"Indah bang. Mami masih ada disini, Syifa masih deketan rumahnya sama gue, Syifa masih maniiiiis banget, ngga gradakan kaya sekarang haha." Jefri tertawa sebentar. Lalu ia berbicara lagi. "Lo liat ayunan itu kan bang?" Jefri menunjuk sebuah ayunan yang terdapat di sudut taman. "Dulu, tiap sore hari gue sama Syifa selalu main disana. Itu ayunan kan agak tinggi ya, sedangkan dulu itu Syifa masih pendek, dan dia selalu kesusahan buat naik ayunan itu. Jadi gue yang bantuin dia buat naik ayunannya terus gue pegangin ayunannya biar ngga goyang-goyang dan akhirnya dia bisa naik walaupun harus jinjit-jinjit, terus pas dia udah naik ayunannya, kadang gue suka isengin dia dengan dorong ayunan itu biar kenceng terus dia teriak teriak ketakutan hahaha." Jefri bercerita sambil tertawa lalu raut wajahnya kembali bersedih lagi.

"Sekangen itu lo sama Syifa Nic?" simpul Rizky yang barusan mendengar cerita Jefri.

"Banget bang. Gue nyesel. Gue nyesel banget sama apa yang gue lakuin ke Syifa kemaren. Gue ngaku kalo selama ini gue sayang sama dia, terus gue maksa dia buat jadi cewek gue, dia gamau, dia kaget, terus dia langsung jauhin dan ngehindarin gue. Mungkin dia jadi ilfeel sama gue bang. Padahal kita dulu deket banget." ucap Jefri lirih.

"Lo salah, lagian orang gamau malah dipaksa. Ya dia takutlah." ucap Rizky memberi tanggapan. "Mami lo gimana kabarnya sekarang?" Rizky berbicara lagi.

"Ngga tau bang. Gue ngga peduli. Dia aja ngga peduliin kita. Lo tau ceritanya kan bang? Bang Ali cerita kan?" tanya Jefri kepada Rizky.

"Iya, Ali cerita sama gue waktu itu. Yang sabar, gimana pun juga, itu ibu lo, yang ngelahirin bang Adi, Ali, sama elo, Nichol... Emangnya, kalian ngga kangen apa? Gue aja kangen banget sama nyokap gue. Seengganya, nyokap lo masih ada. Sedangkan gue, nyokap gue udah meninggal." ucap Rizky lirih.

Jefri terdiam. Lalu ia hendak pergi dari tempatnya.

"Udah ah bang jadi melow gini. Lo juga yang sabar ya. Gue yakin, nyokap lo pasti tenang disana. Gue duluan ya." ucap Jefri kemudian ia langsung beranjak meninggalkan Rizky yang masih terdiam.

.

.

Jefri berjalan sekitaran komplek rumahnya. Kakinya terus melangkah, menuju rumahnya. Sepanjang jalan ia hanya menunduk. Setelah pembicaraan dengan Rizky tadi, ia tidak bisa menghentikan sesuatu yang terus berputar di otaknya. Sebenarnya tadi ia menghindari Rizky, karena ia tidak mau lagi membahas tentang ibunya.

Pikiran Jefri menembus masa lalu. Ia sebenarnya rindu akan hangat pelukan ibunya itu, tetapi ibunya itu kini telah meninggalkan dia, ayah, dan juga abang-abangnya. Ia sekilas balik mengingat saat-saat Ali yang sedang bercerita kepada Rizky di depan teras rumahnya.

Flashback on

"By the way, lo tinggal dimana sebelum lo pindah kesini?" tanya Rizky yang waktu itu sudah cukup dekat dengan Ali, karena mereka selalu berbarengan pada saat ospek di kampus.

"Singapura, ky." Jawab Ali.

"Oh, sama siapa disana?" tanya Rizky lagi.

"Sama nyokap gue."

"Ooh bokap nyokap lo udah.... pisah? Maaf ya li, gue gatau." kata Rizky merasa tidak enak kepada Ali.

"Santai aja ky." Ali tersenyum.

Tanpa Rizky duga Ali malah bercerita tentang keluarganya kepada Rizky.

"Ayah gue nikah sama mami, yang notabene nya orang Singapura, ky. Gue baru tau kalo dulu nyokap gue ada main sama laki-laki lain. Makanya bokap nyokap cerai. Ngga ngerti apa karena budaya disana yang emang begitu, nyokap gue santai-santai aja dan kaya ngerasa ngga bersalah dengan perbuatannya, kaya biasa aja gitu. Mami bawa gue waktu gue masih kecil. Dia misahin gue sama ayah, abang dan adek gue. Setelah gue tau yang sebenernya, gue minta pindah saat itu juga, gue mau tinggal disini sama bokap. Untungnya gue kemaren udah lulus sekolah jadi yaudah gue mutusin untuk kuliah disini. Lagipula, gue kangen banget sama ayah. Ayah ceritain ini ke Bang Adi sama Jefri pas mereka udah gede, pas udah bisa menilai baik buruknya sesuatu. Ayah bilang ke mereka, kalo kalian mau temuin mami, silahkan temuin. Jangan pernah benci sama mami, karena mau gimana pun, dia itu tetap ibu kalian. Itu kata ayah." Ucap Ali lirih.

Another Side - CompletedDonde viven las historias. Descúbrelo ahora