3 hati

194 9 9
                                    

Mencintai kamu?  Ntah!


~arya irsyah nugraha~

"a. Aku.., " ucap arya terbata bata
Zulfa tersenyum sangat manis hingga membuat matanya sedikit mengecil

" lanjutkan operasinya. selamat kan bidadari mu" arya hanya mengangguk dengan rasa penasaran di hatinya, maksud Zulfa apa? Apa Zulfa sudah mengetahui semuanya?

2 jam sudah berlalu, Aufi masih sibuk mondar mandir di depan pintu ruangan operasi, sesekali ia angkat pandangannya melihat ke arah lampu khusus yang di jadikan pertanda sebagai sedang berjalan nya operasi masih terus menyala, sesekali pun ia lirik jam di tangan kirinya, tak jarang pula ia gigit ujung jari nya berusaha meredam rasa khawatir nya,

Sedang kan papah dan mamahnya masih setia duduk di kursi tunggu depan ruangan operasi dengan tangan keduanya terus saja menyatu. Aufi jatuhkan tubuhnya di kursi dingin itu, memijat pelipisnya pelan, penat ia sangat penat

~~~

"bagaimana zul? Sudah di jait "

" sudah ar, kamu tenang saja sekarang kamu istirahat dulu "

" aku mau ngecek keadaan dia lagi apa operasi ini berhasil atau tidak" ucapnya sembari bangkit dari duduk nya yang belum mencapai 1 menit saja

"pasti berhasil, detak jantung, nadi aliran darah, kerja otaknya berjalan secara stabil, ini berhasil ar berhasil"
Penjelasan Zulfa mampu membuat arya tersenyum dengan senyum yang sangat manis. Dan terpaku di langkahnya yang ke 3

Arya nengerjapkan matanya berkali-kali, kenapa? Kenapa pandangan nya mulai mengabur, mulai sedikit berputar? Ia merasakan tubuhnya oleng dan terjatuh cukup keras

Beberapa suster serta Zulfa terlihat kaget sekali dengan apa yang baru saja terjadi, arya pingsan? Mengapa bisa? Ah dia manusia

Zulfa langsung melepas alat jait nya di atas nakas, lalu memerintahkan suster untuk membantunya mengangkat tubuh arya ke atas brantal berroda

"sus bawa dokter arya ke ruangan periksa minta dokter dini memeriksa keadaan dokter arya, setelah ini selesai saya akan menyusul "

" baik dok" 2 orang suster langsung membuka pintu utama ruang operasi ini, yang ada di luar terlihat terkejut pasalnya lampu tanda operasi masih menyala lalu sekarang ada seorang lelaki terbaring tak berdaya

Aufi mendekat "dokter arya kenapa? Bagaimana kaka saya?"
Suster itu hanya menggeleng dan membawa arya dengan cepat menyusuri setiap lorong rumah sakit

Zulfa masih sibuk mengecek keadaan youfa , senyumnya mengembang sangat cantik lalu merapikan jas putih yang saat ini ia kenakan .

"Alhamdulillah ya Allah " ia berjalan perlahan keluar ruangan ,sesampainya di depan ruangan operasi ,ia sedikit terkejut pasalnya aufi sudah berada di depan pintu saat Zulfa baru saja membuka pintu

" Bagaimana dok keadaan Kaka saya"

"Alhamdulillah operasi nya berhasil, youfa masih berada di bawah pengaruh obat bius ,jadi biarkan kondisi nya pulih dulu". Aufi mengusap wajah nya pelan

" lalu apa yang terjadi dengan dokter arya dok? " tanya mamah youfa

"Dia terlalu berkerja keras, mengeluarkan semua tenaga nya dalam operasi ini, berterima kasih lah dengan dokter arya, saya permisi " jelas zulfa lalu meninggalkan keluarga youfa yang masih berada di lingkup rasa bahagia yang teramat

~~~

Zulfa memasuki sebuah ruangan dimana sekarang arya tengah terbaring tanpa tenaga dengan jarum infus menusuk tangan kirinya serta dengan alat bantu pernafasan di hidung nya

"Bagaimana din keadaan nya " tanya zulfa pada seorang dokter muda sebaya dengan nya, yang saat ini tengah kembali memeriksa arya

"Drop zul, sangat drop bagaimana bisa dia melakukan operasi dengan keadaan nya yang seperti ini? " zulfa hanya mengangkat kedua pundak nya sebagai tanda ia tidak tahu

"Lalu kenapa kamu pasang alat bantu pernafasan? "

"Tadi dia sedikit sesak nafas,  aku permisi ya zul, ada pasien lain yang harus aku periksa permisi"

Zulfa tak menjawab hanya terus memandangi wajah pucat pasi milik arya

"Aku terlalu gila berharap bisa menjadi pendamping mu ar, aku akui itu, aku minta maaf untuk cinta ini yang setiap detik semakin membesar tanpa tau diri, aku terlalu bodoh jatuh cinta dengan lelaki yang hatinya sudah jatuh dengan gadis lain, gadis gila seperti apa yang telah kau ungkapkan, mungkin selepas ini aku tak akan mampu untuk memandangi mu sedekat dan sepuas ini, aku jatuh hati aku jatuh cinta, aku jatuh ar bolehkan kau balas rasa ku sedikit saja? Apa aku terlalu hina berdampingan dengan mu?  Sebegituh tak pantasnya kah aku" ucap zulfa dalam hati

Tanpa sadar air matanya sudah jatuh dipipi merahnya, segera ia tersenyum dengan air mata yang terus saja jatuh, hatinya nyeri, pilu sekali, ah dia merasa menjadi wanita paling tersakiti saat ini. Isak tangis nya mulai terdengar, ia jadikan tangan nya sebagai penyangga tubuhnya, matanya terpejam meratapi dirinya yang begitu memilukan, sebuah tangan hangat sekarang berada di pipinya zulfa tersadar ia dapati arya sudah membuka mata dengan senyum tipis,

"Bodoh zulfa bodoh kenapa harus menangis di depan arya? " kutuk nya dalam hati

"Jangan nangis zul kamu terlalu berharga untuk menangis lelaki bodoh macam diri ku,  kau terlalu cantik untuk sekedar tertunduk sedih, angkat pandangan mu bidadari nanti mahkota mu jatuh" ucap arya dengan mata yang sudah tak berani lagi menatap wajah pilu milik zulfa

Tangis zulfa makin membesar, getaran tubuhnya mampu menjelaskan seberapa memilukan keadaan nya saat ini, zulfa memundurkan langkanya sedikit menjauh dari arya

"Jangan menjauh zul kau tetap sahabat ku zulfa, zulfa fituriah adalah sahabat ku sahabat yang posisi nya tak akan tergeser dan tak akan aku tinggalkan ku mohon jangan menangis, kau tau bukan itu adalah kelemahan terbesarku? " jelas arya yang berusaha meraih zulfa yang sedang menangis dengan terus mundur kebelakang

"A. Ku bodoh ar, bodoh karna jatuh cinta dengan sahabat ku sendiri, aku bodoh karna sudah jatuh cinta dengan mu, aku bodoh" arya terkesiap mendengar penuturan zulfa kali ini, zulfa cinta dengan nya? Bagaimana bisa? Arya menelan salivanya pelan

Di wajah nya mengandung kekhawatiran penuh,  bukan karna hal lain tapi karna sekarang ia baru sadar ada 3 hati perempuan yang harus ia jaga, khawatir menyakiti hati ketiganya, ataupun salah satu nya

"D.an aku sadar sekarang posisi ku semakin tergeser ya ar, di satu sisi kau selalu berusaha mencintai salsa dan disisi lain kau telah menemukan gadis mu bukan? Youfa syifah amalia kan ar? Dimana sekarang letakku bagimu?  " tangis zulfa memenuhi isi ruangan ini, arya lagi lagi dengan susah payah menelan salivanya

" kau sahabat ku zulfa posisi mu tak akan tergeser apalagi tergantikan tidak akan, ku mohon jangan menangis " zulfa kembali berjalan mundur hingga tubuhnya berbenturan dengan pintu ruangan itu dan tanganya meraih gagang pintu membukanya lalu meninggalkan ruangan itu dengan tangis nya, arya menatap pintu yang beberapa waktu lalu terbanting, hatinya sakit sangat sakit melihat wanita yang selalu bersama nya membantunya dan selalu menjadi sahabat nya menangis karna nya hanya karna dirinya. 

Zulfa kau menempatkan ku di hujung jurang kematian sekarang ~ gumam arya dengan mata masih menatap pintu ruangan nya

~~~~~~'~~'''''

Assalamualaikum reades aku lanjut lagi kan hihihi maafkan aku yang lama bngt post nya soalnya lagi sibuk sama tugas sekolah akhir semester, lomba, dan kartinian kemarin, dan baru  ada waktu malam ini. 😂😂😂😂

Selamat membaca ya reades oh iya btw insya allah D3P hanya tersisa 6 part lagi ya, itu juga insya allah ❤❤❤

Jangan lupa membaca al-qur'an adalah yang paling pertama dan utama. ❤❤❤

Salam author manis

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ❤❤❤

Detik Datang Dan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang