Lena yang panik pun mengambil ponsel di sakunya, sekarang ia tidak lagi bisa berfikir jernih. Ia takut, sangat ketakutan. Lalu setelah itu Lena menelepon seseorang.

"Pak polisi di sini ada tawuran. Lena takut!"

"....."

"Di lapangan samping Sma Darmantara," lirih Lena.

"....."

"Terima kasih"

"....."

Lena menggenggam erat ponselnya. Dan melihat sekumpulan anak yang saling adu tinju, ada pula yang saling menendang membuat Lena melihatnya terasa ngilu.

Tak lama kemudian suara sirine polisi membuat anak-anak yang sedang tawuran berhenti sesaat lalu bubar dengan membawa motor yang ia bawa.

Eric dan semua anggota geng Ragonda mengambil motornya. Geng inti Ragonda membawa motor masing-masing sedangkan yang lainnya berdua-dua.

"Berpencar!!" Teriak Eric yang di turuti semuanya.

Eric pun membawa motornya ke jalan. Anak Ragonda telah bubar sedangkan polisi sedang mengejar anak-anak yang berlarian dan dapat dijangkau.

"AHHH!!" Teriakan itu membuat Eric refleks mencari ke arah sumber suara. Disana ia melihat perempuan yang di tarik paksa oleh anak Asgarda. Eric melihat siswi itu, ia mengenakan bando pink dan seragam yang di kenakan perempuan itu. Eric terdiam anak Asgarda menculik siswi dari Sma Darmantara. Ia juga melihat perempuan itu mengenggam ponsel erat, dan terbengong. Walaupun tangannya di paksa tarik.

Tak lama deru motor di depannya melaju entah kemana. Eric tidak diam ia segera mencari teman-temannya karena Eric tidak akan membiarkan geng Asgarda menculik siswi Sma Darmantara.

×××××

"AHHH!!" Lena berteriak saat ada yang menariknya. Ia melihat ke arah tangan kekar yang menariknya. Anak dengan baju dan rambut acak-acakan serta banyak luka lebam di wajahnya. Ia meringis pelan, pasti sangat terasa perih.

Lena menarik-narik tangannya agar pegangannya bisa terlepas. Lelaki yang menariknya menatap Lena tajam, lalu lelaki itu menarik Lena untuk naik ke motor yang dikendarainya.

Lena ingin berteriak, tetapi tiba-tiba sebuah sapu tangan menutupi mulutnya. Sapu tangan yang sudah di beri biusan, tak lama kemudian Lena pun tak sadarkan diri.

Eric dan anak-anak Ragonda kini berkumpul di pekarangan rumah Deval, kebetulan rumah Deval memang dekat dengan Sma Darmantara.

"Anak Sma Darmantara diculik Asgarda," ucap Eric to the point.

"WHAT THE FUCK! Siapa?" Arie heboh sendiri mendengar ucapan yang di lontarkan Eric, pasalnya Arielah yang selaly membuat kehebohan diantara geng mereka.

"Gue gak terlalu tahu. Yang gue lihat dia pakai bando pink," jelas Eric.

"LENA? Murid baru yang gue antar ke ruang kepsek, cuma dia di sekolah Darmantara yang pake bando kayak anak kecil." Farel pun menatap ke arah mareka dengan tatapan bingung. "Dia anaknya polos banget."

"Kok lo tahu Rel kalau itu dia? Itu juga kan belum tentu." Komen salah satu anggota Ragonda.

"Gue lihat dia juga pegang ponsel, gue curiga," Eric menganggantung ucapannya. "Gue curiga dia yang telepon polisi."

"Mungkin aja sih saking dia lihat tawuran sampai-sampai dia telepon polisi." Ujar Jo yang diangguki semua orang.

"Bener juga sih," tambah yang lainnya.

"Kembali ke topik!" Titah Eric dingin.

"Jadi sebenarnya si Lena di bawa kemana?" Tanya Frans.

"Kalau di pikir-pikir, mungkin si Lena di bawa ke markas anak Asgarda. Lebih tepatnya di rumah kosong yang ada di belakang Sma Angkasa." Tebak Farel.

"Gue setuju! Jadi kita gimana cara nyelamatin dia? Kalau di biarin gua takut orang tuanya malah ngadu ke sekolah." Mike menautkan kedua alisnya.

"Gue yang maju!" Ucapan Eric membuat semua orang menatapnya bingung. Bagaimana tidak? Alberic yang seminggu yang lalu di khianati mantan, merubah sikapnya menjadi dingin dan sosok yang tidak peduli, kini ia sendiri yang menawarkan diri menolong seorang perempuan lugu dan polos. Padahal sekarang ia terlihat selalu menjaga jarak dengan makhluk yang bernama perempuan.

"Lo yang maju? Serius?" Tanya Farel memastikan. Eric mengangguk mantap.

"Kalian tunggu di luar rumah kosong." Eric memandang serius ke anak Ragonda.

"Terus?"

"Gue akan cari tuh cewek di dalam markas Asgarda, lo semua sembunyi dulu sebelum anak Asgarda keluar, setelah semua keluar terus kalian juga keluar, di kesempatan itu gue masuk kedalam markas." Saran Eric membuat semua menatap Eric berbinar. Rencana yang cukup cerdik bagi mereka.

***

"Bos kita bawa cewek cantik!" Teriak salah satu anak dari geng Asgarda dengan membopong seorang perempuan bak karung beras.

"Siapa dia?" tanya ketua Asgarda dingin.

"Gak tahu bos. Dia kayaknya anak polos deh. Penampilan aja masih kayak anak kecil," ucapnya dengan senyum miring.

"Tidurin di sofa!" Titahnya.

"Oke bos Thio!"

Dengan pelan ia membaringkan Lena di sebuah sofa yang lumayan panjang. Thio mendekati perempuan itu dengan senyum miring. Cantik, itulah yang menggambarkan Lena sekarang.

"Lo cantik gue suka, lebih cantik dari mantan ketua Ragonda." Thio mengusap lembut pipinya.

"Gua bakalan dapetin lo cantik. Tenang aja, karena lo udah buat gue jatuh cinta."

"Tapi lo harus diiket dulu biar pas sadar lo gak bisa lari dari gue." Thio mengambil tali tambang.

Ia mengangkat tubuh mungil Lena dan mendudukannya di sebuah kursi kayu, lalu Thio pun mengikat tangan dan kaki Lena dengan tali tambangnya. Setelah selesai Thio pun memasang senyum miringnya.

"Lo cantik," entah keberapa kali Thio berucap seperti itu.

"THIO KELUAR LO!!" teriakan yang menggema di seluruh ruang di rumah kosong membuat semua anggota Asgarda mencari sumber suara.

Jangan lupa vote dan coment

ALBERICWhere stories live. Discover now