C13 Pernyataan Cinta, eh?

36 2 8
                                    


Untungnya, sampai saat ini, setelah beberapa jam terlewati, aku tidak mendengar ada berita buruk dari Saka. Bahkan menjatuhkan gelas atau piring saja tidak. Belajar dari mana dia?

Karena menganggur, aku sempat mengamatinya. Hm, dia juga belajar berinteraksi dengan pelanggan, ya? Terlihat dari wajahnya yang ikut bahagia bersama mereka. Pelangganpun juga sepertinya senang dengan perlakuannya. Tidak ada yang tahu dia itu cowok, eh?

"Kakaknya lucu. Bajunya kaya' barbie." aku mendengar salah satu anak pelanggan mendekatinya tanpa rasa takut

"Makasih ya, apa ada yang kurang dari pesanannya?" Saka sedikit berjongkok dan tersenyum padanya

"Nggak, kakaknya baik, deh, makasih." anak kecil itu hanya tertawa dan kembali ke mejanya. Orang tuanya hanya tersenyum dan mengangguk ke Saka. Saka balas mengangguk ke mereka.

Kalau dilihat-lihat, Saka cocok juga jadi kakak.

===

"Belajar dari mana kamu?" aku menanyainya ketika dia berjalan kearahku

"Hm? Apanya?" dia menatapku penuh tanya

"Interaksi begitu, belajar dari mana?"

"Mana, ya? mungkin karena papa dan mama." dia pura-pura serius sambil bertopang dagu.

"Hubungannya apa?"

"Mereka sempat pesen, jangan lupa buat orang lain bahagia. Gitu, sih." dia hanya tersenyum

"Terus hubungannya dimana?"

"Ya kalau kamu punya tekat begitu, pasti kamu akan berusaha memberi yang terbaik, kan?"

"Terus, bahagiamu sendiri gimana?" batinku

"Hei kalian. Malah santai-santai. Kerja sana!" Pak Ahmad tahu-tahu sudah ada di belakang kami

"Eh, iya Pak. Maaf." aku dan Saka membungkuk lalu berjalan ke arah yang berlawanan. Ah, ada pelanggan baru datang.

"Mas!" aku merasa terpanggil oleh seseorang. Ternyata tidak jauh dari posisiku semula, ada seorang bapak yang memanggilku

"Mas, tambah es lemon tea satu." kini giliran wanita diseberangnya yang berbicara

"Baik. Silakan tunggu sembentar." aku langsung menuju jendela dapur untuk memberitahukan pesanan

"Es lemon tea satu!" "Siap, es lemon tea datang." tak sampai 2 menit, es Lemon tea itu sudah siap kuantarkan ke mereka. Tapi karena aku tidak melihat anak kecil yang lewat di depanku..

"Ehhh. Awas!"

Aku hampir saja menjatuhkan minuman yang kubawa. Anak kecil tadi tidak apa-apa, sih. Tapi..

Eh, Saka?

"Kalau jalan pelan-pelan, bego." dia sudah dalam posisi memegang minuman yang kubawa. Aku yang tadi memejamkan mata, membukanya pelan-pelan. Hm? Tidak ada yang terjadi untungnya. Hanya beberapa pelanggan saja yang melihat kejadian itu.

"Maaf deh, makasih." aku hanya tersenyum kepadanya. Dia kemudian menaruh minuman itu kembali ke nampanku. Hebatnya, tidak ada setetespun yang keluar. Sejak kapan dia ada di dekatku?

"Ini minumannya. Ada tambahan lain?" aku meletakkan es Lemon tea tadi di meja pelanggan yang memesan tersebut

"Terimakasih. Mas, itu tadi yang nolongin.."

"Iya? Kenapa Pak?" hm? Ada apa dengan Saka?

"Itu tadi, pacarnya, ya, mas?"

Kaya'nya dijawab usil enak, nih. Sekalian ngerasain gimana dibully punya pacar yang hobi crossdressing.

HUJAN DI MUSIM PANASWhere stories live. Discover now