dari hati yang paling dalam. Tapi egonya lebih menguasai dirinya, Eric sebenarnya ingin mengucapkan 'maafin Eric juga' tetapi lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

Setelah itu hal yang tidak pernah Eric pikirkan begitu saja terjadi. Ia meninggalkan kedua orang tuanya, walau hatinya menolak tetapi egonya menguasainya hingga Eric lebih memilih untuk pergi.

Ia menaiki motornya dan melesat meninggalkan pekarangan rumahnya. Entah kenapa hari ini ia cukup merasa bahagia, moodnya sedang bagus. Dan jika Eric bertemu dengan Lena, itu akan membuat moodnya lebih lebih lebih bagus.

Motor Eric berhenti di sebuah tempat. Ia pergi kesana untuk masuk kedalamnya dan menemui pelayan toko itu. "Mbak, saya ingin donuts dengan topping yang berbeda-beda, topping cokelatnya banyakin ya mbak. Dan saya memesan tiga kotak." Pelayan itu mengangguk dan menyiapkan pesanan Eric.

Setelah selesai Eric kembali ke motornya dan tujuan selanjutnya adalah rumah sakit. Dan untuk pertama kalinya Eric mengikuti aturan lalu lintas, tidak seperti biasanya yang membuat semua pengendara memaki kelakuannya.

Eric memakirkan motornya di tempat yang sudah ada, setelah itu ia pergi ke ruang inap Barca. Ia berjalan dan banyak perempuan yang menatapnya kagum, tapi Eric tidak peduli toh! Yang sekarang ada dihatinya cuma Lena seorang.

Eric memegang knop pintu dan memutarnya sehingga pintu dapat terbuka. Disana terlihat Lena yang tampak murung ditemani keluarganya. Mereka tidak menyadari keberadaan Eric hingga suara Eric menyadarkannya.

"Ekhem," deham Eric. Semua menatapnya begitupun Lena yang terlihat sendu. Disana terlihat Barca yang sepertinya belum sadarkan diri.

"Maaf mengganggu, Lena ini aku bawain donuts buat kamu. Terus topping cokelatnya aku pesenin lebih banyak." Setelah itu eajah Lena tampak berbinar.

Begitulah Lena, ia akan merubah moodnya menjadi bagus hanya dengan cokelat apapun atau es krim. Lena menatap donutsnya berbinar setelah Eric membuka tutupnya.

Kedua orangtua Lena yang melihat anaknya tidak murung lagi tersenyum. Dan menatap Eric dengan senyum yang tercetak pulan.

'Bahkan pacarnya lebih tau apapun daripada saya, ayahnya.' Batin Adam.

Lena tersenyum dan memeluk Eric. "Makasih Eric." Setelah itu Lena membuka satu kotak dan memakannya dengan lahap.

Eric mengacak rambut Lena, setelah itu ia berdiri menghampiri kedua orang tuanya. Ia menyalimi Adan dan Rina.

"Yah, Bun. Eric kesini cuma mau lihat keadaan Lena sama bang Barca. Eric gak bisa lama-lama. Eric pamit assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam."

Setelah itu Eric menghampiri Lena. "Lena, aku pamit dulu, ada kumpul-kumpul."

Lena bangun dan memeluk Eric, lagi. Sebuah lirihan dari Lena membuatnya lebih semangat dan moodnya bertambah bagus.

"Makasih Eric, Lena sayang baget sama Eric." Lirihan itu akan selalu Eric ingat sampai kapanpun.

A/N : Aciee Eric sekarang pake aku-kamu ya sama Lena. Jadi makin cintuy.

Follow

@albericavano_


Salam manis dari penulis yang mengantuk
Maesaroh

ALBERICWhere stories live. Discover now