C4 Mimpi Buruk

52 2 1
                                    

"Sak, main yuk." cewek kecil itu menarik lenganku dan membawaku berlari mengitari lapangan

"Raiiiii, jangan kamu patahkan." Diseberang, cewek yang satunya kulihat sedang bersama Rai

Ah, inikah mimpi? Kenapa aku tidak bisa melihat wajah cewek dua itu dengan jelas?

"Sak, ayo main petak umpet." Rai memandangku dan tersenyum lebar, kacamatanya sampai miring

Hmmm, ternyata ini mimpi ketika kami masih kecil. Badan mereka semua masih badan anak-anak, aku saja dimimpi itu yang sudah mempunyai badan remaja.

"Oke, tunggu Rai, kalian berdua, hei." aku berlari mengejar mereka, ugh, kekuatan anak kecil itu lebih besar ternyata

"RAI!" terdengar suara ibunya memanggil dari kejauhan. Rai yang tadi berwajah gembira berubah murung

Dia dimarahi lagi, oleh ibunya, karena bermain bersama kami. Dia kemudian pulang bersama ibunya. Kami hanya bisa saling pandang dan membuat wajah sedih.

Akhirnya, kami hanya main bertiga, tapi itu tidak menyurutkan niat mereka untuk bermain lebih seru lagi. hingga akhirnya, mereka memasuki sebuah gang gelap. Aku yang tertinggal sangat jauh, baru bisa menyusul 10 detik kemudian. Begitu kagetnya aku, karena ketika aku masuk ke gang tersebut, dua orang dewasa menyekap mereka dan memegangi badan mereka.

"SAKAAAAA, TOLONG!"

"SAKAAA!!! HUAAAAA!"

"Jangan bawa temanku, mereka berharga bagiku!"

"SAK!!!!" aku terbangun, kulihat Rai dengan wajahnya tepat diatas wajahku

Menurut kebiasaan Rai, dia akan marah padaku apalagi setelah kejadian tadi. Yah, meski aku sebenarnya sedikit lupa tadi itu ada apa. Tapi, kali ini muka Rai tidak terlihat mau marah. Mungkin ini adalah keberuntunganku, Rai baru saja tercerahkan.

"Saka Arjasa..."

Tu..tunggu wajah dan nadanya memang terlihat tidak marah. Tapi, firasatku tidak enak tiap kali dia mulai memanggilku dengan nama lengkap.

"Bisa nggak, kalau mau tidur, jangan di tengah lapangan. Posisimu yang tepat di tengah-tengah itu menghalangi kelas yang mau praktek olahraga tahu!"

Ah syukurlah dia tidak marah, mungkin memang baru dapat pencerahan kali ya.

"Dan satu lagi, Kau pikir apa yang sudah kau lakukan tadi, beraninya pergi begitu saja dan membuatku harus repot-repot mencarimu. Sekarang CEPAT bangun dan kembali ke kelas!"

Baru saja aku rasa dia tercerahkan sekarang kenapa sudah ada aura gelap muncul lagi, sepertinya Rai kelebihan stok aura gelap. Dan kembali ke kelas?

"Ah, malas sudah tidak ada fisika- " kata-kataku terpotong. Belum selesai, sungguh belum selesai kalimatku itu, aku sudah dapat akibatnya, Rai menjitak kepalaku.

"Kau pikir bisa bolos begitu saja hah? Tak akan ku biarkan kau bolos satu kelaspun, dan lagi sepertinya ingatanmu sudah semakin parah ya? jadwal jam fisika itu setelah istirahat, kira-kira 6 menit 33 detik lagi, bukannya tadi!"

"Ha? Iya? Kalau begitu ayo cepat Rai!"

Ketika aku mendengar masih bisa ikut jam fisika, aku langsung lupa untuk protes mengenai Rai yang tadi menjitakku, dan ya, apa lagi kalau bukan langsung ke kelas?

***

Sungguh merepotkan! Lagi-lagi si Saka Arjasa itu pergi begitu saja, memangnya dia pikir siapa yang harus mencarinya? Lagipula dia itu, aku yakin tidak membaca jadwal dengan benar, jam fisika itu setelah istirahat!

HUJAN DI MUSIM PANASWhere stories live. Discover now