C18 Departure : ..., Arrival : JAPAN!

22 2 10
                                    

Tak perlu menjelaskan apa yang terjadi setelah hari itu atau beberapa hari sebelum ujian. Siklus hakikinya ya pasti 'Saka berulah-hukuman-tenang", begitu terus. Memang peristiwa ngelucu apa yang akan dilakukan Saka ketika ujian juga? Bisa-bisa, dia disuruh pulang dan nilai ujiannya 0 jika melakukan hal di luar akal manusia. Tapi, kalau Saka disuruh pulang juga paling nggak bakal nolak. Bisa dipastikan juga beberapa hari kedepan Rai akan memberikan pelajaran privat kepada Saka berhubungan dengan ujian ini.

Dan akhirnya, tibalah ujian akhir semester ini..

Selama seminggu lebih 2 hari mereka melaksanakan Ujian Akhir Semester, yang kebetulan dimulai pada hari Jumat, dan akan berakhir Sabtu minggu depan. Karena kelas mereka dibagi menjadi dua waktu ujian, Rai dan Nadya tetap berada di XII MIPA 4, sedangkan Saka dan Lussi ada di X MIPA 4. Saka lumayan bisa mengontrol dirinya, sih, selama ujian berlangsung.

Dan setelahnya, seperti yang biasanya sekolah-sekolah lakukan ketika selesai ujian semester pertama, mereka mengadakan classmeeting. Namun karena Senin akan diadakan upacara bendera yang terakhir bagi kelas 12, maka mereka diminta untuk tidak memakai seragam olahraga terlebih dahulu.

Langsung saja ke classmeetingnya ya? Tidak ada hal menarik perhatian yang terjadi selama ujian juga. Ah, for your information, mereka tetap kerja part time, lho, selama ujian. Hebat kan?

Yak, lanjut ke pagi upacara terakhir bagi kelas 12! Dan juga, kegiatan Saka dalam menghadiri seminar di Jepang...

===

Klontang.. glondeng.. krompyank.. tok tok tok

Hmm.. siapa sih, yang berani maling pagi-pagi? Mana kaya'nya gagal pula usahanya. Tunggu, kalo itu maling, kenapa dia ketok-ketok pintu?

"Rai.. RAI!" buset. Nggak usah ngegas bro. Ternyata Saka toh.

Ceklek

"Hmmh.. kenapa sih?" masih dengan setengah mata terpejam, aku melihat Saka tepat di depan pintu.

"AKU UDAH MAU TELAT DAN KAMU BARU BANGUN? MAUNYA APA?!"

Bentar, aku mau mikir dulu

"Lu emang mau kemana, woy?!"

"Hah?!" Saka menatapku seakan tak percaya "Lomba lah bego!"

Tunggu..

Seketika hening.. kalau di anime-anime keluar titik 3 besar

"..Eh iya, aku belum bilang ke kamu ya?" Saka, dengan senyum rasa bersalahnya.

DUAGH!

Aku mundur selangkah, kemudian menjedorkan pintu ke mukanya. Persetan dengan lombanya, mukanya yang ngeselin itu emang butuh pelajaran. Tak kuhiraukan tubuhnya yang sampai terjengat ke belakang dan kemudian mengaduh kesakitan.

"Jelasin yang bener!" aku kembali ke kasur, terduduk sambil sedikit menundukkan kepala dan melipat tangan di depan dada. Menunggunya yang mengusap darah dari hidungnya.

"I..ya, kuceritain, tapi kau siap-siap dulu. Aku beneran udah telat ini!"

Hhh.. ya udahlah. Aku mau mengapresiasi dia dulu karena berhasil bangun atas kehendaknya sendiri dan bahkan lebih pagi dariku. Aku mandi kemudian berganti pakaian dan siap keluar dengan membawa tas sekolahku. Namun, aku terkejut melihat Saka.

Bukan karena dia salah memakai seragam. Seragamnya benar, rapi pula. Yang membuatku bingung adalah bergantinya tas sekolah menjadi koper. Dia mau sekolah bawa meja belajar?!

Luka kepentok pintu tadi sudah dia plester. Dan sekarang, tidak ada niatan sedikitpun dari dia untuk mengganti koper dengan tas sekolah normal.

"Sekarang sepertinya waktu yang tepat untumu menjelaskan. Sebenarnya kau mau kemana? Hah?!" aku berbicara dengannya sambil membuka pintu. Suhu dingin pagi menyeruak masuk ke dalam rumah.

HUJAN DI MUSIM PANASWhere stories live. Discover now