C28 Tidak Perlu Tahu

21 1 21
                                    

Aku hanya bisa diam. Bagian terakhir, bagaikan kartu Jack yang dia keluarkan. Dia dan data-datanya tentang masa laluku, yang sangat kubenci. Dan apa tadi dia bilang? U15? Nggak sekalian bentuk sepak bola aja, tuh?

"Ya sudah, sih, kalau kau memang lupa tak apa." katanya lagi

"Lalu, sekarang bapak akan menangkap saya karena ketahuan melawan anggota organisasi?" padahal aku sudah berhasil 'kabur'selama ini, tapi tetep aja kena perangkap ni Kepsek laknat.

"Wah, tidak semudah itu. Kau kira bapak akan mudah melepasmu setelah bertahun-tahun mencarimu? Salah besar!" Pak Kepsek menepuk IPadnya yang layarnya masih menunjukkan 3 gambar tadi

"Anda mau melibatkan mereka juga?!"

"Yah, mungkin saja."

Tsk! "APA-APAAN DENGAN SIKAP ANDA YANG PENGECUT ITU? KALAU ANDA MENARGETKAN SAYA, CUKUP BAWA SAYA SAJA!" aku mendengar suara pintu dibuka dan tidak kuindahkan

"Kan, sudah kubilang, aku suka bermain-main. Lagi pula aku tidak akan menangkapmu dan berlagak seperti detektif ketika tahu kenyataan tadi, Rai. Aku malah harusnya berterimakasih padamu yang sudah menghilangkan kedua orang rivalku itu. Farie dan istrinya. Sayangnya, nggak kamu lakuin ke anaknya juga." aku melihat senyumnya. Kalau saja ini cerita romance dengan cewek, aku pasti akan doki-doki. Sayangnya, melihat itu saja sudah membuatku tambah ingin menghajarnya.

"Dan karena sekarang aku sedang berurusan dengan anak emas sekolah ini, sebagai rasa terimakasihku, akan kuberi game kecil. Kalau kau bisa menyelesaikannya, kau boleh membebaskan Saka, Nadya, dan Lussi."

"Tebak berhadiah, nih?"

Plok plok, Pak Kepsek menepuk tangan 2 kali

Beberapa penjaga telah membawa masuk kantong-kantong hitam. Kelihatannya ada 10 kantong.

"Apa itu?"

"Yah, ini hasil penjualanku sebulan ini."

"Biar kutebak, emas?"

"Nahhhh, betul sekali. Memang sesuai dengan ekspetasiku, thinker organization."

"Hentikan panggilan menjijikan itu." seolah tidak menggubris kata-kataku, Pak Kepsek tetap menjelaskan bagaimana cara bermain game ini

"Jadi, disini aku mempunyai 10 kantong dengan isi emas seberat 1 kg, emas itu berjumlah 10 batang setiap kantongnya."

"Wah, ternyata penjualan anda pesat sekali, ya?" kata-kataku sepertinya sinis sekali

"Hehe, iya dong. Nah tapi, ada tangan kananku yang nakal." Pak Kepsek PURA-PURA menunjukkan wajah sedihnya, jijik Pak!

"Orang itu dengan sengaja mengorupsi 0,1 kg dari 10 batang emas di salah satu kantong. Jadi?"

"Ada 1 kantong yang beratnya hanya 9 kg." kataku, hmm, ini mulai rumit

"Nah, tapi, aku nggak tahu kantong yang mana yang sudah dikorupsi, dan aku ingin mengetahuinya. Kau bisa membantuku dengan itu?"

"Bisa-"

"Dengan satu syarat!" Pak Kepsek langsung menyelaku "Kamu hanya boleh menimbang 1 kali, ingat, 1 KALI SAJA!"

"APA?! Kau bercanda, kah?" sepintar-pintarnya aku, aku tetap harus berputar otak kalau dihadapkan dengan soal seperti ini. Tapi aku kembali menenangkan diriku.

"Syaratnya hanya itu?"

"Yap, hanya itu. Ah, iya, satu lagi.." sungguh, Pak Kepsek tersenyum licik

"Kamu hanya kuberi waktu 30 menit untuk memikirkan jawabannya, dan ingat, kalau sampai kau salah, penjagaku akan siap sedia membawamu." Pak Kepsek sudah tertawa sekarang

HUJAN DI MUSIM PANASUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum