Puhlisee, Wake Up

4.2K 169 8
                                    

Kumohon, bangunlah!

***

Saat itu, dua tahun yang lalu, kami bertemu disebuah klub malam yang ternyata --baru kuketahui-- klub malam khusus sesama jenis (read: Gay or homoseksual), disaat aku sedang depresi dan ingin menghabiskan waktuku dengan minuman haram itu. Aku melihatnya. Saat mataku tidak sengaja melihat Seseorang yang sedang duduk menyendiri disofa yg terletak agak terpojok. Aku memperhatikannya, namun tidak dengan sebaliknya. Matanya tidak memandangku balik meski aku sudah menatapmya tajam. Entah apa yang kupikirkan saat itu, saat aku berharap, dia menatapku.

Hingga beberapa detik berlalu, dia masih belum menyadari jika aku menatapnya --dan masih. Aku menyerah, kemudian kembali menatap minumanku dengan mood yang semakin memburuk. Hingga akhirnya, dari ekor mataku, aku merasakan ada yang memperhatikanku. Kutolehkan wajahku kesamping, dan saat itulah, aku merasakan jatuh. Tidak sakit dan aku benar - benar tidak ingin bangkit. Aku jatuh cinta. Cinta pada pandangan pertama. Love at first sigh. Aku jatuh pada pesonanya yang menawan memikat hati. Kurasakan dadaku mulai berdesir pelan, lalu naik keatas, kurasakan wajahku yang menghangat dengan senyum kecil.

Sekarang, pikiranku telah teralihkan kepada pemuda itu. Aku melupakan masalah yang membuatku datang ketempat ini.

Oh, Ini pasti efek minuman merah itu.

Aku masih menatapnya, pun sebaliknya --dalam diam. Hingga akhirnya tautan pandangan kami terlepas saat dia mengalihkan pandangannya kearah pria yang tiba - tiba berjalan kearahnya. Kutaksir, umur pria itu sekitar 30 tahunan. Berpakaian formal layaknya seorang pria kantoran. Tubuhnya tegap dan tinggi, melebihiku. Ada rasa tak suka yang langsung menghampiriku.

Kemudian pria kantoran itu melingkarkan tangannya dipemuda yang membuatku langsung jatuh akan pesonanya itu.

Rasa lain menambahkan. Dadaku bergejolak. Ingin sekali kupatahkan tangan itu! Lalu kuberikan pada anjing penjaga dirumahku.

Sialan! Apa yang sebenarnya terjadi padaku!?

Pria itu membawa pemuda itu kepojokan. Lalu mereka..--ya.., bisa ditebak. Mereka meminum alkohol sembari sesekali berciuman.

Aku mengalihkan mataku asal bukan pada dua mahluk dipojokan sana. Aku sama sekali tidak ingin tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya disana. Meski... Arrrgh! Sialan! Demi apapun, aku ingin sekali menarik pemuda itu kesisiku! Sial! Sial! Sial! Triple double SIAL! Tidak boleh ada yang menyentuh milikku selain aku!

'...'

Tunggu!? Milikku?! Sejak kapan pemuda itu menjadi milikku?! Mengenalnya saja tidak. Dan sepertinya aku harus keluar dari pub sialan ini! Aku berdiri, berniat meninggalkan tempat ini tepat setelah menanggalkan beberapa uang berwarna biru diatas meja. Tapi kakiku seperti dipaku. Aku malah seperti membeku. Sial -lagi! Sepertinya kakiku menentukan takdirnya sendiri.

Aku berbalik. Oh, baiklah! Kalau begitu aku akan berkenalan pemuda itu, lalu membuatnya jadi milikku! Lihat saja! Jika nanti dia tidak mau, aku akan menculiknya, mencincang kakinya, agar dia tidak bisa kemana - mana dan tetap ditempaku! Aku pastikan itu---

WTHell!!! Kemana mereka!???!! Arggh! Aku pasti akan menemukanmu sialan!

***

Tapi, cerita tidak sampai disitu saja. Bukan itu yang membuat kami akhirnya bersahabat --padahal aku sangat menginginkan lebih!

Kejadian adalah tepat terjadi begitu aku berjalan kearah area parkir.

Detik itu, aku melihat seseorang meringkuk disudut gelap area parkir itu. Awalnya, aku kira dia orang gila, jadi aku berniat mengabaikannya. Tapi entah kenapa saat ingin membuka pintu mobil, aku kembali menatap orang gila itu. Bertepatan dengan itu, orang gila itu mendongakan kepalanya. Dan..

About Us! (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang