Agoraphobia

11.5K 293 0
                                    

Agoraphobia merupakan phobia atau rasa takut berlebih yang luar biasa pada tempat terbuka atau tempat dimana ada banyak kerumunan orang.

***

Harley Hvien

>> Introvert *cek
>> Irit Ngomong *cek
>> Jenis Ninja *cek
>> Agoraphobia *cek

***

Perhatikan pemuda itu. Pemuda yang sedang celingukan mencari - cari--entah apa yang dicarinya. Matanya terus menyusuri lantai yang berada di depan bawahnya. Dengan raut gelisah yang kentara. Wajah putihnya tidak dapat menyembunyikan jika ia sedang cemas dan ketakutan.

Harley terus mencari sembari menggumamkan harap asanya. Untungnya, sekolah yang telah sepi dapat membantunya tenang dan serius mencari benda bulat yang tiba - tiba hilang dari jari kelingkingnya. Harley kehilangan cincin peninggalan temannya.

Hingga tanpa sadar, kakinya menuntunnya ke sebuah pintu, ruang klub piano. Karena tubuh Harley sedikit membungkuk, tahu - tahu, kepalanya sudah menyundul tubuh seseorang yang baru keluar dari sana. Harley yang limbung karena terlonjak, hampir terjatuh jika saja seseorang yang ditubruknya itu tidak memegangi lengannya.

Harley segera membungkuk, "Maaf, aku tidak sengaja."

Demi apa, Harley memang tidak sengaja. Ia bahkan tidak menyadari jika ada sosok lain yang masih berada disekolah ini. Bukan salahnya. Harley hanya terlalu fokus mencari cincinnya saja. Jangan salahkan dirinya.

"Kau sedang apa?" tanya orang itu. Harley mendongak, "Mencari.." Suaranya kembali lagi ke tenggorokannya.

"Aeren sudah meninggal."
Harley terus mengulangnya dalam hati. Aeren adalah teman kecilnya yang sudah tiada beberapa tahun yang lalu karena sebuah penyakit kanker. Aeren adalah satu - satunya orang yang Harley anggap sahabat. Dan cincin yang sedang hilang itu adalah pemberian Aeren terakhir sebelum ia meninggal. Cincin itu adalah cincin mereka yang memiliki ukiran yang sama, seperti cincin couple. Namun untuk tujuan yang berbeda.

Aeren sudah meninggal. Sekali lagi, Harley meyakinkan dirinya. Tapi kenapa wajah orang didepannya mirip sekali dengan Aeren. Miriiiiip sekali, namun dengan versi lebih dewasa dan tegas. Kenapa?

Tanpa sadar, Harley memanggil nama Aeren.

"Aeren?"
Pemuda itu bertanya - tanya tentus saja. Ia bertanya sedang apa, dijawab Aeren. Apa itu Aeren? Bahasa mana? Bahasa alien, kah?!

"E-eh." Harley tersadar. Ia mengerjap. "Ah, maaf. Maaf sekali lagi, aku harus pergi." Tanpa menunggu lagi, ya tentu saja Harley segera pergi dari sana.

Pemuda itu menatap Harley yang berjalan cepat dengan tatapan aneh. Lalu terdengar suara cling beberapa kali, seperti suara besi kecil yang terjatuh. Pemuda itu menatap kebawah, dan menemukan sebuah benda berkilau tak jauh dari tempatnya berdiri, lalu terlihat sebuah benda berkilau. Hanya beberapa langkah. Pemuda itu segera berjongkok dan mengambil benda itu.

Cincin.

Harley.

***

Keesokan harinya, Harley datang ke sekolah dengan mata merah sembab dan bengkak. Pemuda itu habis menangis. Ia menghabiskan waktu belajar sebelum tidurnya dengan menangis, jadilah seperti ini. Harley menunduk sepanjang jalan.

Harley menangis, karena ia tidak menemukan cincinya dimanapun. Ia bahkan membuat kamarnya bak kapal pecah dalam waktu satu jam hanya demi mencari benda bulat itu, dengan hasil pencarian nihil. Harley tidak menemukan cincinnya dimanapun. Ya Tuhan, Harley sudah kehilangan benda paling berharga dihidupnya! Peninggalan terakhir Aeren hanya tinggal sebuah kenangan yang tak pasti bisa diwujudkannya. Aeren, maafkan Harley yang tidak bisa menjaga pemberianmu ini. Jangan marah.

About Us! (BxB)Where stories live. Discover now