You Belong With Me

3.1K 142 0
                                    

Ini Fiksi musik. Ah, aku gak tahu sebutannya.

Happy Reading.

-------

Taylor Swift – You Belong With Me

*****

You’re on the phone with your girlfriend

She’s upset, she’s going off about something that you said

"Ada apa?" tanyaku. Melihat Angga yang uring-uringan sembari menggigit gemas salah satu koleksi boneka pandaku. Aku ikut duduk di sampingnya setelah meletakan segelas teh hangat untuk sedikit menenangkannya. Yang akhirnya malah teronggok karena Angga mengabaikannya.

"Ega marah lagi," keluhnya. Aku menahan diri agar tidak memutar bola mata jengah. Lagi-lagi tentang wanita itu, pacar Angga.

"Sekarang karena apa lagi?" tanyaku basa-basi. Lagian masa bodoh mau Ega marah atau tidak. Wanita itu selalu menyebalkan. Tukang drama. Dia cocok mendapatkan penghargaan The Queen of Drama, dengan judul Wanita Hidung Belang, dan piala berupa tumpukan sampah. Menyebalkan.

"Karena aku memanggilnya gendut. Dia salah paham dan menyangka aku tidak lagi suka padanya," Angga mengacak-acak rambutnya sembari mencak--mencak kesal pada dirinya sendiri. "Padahal maksudku adalah aku ingin memeluknya. Kan, yang gendut-gendut itu enak di peluk."

Aku berdecak, "Harusnya kau tidak berkata seperti itu."

‘Cause she doesn’t get your humor like I do.

"Iya, aku tahu." Angga lalu menoleh padaku. "Terus aku harus bagaimana?" tanyanya. Aku mengedikan bahu. 

"Ya, minta maaf."

"Tapi bagaimana?"

Aku langsung menggeplak belakang kepalanya, main-main. "Kau, kan pacarnya, mana aku tahu!" Angga menghela napas.

"Aku akan membelikannya jam tangan saja."

.

I’m in the room, it’s a typical Tuesday night.

I’m listening to the kind of music she doesn’t like.

And she’ll never know your story like I do.

Malam ini, aku adalah seonggok daging mengenaskan di dalam kamar. Aku berguling-guling tidak jelas sembari mendengarkan musik dari play list'ku, yang isinya lagu-lagu kesukaan Angga karena memang orang itu yang sengaja mengirimkannya padaku agar aku dapat mendengarkan juga lagu yang sering ia dengarkan. Aku sih terima-terima saja. Aku, kan jenis omnivora, selama lagu itu nyaman di telingaku, ya aku dengarkan saja.

Namun yang membuatku mengenaskan bukan karena kegabutanku. Tapi karena pikirannku yang berkelana tanpa kupinta pada obrolan aku dan Angga beberapa jam yang lalu, sore tadi. Meski aku terlihat dan memang cuek, aku sebenarnya cukup berpikir keras. 

Kenapa aku selalu mendengarkan ceritanya? Padahal salah satu sudut hatiku sedang teriris?

.

Aku benci Ega!

Dia telah merebut Angga dari sampingku. Sahabatku yang juga kucintai. Ega itu wanita ular. Dia hanya memanfaatkan Angga, hanya butuh uang Angga. Aku pernah memberitahukan niat busuknya itu pada Angga, namun malah berakhir aku dengan Angga yang cekcok, mengatakan intinya jika aku iri. Water melon! Aku ingin sekali mencekiknya! 

Aku tidak mengerti kenapa Angga bisa menyukai mahluk seperti itu.

But she wears short skirts

Karena dia wanita, Adiiit. Dia cantik terlepas dari Ratu Iblis yang menjadi bayangannya. Dia mempunyai buah dada dan selaput dara --jika dia masih punya.

About Us! (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang