°09°

325 14 0
                                    

Kau hanyalah hayalan, hayalan yang mungkin hanya terus tetap menjadi hayalan.

🌹🌹🌹🌹

"aneh"

"saya tak mengenal apa itu cinta, orang bilang jika cinta, hati bergetar saat di dekatnya, namun saya tak mengenal itu ntah lah saya selalu berharap untuk tidak pernah mengenalnya lagi " ucapnya dengan kembali menggigit burger itu

" jika kau mengatakan tak mau untuk mengenalnya lagi, berarti kau pernah mengenalnya bukan?" tanya ku kali ini sembari menatap wajahnya dari samping

Ku lihat ia menelan makanan dengan perlahan dan menundukan pandangannya

"kau umur berapah fa? " tanya nya yang mengalihkan pertanyaan ku tadi ku yakin itu

"23 tahun"

"masih muda tapi udah siap nikah "

(suara ketawa)

" udah tua itu, kalau kamu"

"24 tahun"

"lah 24 tahun? Tapi baru kuliah semester 6?"

"iyah waktu saya lulus SMA saya ga langsung kuliah fa, tapi saya kerja dulu di kantor papah selama kurang lebih 3 tahun cari modal kuliah "

" owh gtuh berarti saya senior kamu loh ya " ucap ku dengan sedikit tertawa

" iyah siap kaka senior" ucapnya sembari hormat kepadaku

Ku lihat ia tertawa, tampan, tampan sekali dengan gigi putih dan rapih terlihat sangat tampan dilihat dari samping

Uhuk uhuk uhuk

ku ulurkan air minum kearah nya, tangannya jatuh tepat di atas jariku tentu saya ia tak merasakan kehadiran jariku dibawah jarinya, aku sempat panik namun sepertinya ia tak menyadari itu

"astagfirullah, alhamdulillah ya allah " ucapnya dengan sangat lega

(suara kekeh kecil)

" Mangkanya sya kalau ga biasa ketawa sambil makan, jangan di lakuin, dasar generasi garem hahahha"

"apa hubungannya keselek sama garem coba fa"

"udah hubung hubungin, " kataku sembari ketawa, ia hanya menyerit kan alisnya

~~~

" assalamualaikum tan" fahri menyalami mamah yufa

"waalaikumsalam ri"

"gimana keadaan youfa tan"

"masih sama" ucapnya tertunduk

"mmm fahri masuk ya tan"

Mamah nya hanya terlihat mengangguk kecil, fahri memasuki ruangan rawat inap itu

Ia tersenyum kecil sembari menarik nafasnya lalu meletakkan rangkanyan bunga di samping tangan youfa

"aniversary yang ke 3 tahun calon bidadari dunia akhirat ku" ucap fahri sembari mengecup kening youfa sangat lama

Fahri tersenyum manis sembari terus menatap lekat lekat wajah milik youfa

(suara dering hp)

" ya ada apa? "

" kami bisa temuin aku di Cafe good ga ri? Ada yang mau aku omongin" suara serius dari gadis disebrang telepon sana

"ga bisa saya sedang di rumah sakit nemenin youfa"

"sebentar saja ri Ini masalah youfa"

"iya"

Tut Tut tut

Panggilan sudah di akhiri, fahri sebentar menatap wajah haura lalu membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan ruangan itu

°°°

"sya saya lihat kamu sudah terlalu trauma mengenal cinta kenapa? "
Tanyakan kali ini dengan menatap ya yang masih tertunduk

" saya tak trauma saya hanya tak ingin mengenalnya fa"
Ku anggukan kepala menandakan aku paham akan jawabannya

"apa yang membuatmu kamu mencintai fahri fa? "

" ntah" jawabku sembari mengangkat pundak ku

"apa fahri laki laki yang baik? Apa fahri mencintaimu? Apa fahri menjagamu? Apa fahri tulus padamu? "

" ya dia laki laki baik, dia tak pernah kurang ajar kepadaku, ia dia mencintaiku, buktinya sampai sekarang dia masih setia kepadaku, ia dia selalu menjaga ku, kurasa dia tulus padaku karna selama ini ia tak pernah meminta imbalan akan semua yang sudah dia berikan"

(suara ketawa)

Kulihat ia tertawa kecil, sembari melihat ke bumi

"kenapa kamu tertawa? "

" hanya karna itu kau mau dinikahi dia? "

" memang ya kenapa ada yang salah"

"sudah berapa lama kau berhubungan dengannya "

" sudah tiga tahun tepat hari ini"

"kau katakan ia lelaki baik,? Padahal di lelaki jahat yang berani menempatkan Mu di posisi dimana kau terkurung dalam lingkaran hubungan haram, kau katakan ia mencintaimu? Kalau ia benar mencintaimu ia tak akan membuat kau menunggu selama 3 tahun ini, kau katakan ia menjagamu? Tapi kenyataannya ia merusak mu fa, memegang tanganmu, memelukmu, dan sebagainya, kau juga bilang ia tulus? Jika ia tulus ia tak akan setuju akan adanya pembatalan pernikahan "

Aku tertegun mendengar semua penjelasan nya

" untuk pernyataan Mu yang terakhir sya aku tak setuju, karna inti masalah dari gagal ya pernikahan ini adalah, bukan pada pihak dia tapi pihak saya bahkan saya sendiri dan ini menyangkut pihak ketiga dan pula ia menyangkut dengan takdir tuhan? Kau tau? Seberapa setia dia pada saya? Sampai pada saat ini pun ia masih mengunjungi saya walau hanya sekedar mengucap salam memberi kabar, menanyakan keadaan saya, lalu pergi"

(suara Ketawa)

Ia terlihat tertawa kecil

"jika ia mencintaimu ia tak hanya mengunjungi Mu tapi menikahimu "

Aku bangkit dalam duduku

" kamu ga tau apa apa masalah ini sya kamu hanya kenal aku baru satu bulan ini, belum tau penyebab nya apa masalahnya dan salahnya ada dipihak mana, kau seenaknya menghina lelaki yang sangat saya cintai, tanpa kau tau seberapa besar pengorbanan nya" ucap ku emosi

"youfa duduk dulu sini " ucapnya dengan lembut sembari menepuk bangku disamping ya

Detik Datang Dan PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang