Plak!

Celia menampar pipi Syifa.

Syifa terdiam. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik, Celia dan kawannya masih menunggu apa reaksi Syifa setelah ia menampar wajahnya. Syifa memegang pipinya bekas tamparan Celia yang memerah akibat rasa sakitnya. Ia menunduk, rambutnya tergerai menutupi wajahnya, sehingga Celia dan kawannya tidak bisa melihat ekspresi Syifa saat ini. Keluar tetesan air mata dari Syifa.

Bukan, ia bukan menangis karena ditampar oleh Celia. Ia teringat suatu kejadian yang kini terjadi lagi. Celia adalah orang kedua yang menampar pipinya setelah papanya. Dulu, waktu papanya sudah ke-gap berselingkuh, papa dan mamanya ribut besar di rumah, tadinya Syifa tidak mau ikut campur, tetapi menurutnya papanya ini sudah keterlaluan, akhirnya ia membela mamanya, yang secara tidak sadar ia telah membentak papanya, disitu posisi papanya Syifa dalam keadaan emosi yang memuncak, ia menampar Syifa keras. Terlihat raut wajah yang kaget dari keduanya. Syifa sangat kecewa saat itu. Begitu juga papanya, yang sangat menyesal telah menampar anak gadis satu-satunya itu.

"Lo mau tau kenapa kita bawa lo kesini?" akhirnya Celia angkat bicara setelah tidak ada reaksi apa-apa dari Syifa. "Lo ngapain peluk-peluk Rizky tadi di lorong? Hah?" tanya Celia to the point.

Ingatan Syifa langsung buyar ketika Celia mulai memakinya lagi. Lalu ia angkat wajahnya lagi untuk menatap Celia.

"Lo boleh tanya sama dia, yang meluk duluan siapa?! Dia dateng dan ikut campur urusan gue pas gue lagi marah-marahin si Nisa! Sekarang lo nuduh gue meluk-meluk Ka Rizky kegajenan? Gila! Lo cenayang? Lo itu cuma sok tau, terus berasumsi sendiri kalo yang lo liat itu sama kaya apa yang lo pikirin!" jawab Syifa senga.

"Berani-berani nya ya lo....." Celia maju satu langkah sambil mengarahkan tangannya menunjuk ke wajah Syifa. Tetapi belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Syifa sudah menepis tangan Celia dan berkata lagi.

"Seburuk-buruknya dan sejahat-jahatnya gue sama orang, gue ngga pernah ngambil apa pun yang bukan milik gue! Yaaa.. walaupun gue tau lo sama Ka Rizky gaada hubungan apa-apa sih. Dan lo harusnya mikir dong, gue punya pacar. Pacar gue Ali. Jadi tenang aja, gue gabakal ngancurin rencana lo yang pantang menyerah itu buat dapetin Ka Rizky!" ucap Syifa menatap Celia sambil menaikkan satu alisnya tanda bahwa ia sedang menantang Celia.

"Kurang ajar lo Syif!" ucap Celia lalu ia mendorong keras tubuh Syifa hingga Syifa terhempas menabrak dinding dan papan tulis di belakangnya. Tubuh Syifa terasa sakit dan ngilu, bukan hanya tubuhnya saja, kepala Syifa juga sedikit terbentur akibat dorongan Celia yang sangat kuat.

"AUW!" Syifa berteriak kesakitan.

"Uuhh kaciaannn... sakit ya?" kata Celia.

Sementara itu, Ali dan Rizky yang sedang mencari Syifa, tiba-tiba mendengar teriakan Syifa di kelas yang barusan mereka lewati. Pintu kelasnya tadi memang sengaja Celia tutup agar tidak ada orang yang mengetahui kalau mereka sedang di dalam.

Ali dan Rizky menghentikan langkahnya bersamaan. Mereka saling bertatapan satu sama lain. Lalu mereka berbalik jalan dan langsung membuka pintu kelas kosong tersebut.

Didapatinya Celia dan kawannya sedang menyerang Syifa, Ali dan Rizky langsung memajukan langkahnya dengan cepat.

"Lo apain, cewek gue?" kata Ali dengan lantang.

Celia hanya diam. Memaku. Karena kaget pintu kelas dibuka oleh Ali dan Rizky.

Syifa masih memegang dan mengelus kepalanya yang masih terasa sakit, lalu ia berkata "Gue gapapa. Ayo cabut!" ucap Syifa dengan cepat lalu menggandeng tangan Ali dan berjalan menuju keluar.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now