Bego

2.9K 164 1
                                    

***

"Lo kalo benci sama gue, bilang!! Bukan gini caranya!!!" Fikri berteriak keras, menuding wajah didepannya dengan jari telunjuknya kasar. "Lo tuh pengecut, ^njing!!"

"Gue gak ada maksud buat misahin lo sama Fihan, gue cuma.. --cuma.. --cuma---"

"Cuma apa? Cuma supaya hidup gue gak dimanfaatin?! Lo tuh orang asing, harusnya gak ikut campur. Peduli bangsat kalo Fihan manfaatin gue sekalipun."

Orang asing? Setelah apa yang telah mereka lalui bertahun - tahun, mereka masih tetap orang asing?!

"Fik, lo udah dibutain sama cinta, cinta itu memberi tanpa pamrih, bukan memberi karena ingin mendapat balasan, apalagi materi." Terang Fajar. Mencoba menyadarkan sepupunya itu.

Fikri mengangkat sebelah alisnya, "Masa," sarkasnya. Pemuda itu.berjalan ke arah samping Fajar, "Sekarang coba lo pikir, kalo semisalnya lo suka sama seseorang, lo yakin hati lo gak minta balesannya? Jangan ngelucu deh."

Fajar bungkam mendengar balasan keras dari Fajar. Cowok itu akhirnya memlilih menghela nafas. Fajar menunduk menghindari tatapan intimidasi Fikri.

"Jar," panggil Fikri. Fajar ragu - ragu mengintip di balik bulu matanya yang cukup panjang untuk ukuran anak cowok. Fikri ikut - ikutan ngehela nafas. "Gue harap ini yang pertama dan terakhirnya lo nyampurin urusan gue! Untuk kedepannya, gue mohon, jangan pernah berkata ataupun nolong gue, atau hal - hal lainnya. Kalau bisa, lo anggap kita saling gak kenal. Gue gak mau kehilangan Fihan." ujarnya panjang lebar.

Tanpa kekuatan, Fajar mengangguk. "Kalo itu keinginan lo, sekalipun kita sepupuan, gue bakal nganggap lo orang asing. Lo dapet apa yang lo pengenin. Semoga langgeng." Selesai mengatakan itu, Fajar berlalu dari sana. Tapi sebelum beber - bener pergi dari sana, cowok itu mengatakan sebaris kalimat lagi. "Kalo emang dia cinta lo, dia bakal perjuangin lo, kok."

Fikri cuma ngeliatin gimana ketika Fajar pergi, cowok itu sama sekali gak noleh ataupun ngelirik.

Lirih, "Harusnya lo tahu kenapa gue ngelakuin ini, Jar."

***

Fikri berjalan sendiri di koridor menuju kantin. Sejujurnya, Fikri gak nyaman harus berjalan sendiri seperti ini di bawah tatapan anak - anak lain. Sayangnya orang yang selalu bersamanya, baru aja menyatakan jika ia bakal menganggapnya orang asing.

Fajar udah ada di kantin sama klub futsalnya.

Fikri duduk di bangku yang masih kosong, sialnya itu gak jauh dari bangku Fajar dkk. Ketika ia duduk dengan canggung, Fajar sama sekali gak meliriknya sedikitpun. Cowok itu bener - bener ngelakuin apa yang di ucapkannya. Fikri cepat - cepat mengambil Hp-nya, dan mengirimi pesan pada nomer Fihan.

[Yank, lo dimana?]

Lalu balasan dari Fihan membuatnya ingin segera pergi dari sini.

[Aku gak jadi ke kekantin, ada tugas yang kelupaan soalnya. Makan sendiri dulu gak apa ya?! *emot love, cium.]

Fikri memasukan kembali Hpnya kesaku celananya tanpa membalas pesan Fihan terlebih dahulu. Fikri lagi - lagi menoleh untuk mengintip Fajar yang terlihat anteng - anteng saja bersama teman - temannya. Padahal cowok itu pernah bilang padanya jika ia tidak suka makan bergabung bersama mereka karena terasa kaku. Anehnya, sekarang, Fajar bahkan terlihat paling luwes diantara yang lainnya. Ia banyak berkata dan tertawa, lalu menulari teman - teman setimnya hingga mereka ikut ketawa.

About Us! (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang