09. He Stated It

4.9K 615 185
                                    

"Udah nggak marah lagi?" Godaku pada Jisung yang berdiri di pintu rumahku.


Entah kenapa, tapi aku sudah mulai terbiasa dengannya.


"Tumben ngomong duluan" ucapnya alih-alih menjawab pertanyaanku.

Aku tersenyum, "Karna kamu?"

"Wow, aku bisa menghilangkan introvert orang dalam sekejap," ia menyombongkan diri.

Aku terkekeh pelan, "Yeoksi, Jisung Park"

"Berarti kita harus lanjut ke tahap selanjutnya" ucapnya senang.

"Apa?" Tanyaku penasaran.

Ia berjalan melewati ku, "Liat aja nanti"

Aku mendengus kesal lalu segera menutup pintu.





Aku berjalan menghampirinya, "Nggak nabrak pohon lagi kan kemarin?"

"Nggak lah, kemampuan bersepedaku udah taraf internasional" jawabnya.

"Aku masih inget waktu kamu nabrak pohon gara-gara liatin aku di balkon" ledekku.

Ia menggaruk kepala, "Hehe, itu.. nggak usah diingetin lagi"

Aku tertawa kecil sebelum bangkit dari tempat duduk ku.

"Aku buat minum dulu" ucapku lalu pergi ke dapur.

"Oke, jangan lama-lama!!" Teriaknya.

"Iya," balasku.





Semua baik-baik saja, sampai tiba-tiba,




"Saejin-ah?!!"






"Saejin-ah?!!"







"Saejin-ah?!!"









Suara Jisung bergema di seluruh rumahku, aku pun segera menghampirinya.





"Kenapa??" Tanyaku khawatir.

"Kamu ngapain sih di dapur? Lama banget" ucapnya sambil fokus bermain game di ponselnya.

Aku menatapnya malas, "Cuma tanya itu?"

"Iya" jawabnya santai.

Aku mendengus kesal lalu kembali ke dapur.

"Nggak usah buat minum, aku nggak haus" ucapnya sambil menahan tanganku.

Ia menarik tanganku sampai aku terduduk di sebelahnya.



"Saejin-ah?" Panggilnya pelan.

"Hm?" balasku tanpa menoleh.

"Hadap sini dong" suruhnya.

Aku menoleh ke arahnya, "Kenapa?"

"Aku mau ngomong sesuatu" ucapnya serius.



Semoga yang ia bicarakan kali ini adalah hal yang berguna.





Aku tersenyum, "Ngomong aja"

Ia meraih kedua tanganku, "Saejin-ah, kamu tau?"


Aku menggeleng pelan.


"Kamu memang beda dari yang lain," ucapnya. "Bukan kamu aja yang deg-degan setiap ketemu aku, tapi aku juga selalu deg-degan setiap deket kamu"



Aku mendengarkannya dengan baik.


Ia menatapku lekat-lekat, "Kamu udah buat hari-hari aku jadi lebih hidup dan lebih indah. Aku nggak tau, tapi setiap aku ada disamping kamu, rasanya aku bahagia banget"

Tender LoveWhere stories live. Discover now