Me and My Brother

11.7K 300 15
                                    


[

AidanxBilly]

Cerita semi INCEST!!

***
Aku melangkahkan kakiku untuk membuka pintu bercat kuning keemasan apartemen itu. Apartemen yang telah menjadi tempat tinggalku selama lebih dari tiga bulan ini. Apartemen sederhana. Tidak ada yang istimewa. Kecuali satu hal. Apartemenku berada dilantai 10, lantai paling atas digedung ini. Itu membuatku bisa leluasa bermain dan berkunjung ke rooftop. Meskipun begitu, apartemen ku masih sama dengan yang berada dilantai bawah, ya, bukan apartemen wow seperti dipikiran kalian. Sudah ku bilang apartemen ku sederhana. Aku tinggal disini, diapartemen ini, karena tiga hal. Satu, karena apartemen ini yang paling dekat dengan kampus tempatku mengambil sarjana kedokteran. Dokter gigi lebih tepatnya. Jika ada yang bertanya kenapa aku tidak nge-kost saja, aku mau kok, tidak masalah bagiku. Tapi, sebagai anak terakhir, Bungsu panggilannya. Aku yang selalu dimanja meski tidak diminta, tidak diperbolehkan. Bahaya, katanya. Oh, aku ingin sekali memaki orang yang sudah meragukanku itu. Aku lelaki. Tentu saja aku bisa menjaga diriku sendiri. Ya, meskipun aku bukan lelaki normal. Maksudku bukan tidak normal yang artinya gila, sinting, keterbelakangan mental, tidak waras atau apalah apapun itu. Tapi, karena aku gay. Iya, itu ketidak normalanku. Menyukai sesama jenisku. Menyukai orang yang sama-sama memiliki batangan sepertiku. Yang sama-sama memiliki jakun dilehernya. Tapi aku gay elit. Ke-gay-an ku hanya untuk nya. Dia satu-satunya lelaki yang kusukai. Tapi, jika kalian masih bingung, atau mungkin kalian berpikir aku bisa saja biseksual yang artinya masih menyukai perempuan karena berkata 'dia satu-satunya lelaki yang kucintai', kalian salah. Dan itu artinya aku harus membenarkan perkataanku, dia.. Satu - satunya orang yang kucintai!

Oke, kita lanjut.

Dua, aku ingin memulai hidupku sendiri. Mandiri istilahnya. Jauh dari keluarga. Lebih tepatnya, jauh dari lelaki yang mampu membuatku bertekuk lutut, yang membuatku tidak bisa menolak dan tidak bisa berkata tidak untuknya. Oke! Ketiga. Kembali lagi ke alasan kedua, aku ingin menjauhinya. Berharap jarak bisa membuatku lupa akan perasaanku padanya. Berharap jika waktu, bisa menghapus semua kenangan ku dengannya. Berharap dan terus berharap, aku bisa berhenti mencintainya. Aku lemah. Aku harap bisa menyangkal itu. Sayangnya, itu benar. Sangat benar. Aku tidak bisa menepis saat rasa ini hadir. Aku juga tak bisa melawan saat rasa ini mulai merasuk kerelung hatiku. Aku bahkan tak bisa menghentikan saat rasa ini masuk semakin dalam. Aku sama sekali tidak kuasa menentang, akalku tidak berguna tiba-tiba, otak ku tidak menyangkal, pikiranku tidak pernah menyuarakan jika yang kucintai itu....

.... Adalah kakakku sendiri!

Haha. Aku bodoh. Ya, itu tepat sekali. Aku tidak berniat untuk menyangkalnya. Aku mencintai kakakku sendiri. Pertanyaan klise untuk seseorang yang sedang jatuh cinta, apa itu salah? Jangan memandangku seolah aku adalah moster. Aku tahu itu salah. Tapi sekarang, aku tidak sedang bertanya sebagai seorang adik yang jatuh cinta pada kakak biologisnya sendiri. Aku sedang bertanya sebagai seorang manusia yang jatuh cinta pada manusia lainnya?! Meskipun begini, aku juga manusia kan. Lalu apa yang salah dari manusia yang jatuh cinta pada manusia lainnya. Aku harap kalian tidak sedang memandangku dengan raut iba milik kalian. Aku tidak suka itu! Aku tidak suka dikasihani orang lain, apalagi oleh orang-orang yang sama sekali tidak mengenalku dengan baik.

Aku mendorong pelan pintu yang tidak terkunci. Kalian tidak usah rapot-repot menyerukan ada seorang maling yang menyelinap masuk ke apartemen ku! Tapi, jika maling yang kalian maksud adalah seseorang yang telah mencuri hatiku, tolong katakan padaku, apa yang harus kulakukan sekarang?! Hanya ada satu jawaban jika kakakku berkunjung ke apartemen ku yang tidak memiliki parabot bahkan terkesan kosong ini.

Suara itu semakin terdengar kencang begitu aku melangkah semakin masuk kedalam apartemen. Apa aku harus keluar terlebih dahulu?! Menunggu mereka selesai dengan kegiatan mereka?! Itu lebih baik! Aku kembali melangkah, mundur. Berbalik, aku keluar dari apartemen ku sendiri yang bahkan pintunya belum ku tutup sama sekali. Ahk! Aku meremas dadaku. Ini menyakitkan. Aku menyandarkan punggungku pada pintu yang kini telah tertutup sempurna, meredam suara yang membuat jantungku berdetak menyakitkan. Seketika, tubuhku merosot jatuh. Aku melipat kakiku, kemudian menelusupkan kepalaku. Kedua lenganku terlipat, menyembunyikan wajahku yang telah dihiasi aliran yang berasal dari mata. Tangis yang daritadi kutahan saat aku tahu, kakakku kembali membawa wanita ke apartemenku untuk melakukan pergelutan birahi, pecah. Bisakah sekali saja dia datang saat benar-benar rindu padaku?! Aku tidak ingin dia datang padaku, hanya untuk meminjam kamar tamu untuk melakukan perbuatan tak senonoh itu. Dan lagi - lagi, aku tak kuasa berkata tidak padanya. Tangisku benar - benar pecah. Hatiku sakit. Tidak adakah dipikirannya itu membuatku cemburu?! Ah, aku sangat berharap dipikirannya apa yang kulakukan adalah untuk membuatnya tahu, ada seseorang yang menantikan cintanya terbalas. Maksudku, perhatian ku, waktuku, hariku, dan....

About Us! (BxB)Where stories live. Discover now