19. My Choice

3.6K 479 5
                                    

Aku terbangun ketika cahaya matahari menyilaukan mataku, betapa terkejutnya aku saat mendapati diriku sudah berada di kamar.

Aku mengambil posisi duduk, mataku terasa sangat berat dan kepalaku pusing. Jaket Jisung masih melekat di tubuhku dan wangi peppermint masih tercium dengan jelas.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, ada sesuatu yang menarik perhatianku.

Aku mengambil benda persegi panjang terbungkus plastik emas yang ada di atas meja. Dari bentuknya, aku tau ini adalah sebatang coklat, dengan sticky note yang tertempel di atasnya.

Aku sangat tau, ini adalah tulisan tangan milik Jisung. Disana tertulis,


Don't get sick baby,
I'm sorry for hurt you,
Please forget me,
I will miss you,
Good bye.

Your Jisungie❤



Mataku mulai memanas dan air mata mulai mengalir di pipiku.

"Hey, kamu udah bangun?" Ucap kak Jaehyun yang tiba-tiba masuk ke kamarku.

Segera aku menghapus air mataku.

"Kamu habis nangis?" Tanyanya.

"Enggak kak," bohongku.

Ia menangkup daguku, "Jangan bohong."

Hening, sebelum akhirnya aku mengalihkan pembicaraan, "Kemarin kakak kemana?"

"Ada acara di kampus," ucapnya. "Maaf ya, kakak nggak bilang sama kamu. Soalnya kakak yakin kamu pasti aman sama Jisung."

Oke, mendengar namanya saja membuatku sangat sedih.

"Kamu pasti capek banget ya? Tumben banget tidur nggak larut malem," ucapnya.

"Emangnya kemarin kakak pulang jam berapa?" tanyaku.

"Jam 9. Kakak kira kamu belum pulang, eh tau-taunya udah tidur di kamar."

Berarti Jisung sudah pulang sebelum kak Jaehyun datang.

Dan apa tadi katanya?

Di kamar?


Berarti Jisung menggendongku dari lantai bawah ke kamarku?


Astaga, punggungnya pasti terasa sakit.


"Ini jaket siapa?" Tanya kak Jaehyun.

"Em.. ini.. jaket.. em.."

"Jisung?" tebaknya.

"Iya kak."

"Kalian berantem ya?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan.

Kak Jaehyun menatapku bingung, "Terus?"

Aku menunduk, "Kita udah putus."

Ia mengelus lembut kepalaku, "Sabar ya, masih banyak ada cowok."

Aku menghela nafas panjang, "Apa kita bisa ngelupain orang dengan cara pergi sejauh mungkin?"

"Em...bisa jadi," ujar kak Jaehyun ragu.

"Aku mau pergi kak."

Ia mengerutkan dahinya, "Kemana?"

"Kemana aja," jawabku. "Yang penting pergi sejauh mungkin dari sini."

"Kamu mau ninggalin kakak?" tanyanya sedih.

Aku terdiam.

"Ng.. bukan gitu maksud aku kak," ucapku merasa bersalah

Ia terkekeh pelan, "Kakak cuma bercanda kok"

Ia menatapku lembut, "Kalo ini demi kebaikan kamu, kakak dukung seratus persen."

"Makasi kak" ucapku sambil tersenyum.



...



Aku sudah memutuskan semuanya, aku akan melanjutkan sekolahku di Belanda. Ini memang hal yang gila, mengingat aku adalah orang yang introvert.

Tak apa, Jisung sudah mengajarkanku untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, ia sudah sering mengajakku ke tempat-tempat yang ramai.

Kita belum tau kalau belum mencoba kan?

"Kamu yakin nggak mau ngasi tau dia?" tanya kak Jaehyun.

Aku mengangguk, "Lagipula dia udah nggak peduli lagi sama aku."

"Apa sih salahnya nyoba?"

Aku hanya menunduk.

Kak Jaehyun mengangkat daguku, "Nggak apa, kalo itu memang keputusan kamu."

Aku mengangguk pelan.

"Kamu pasti bakal balik lagi kan?" tanya kak Jaehyun.

"Mungkin?" ujarku ragu.

Tinn tinn


Suara klakson mobil menginterupsi percakapan kami.

"Maaf ya kakak nggak bisa anter kamu ke bandara," ucapnya sedih.

"Iya, gapapa kak," ucapku. "Kakak baik-baik ya disini."

Ia mengacak pelan rambutku, "Kamu juga baik-baik disana."

Aku mengangguk lalu melambaikan tangan padanya sebelum masuk ke dalam taksi.

-••-




Tbc...

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa vommentnya ya guys💚

Tender LoveWhere stories live. Discover now