THE FIGHTERS [1]

1.2K 99 2
                                    

Sejatinya seluruh orang di dunia ini adalah seorang pejuang yang memperjuangkan impiannya. Makanya sering kali muncul slogan "hidup ini adalah perjuangan" karena apapun yang kita dapatkan di akhir nanti, seluruh prosesnya adalah perjuangan.

Tak terkecuali aku dan kondisiku saat ini, yang sedang berjuang sekuat tenaga buat keluar dari kolam buaya ini (re: koass). Kali ini aku akan berbagi kisah perjuangan di klinik stase periodonsia. Sungguh kalo kuingat kembali masa masa kelabu itu.... hm... bener-bener menguras pikiran sampe bikin stress hiks.

Sebagai perkenalan, mungkin ada yang asing dengan kata periodonsia. Apa sih periodonsia itu? Periodonsia adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang jaringan penyangga gigi. Jaringan penyangga gigi tersebut meliputi gingiva (gusi), tulang alveolar (bagian dari tulang maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah) yang membentuk soket gigi), sementum, dan ligamen periodontal. Untuk pasien yang mengalami keradangan pada jaringan periodontalnya maka diagnosanya adalah periodontitis. Apabila pasien hanya mengalami keradangan pada gusi saja maka diagnosanya adalah gingivitis. Kedua hal tersebut biasanya terjadi akibat dari akumulasi plak dan kalkulus dalam rongga mulut. Kalkulus ini punya nama lain yang tidak asing di telinga kita, karang gigi. Jadi usahakan kalian untuk ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi supaya nanti tidak terjadi kelainan atau keradangan pada jaringan periodontal kalian.

Hm panjang bener penjelasannya...

Singkatnya requierement di klinik stase periodonsia ini ada scaling (pembersihan karang gigi), splinting, kuretase, desensitizing. Dulu waktu masih di putaran stase normal, aku cuma bisa nyelesein requirement scaling dan desensitizing doang trus sisanya bisa dilanjut nanti waktu masa bebas stase. Nah pas udah masuk fase bebas stase ini, aku memulai suatu perjuangan baru. Perjuangan menyelesaikan seluruh requirement dengan kondisi saat itu aku ga punya pasien untuk kasus splinting dan kuretase. Satu pasien pun aku tak ada. Akhirnya dimulailah perjalan mencari pasien yang bisa di kuret dan di splinting.

Perjalanan pencarian pasien ini bener-bener melelahkan. Berulang kali membawa pasien yang menurutku mungkin bisa indikasi di kuret tapi nyatanya nggak bisa di kuret T_T.

Sedih banget kan..

Menurutku tingkat pencarian pasien di stase periodonsia ini masuk kategori hard level dibanding stase stase lain. Kok bisa gitu?

Seorang pasien dikatakan bisa dilakukan perawatan kuretase apabila pasien tersebut menderita periodontitis yang ditandai dengan adanya poket (sulkus gingiva yang mengalami pendalaman) sedalam 4-5 mm. Bila poketnya lebih dari itu maka perawatannya beda lagi dan biasanya itu udah masuk ranahnya anak residen perio (drg yang ambil spesialis di periodonsia). Nah poket ini gak bisa dilihat dengan mata telanjang, harus diperiksa kedalamannya dengan alat khusus bernama probe. Kemudian seorang pasien dikatakan bisa dilakukan perawatan splinting apabila pasien tersebut menderita periodontitis hingga terdapat kegoyangan pada giginya. Apabila giginya goyang derajat 1 atau derajat 2 baru bisa di splinting. Kalo goyang derajat 3 biasanya gigi tersebut indikasi harus dicabut. Jadi gunanya di splinting itu biar giginya gak goyang.

Hm lagi-lagi panjang bener penjelasannya...

Kalo gak paham gak papa kok, ini bukan ujian hehe. Hanya sekedar informasi biar pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat :)

Setelah berulang kali membawa pasien tapi ternyata tidak indikasi untuk aku kerjakan, akhirnya aku menemukan seorang pasien yang indikasi untuk dirawat kuretase dan splinting. Dalam satu pasien pula huhu. Bener-bener jackpot. Tapi dibalik jackpot tersebut, si pasien ini punya karang gigi yang menurutku, dia adalah pasien dengan predikat karang gigi terbanyak dari sekian banyak pasien yang pernah aku scaling. Karang giginya menutupi hampir seluruh permukaan gigi tak terkecuali mahkota giginya. Untuk baunya... Hm nggak usah dibayangkan.. aku sendiri pun takjub dan cuma bisa ngebatin "mas ini kok betah ada karang gigi sebanyak itu di giginya." Ditengah-tengah ketakjuban itu, tiba-tiba muncul pertanyaan tidak sopan dalam otakku

CATATAN GILA CALON DOKTER GIGIWhere stories live. Discover now