03. Warmth

6.8K 827 107
                                    

Sesuai janjinya kemarin, Jisung mengajakku jalan-jalan lagi. Ia sudah menunggu di depan rumahkuㅡmasih menggunakan seragam sekolahnya. Dan aku masih saja gugup ketika bertemu dengannya.


"Hei, tatap aku dong" suruhnya.

Aku mengangkat dagu perlahan untuk menatapnya. Mata beningnya menatap lurus mataku, membuatku menjadi salah tingkah dan wajah pucatnya itu menyiratkan ketulusan yang sangat mendalam.

"Ayo" ucapnya membuyarkan lamunanku.

Ia menggandeng tanganku menuju sepedanya lalu mengisyaratkanku untuk duduk.

"Kita mau kemana?" Tanyanya sebelum mengayuh sepeda.

"Em.. terserah" jawabku.

"Jangan ke taman lagi deh" ucapnya.

"Terus mau kemana?" Tanyaku.

"Liat aja nanti" jawabnya lalu mulai mengayuh sepedanya.

Tak banyak yang kami bicarakan di perjalanan sampai tiba-tiba kami sudah sampai di suatu tempat.

Aku turun dari sepeda, lalu ia menggandeng tanganku memasuki sebuah hutan yang tidak terlalu lebat.

Mataku membulat ketika melihat pemandangan yang ada di hadapanku saat iniㅡsungguh indah.

Kami duduk di pinggir danau, lalu ia mencari sesuatu di dalam tas ranselnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami duduk di pinggir danau, lalu ia mencari sesuatu di dalam tas ranselnya.

"Ini, buat kamu," ia menyodorkan permen lollipop kepadaku.

Aku hanya diam menatapnya.

"Ambil" ucapnya sambil tersenyum.

Dengan ragu, akupun mengambil lollipop itu.

"Maaf ya, aku cuma ngasi itu" ucapnya sedih. "Soalnya aku nggak tau kesukaan kamu"

"Aku suka kok" ucapku canggung. "Makasi"

Ia mengangguk pelan lalu membelai rambut panjangku yang terurai bebas.

Aku membuka bungkus permen lollipop dan mulai memakannya, sementara ia sibuk memperhatikan gerak-gerik ku.

"Kamu itu kayak lollipop" ucapnya tiba-tiba. "Manis banget"

Refleks aku menoleh ke arahnya dan mata kami bertemuㅡcukup lama.

Aku dapat merasakan detak jantung yang tidak beraturan dan keringat dingin mulai membasahi dahiku.

Ia mendekat ke arahku hingga tidak ada celah yang tersisa di antara kami.

"Kamu deg-degan ya deket sama aku? Sampe keringetan gini" ucapnya seraya menyeka keringat dingin di dahiku menggunakan jarinya.

"Hah? Ng.. anu.. itu.." aku gelagapan.

"Sstt" ia menempelkan jari telunjuknya di depan bibirku.

Tangan kanannya mulai menyentuh tengkuk ku dan mendorongnya perlahan, membuat wajah kami semakin dekat.

"Ji..jisung?" ucapku panik.

Alih-alih menjawab, ia malah memejamkan matanya dan terus mendorong tengkuk ku ke depan.

"Ng.. Jisung?" ujarku sekali lagi.

Ia berhenti lalu membuka matanya, "Kenapa?" tanyanya.

"Ng.. ini.. hujan" ucapku tanpa menatap matanya.

Spontan ia menjauhkan wajahnya dariku, "Oh, maaf"

Ia menjadi salah tingkah lalu segera memakai tas ranselnya.

"Pulang yuk? Hujannya makin deres" ajaknya.

Aku mengangguk pelan lalu berjalan beriringan bersamanya di bawah rintik hujan.

Kami menulusuri hutan sampai tiba di tepi jalan rayaㅡtempat sepedanya terparkir.

"Buruan naik" suruhnya ketika hujan turun semakin deras.

Aku segera naik lalu ia mengayuh sepedanya sekencang mungkin.

Sial sekali, sepertinya cuaca hari ini tidak bersahabat dengan kami. Buktinya, saat ini kami sedang berteduh di emperan toko yang sedang tutup.

"Dingin ya?" Tanyanya ketika melihat bibirku bergetar.

Tanpa menunggu jawabanku, ia segera melepas jaket parasutnya lalu memakaikannya padaku.

Aku hanya menunduk sambil menggosokkan kedua telapak tanganku.

Tiba-tiba ia meraih kedua tanganku lalu meniupnya dengan lembut. Nafasnya terasa hangat ketika menyentuh jari-jari tanganku yang dingin.

"Kamu nggak dingin?" Tanyaku.

"Enggak" jawabnya singkat.


Bohong.


Wajah yang semakin pucat, telapak tangan dingin, bibir yang bergetar, apa itu yang dinamakan tidak kedinginan?

Perlahan aku melepas genggaman tangannya lalu menempelkan telapak tanganku yang hangat di pipinya yang dingin.

Ia menatapku lekat-lekat lalu sebuah senyuman mulai mengembang di bibirnya.

Kini aku siap dengan kedinginan yang akan menerpa tubuhku, bahkan hujan badai pun akan ku hadapi karena aku akan selalu merasa hangat bila berada disampingnya.

-••-







Tbc...

Tender LoveWhere stories live. Discover now