04. Comfort

5.9K 749 97
                                    

Hacimm!!




Entah sudah berapa kali aku bersin pagi ini. Sepertinya aku terkena flu gara-gara kehujanan kemarin, dan saat ini aku sedang meringkuk di bawah selimut sambil menunggu kak Jaehyun yang masih membuat bubur.



Tok tok tok


"Masuk aja kak, nggak dikunci" ucapku parau.

Aku terkejut ketika melihat orang yang membuka pintu bukan kak Jaehyun, melainkan Jisung.

Ia berjalan menghampiriku, "Kamu sakit ya?"

Aku mengambil posisi duduk, "Cuma flu" jawabku. "Kamu nggak sekolah?"

Ia menggeleng, "Libur. Ada acara kelulusan kelas 3"

"Ohh" balasku seadanya.

Ia menempelkan punggung tangannya di keningku, "Badan kamu panas"

Aku hanya menatapnya sayu.

"Maaf ya gara-gara akuㅡ"

"Bukan gara-gara kamu kok" potongku cepat.

Ia tersenyum manis lalu mengusap lembut kepalaku.




"Ehm"





Kami terpelonjak kaget melihat kak Jaehyun yang sudah berdiri di pintu dengan semangkuk bubur di tangannya.

"Eh? Kakak?" Ucapku salah tingkah.

"Jisung, kamu bisa temenin Saejin sampe nanti siang nggak?" Tanya kak Jaehyun.

Jisung melirik ke arahku, "Em.. bisa kak"

"Kakak mau kemana?" Tanyaku.

"Ada ujian di kampus" jawab kak Jaehyun. "Kamu gapapa kan sama Jisung dulu?"

"Iya, gapapa kok"

Kak Jaehyun menyodorkan mangkok bubur ke Jisung, "Habis makan, suruh dia minum obat, terus istirahat, jangan macem-macem!!"

Jisung terkekeh pelan, "Iya kak, nggak macem-macem kok"

"Yaudah, kalo gitu kakak berangkat dulu ya"

"Hati-hati, kak" ucapku.

Ia mengangguk lalu pergi, meninggalkanku dan Jisung di kamar.



"Makan dulu yuk?" Ucap Jisung.

Aku hanya diam menatap bubur yang ada di mangkok, melihatnya saja sudah membuatku mual.

"Ini cuma bubur, bukan racun" ucapnya tiba-tiba.

"Aku udah kenyang" tukasku.

Ia terkekeh pelan, "Kenyang makan apa? Makan angin?"

Aku membuang muka dan tak menggubris ucapannya.


"Cantik? Makan sedikit aja dong" rayunya.

Wajahku yang sudah merah, kini bertambah merah karena ucapannya.

"Liat sini dong cantik" godanya. "Aku punya sesuatu buat kamu"

Aku masih diam, tak mau menoleh ke arahnya.


"Tadaaa" ucapnya sambil menunjukkan boneka beruang Teddy di depan wajahku.

Senyuman mulai mengembang di bibirku, bagaimana bisa ia mengetahui kesukaanku secepat ini?

Aku hendak mengambilnya, tapi dengan cepat ia menyembunyikan boneka itu di belakang punggungnya.

"Eitss, kalo mau Teddy harus makan sama minum obat dulu" ucapnya.

Aku hanya mengangguk pasrah, demi beruang Teddy apapun akan ku lakukan.

Ia mulai menyuapiku bubur lalu membantuku meminum obat yang pahit.

"Liat aku aja biar paitnya cepet ilang, aku kan manis" ucapnya percaya diri.

Aku terkekeh pelan, "Mana beruang Teddynya?" Tanyaku alih-alih menanggapi ucapannya.

Ia mengambil beruang Teddy yang ia taruh di atas meja, "Ini dia, beruang Teddy buat kamu"

Aku tersenyum lalu mengambil boneka tersebut, "Makasi"

"Iya, sama-sama" ucapnya lembut.


Hening cukup lama. Aku sibuk dengan Teddy baruku, sementara ia hanya memperhatikanku bermain boneka.

"Saejin-ah?" panggilnya pelan.

Aku menoleh ke arahnya dan ia hanya tersenyum menatapku.

Aku tidak tau apa yang akan ia lakukan, tapi ia semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.

Semakin dekat..












Dan...
















Hacimm!!





Aku bersin tepat di depan wajahnya.

"Aduh, maaf" ucapku lalu mengusap wajahnya menggunakan tissue.

Ia meraih tanganku, "Nggak, harusnya aku yang minta maaf"

"Minta maaf karna apa?" Tanyaku bingung.

Ia menatapku malu, "Aku kelepasan hehe"

Aku semakin bingung, tak mengerti apa yang ia maksud. Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan percakapan ini karena mataku terasa semakin berat.

"Aku ngantuk" ucapku dengan mata setengah terpejam.

Ia membantuku untuk berbaring lalu menarik selimut sampai menutupi setengah tubuhku.

Aku tidak yakin bahwa yang menyangga kepalaku ini adalah bantal, kurasa ini bahu Jisung karena aku dapat merasakan ritme nafas yang naik turun secara teratur. Aku dapat mencium wangi peppermint dengan jelas, dan sebelah tangannya menepuk-nepuk pelan kepalaku membuatku tak ingin membuka mata walau untuk sebentar saja.



Tapi, bagaimana jika sesuatu yang aneh terjadi ketika aku terbangun nanti?


Entahlah, aku tidak peduli yang penting aku merasa sangat nyaman saat ini.

-••-








Tbc...

Tender LoveWhere stories live. Discover now