02. Touch

8.6K 988 123
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang dan aku sudah berdiri di balkon kamarkuㅡmenantikan kedatangannya.

Tak lama kemudian ia muncul dengan mengayuh sepedanya, tapi kali ini ada yang berbeda. Ia berhenti tepat di depan rumahku dan celingukan mencari keberadaanku.

Ia menoleh ke balkon kamar dan mata kami bertemu, ia tersenyum manis lalu melambaikan tangannya. Dengan ragu, aku pun melambaikan tanganku padanya.

Lalu ia mulai mengayuh sepedanya lagi tapi matanya masih mengarah padaku sehingga sepedanya oleng ke samping dan menabrak pohon. Aku hanya tertawa kecil melihatnya yang salah tingkah sambil membangunkan sepedanya. Ia melambaikan tangannya sekali lagi padaku sebelum akhirnya melanjutkan perjalanannya kembali.

•••


Seperti hari-hari sebelumnya, kini aku tengah berdiri di balkon kamarㅡmenunggu kedatangan Jisung. Tak butuh waktu lama, orang yang kutunggu pun akhirnya menampakkan wajah, dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

"Saejin-ah?" panggilnya.

Aku hanya diam menatapnya, lalu ia mengisyaratkanku untuk turun menghampirinya. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku memutuskan untuk turun dan menemuinya.

Iya tersenyum manis melihat kedatanganku, sementara aku hanya menundukㅡtak berani menatap matanya.

"Main ke taman yuk?" ajaknya.

Aku tak menjawabnya.

"Hey," ia menangkup daguku menggunakan tangannya sehingga membuatku harus menatap wajah pucatnya. "Ke taman yuk?" ajaknya sekali lagi.

Setelah perdebatan batin yang cukup lama akhirnya aku pun mengangguk kaku. Ia tersenyum senang lalu mengisyaratkanku untuk duduk di sepedanya. Dengan gugup aku pun duduk di besi sepeda yang menghubungkan antara tempat duduk dan stang sepedanyaㅡkalian bisa membayangkannya kan?

Ia mulai mengayuh sepedanya dan angin segar mulai menerpa wajahku, belum lagi bau peppermint yang kini tercium jelas di hidungku. Jujur, aku sangat gugup karena ini pertama kalinya aku keluar rumah bersama orang asing. Tubuhku bergetar karena gugup, tapi tiba-tiba ia menyentuh tanganku.

Aku mendongak menatapnya dan ia tersenyum padaku, "Jangan takut" ucapnya seakan tau perasaanku saat ini.

Aku mengangguk pelan lalu mengalihkan pandanganku ke jalanan, sentuhannya membuatku benar-benar merasa lebih baik.


"Nah, udah sampe" ujarnya senang.

Aku turun dari sepedanya, lalu ia menggandeng tanganku menuju salah satu bangku taman.

Suasana sangat canggung, kami masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kamu.. introvert ya?" Tanyanya memecah keheningan.

Aku hanya mengangguk dan masih tetap menunduk, lagi-lagi tubuhku bergetar hebat karena ketakutan.

"Jangan takut, aku disini" ucapnya lalu menggenggam tanganku.

Entah kenapa, aku merasa lebih tenang ketika ia menyentuhku.

"Mau es krim?" Tawarnya.

"Boleh" ucapku pelan.

"Kalo gitu, aku beli es krimnya dulu ya" ucapnya lalu bangkit dari bangku taman.

Aku menahan tangannya, "Jangan tinggalin aku sendiri"

Hening beberapa saat, sebelum ia menjawab, "Oke, tapi ada syaratnya"

"A-apa?" Tanyaku ragu-ragu.

"Kamu harus berani natap aku" ujarnya.

Aku menghela nafas panjang, jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Perlahan aku mulai mengangkat wajahku dan menatap lurus mata beningnya.

Ia tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Ayo"

Dengan ragu, aku meraih tangannya lalu berjalan bersama untuk membeli es krim.


"Enak nggak?" Tanyanya.

Aku mengangguk pelan.

Ia menyelipkan rambutku di belakang telinga agar tidak terkena es krim.

"Masak rambutnya ikut makan es krim" ucapnya.

Aku hanya menunduk malu sambil memegang es krim yang mulai mencair di tanganku.

"E-ehh? Dimakan dong, mencair itu" ujarnya seraya menunjuk es krim ku.

Dengan segera, aku menghabiskan es krim ku agar tidak belepotan kemana-mana.

Ia terkekeh pelan, "Berantakan banget sih makannya, kayak anak kecil aja"

Ia mengeluarkan tissue basah dari dalam tasnya, lalu membersihkan sisa es krim yang ada di bibirku dan juga tanganku.

Hatiku sudah tidak karuan saat ini. Tidak salah lagi, ia memang lelaki yang sangat baik.

"Pulang yuk?" Ajaknya.

Aku mengangguk lalu meraih tangannya dan berjalan bersama.

"Besok aku ajak main lagi, mau nggak?" Tanyanya.

"Boleh" jawabku pelan.

Ia tersenyum bahagia lalu mengeratkan genggaman tangannya padaku. Kurasa, hari ini akan berakhir dengan sangat indah.

-••-






Tbc...

Jangan lupa vommentnya ya guys, thank you💚

Tender LoveWhere stories live. Discover now