[INDONESIANA - CHAPTER 12]

434 49 9
                                    

Aytek

Aytek adalah istilah dalam khazanah ilmu magis Suku Muyu tentang roh-roh liar yang berkeliaran di hutan yang kemudian 'ditangkap' untuk dijadikan 'pesuruh'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aytek adalah istilah dalam khazanah ilmu magis Suku Muyu tentang roh-roh liar yang berkeliaran di hutan yang kemudian 'ditangkap' untuk dijadikan 'pesuruh'. Tradisi Aytek ini mirip dengan tradisi memakai Begu Ganjang di daerah Batak atau Ampang Limo di Tanah Minang yang sama-sama menggunakan roh liar untuk dijinakkan dan digunakan sebagai 'penjaga'. Dalam bab ini, saya memodifikasi Aytek sebagai orang yang jiwanya dicuri dan ditempatkan dalam suatu wadah pengurung untuk kepentingan musuh yang belum diketahui.

Kómòcánòk

Kómòcánòk adalah batu berbentuk segitiga (biasanya tak beraturan) yang dipercaya orang-orang Suku Muyu sebagai kuku dari 'Komot', dewa perburuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kómòcánòk adalah batu berbentuk segitiga (biasanya tak beraturan) yang dipercaya orang-orang Suku Muyu sebagai kuku dari 'Komot', dewa perburuan. Siapa yang membawa kómòcánòk dipercaya akan selalu mendapatkan hasil buruan yang bagus jika menuruti arah yang 'ditunjuk' si batu sebelum memulai perburuan. Kómòcánòk biasanya diwariskan dari kakek ke bapak, dari bapak ke anak, dan dari anak ke cucu. Keberadaan Kómòcánòk sangat keramat sehingga ilustrasi di atas hanyalah sebagai gambaran kasar dengan menggunakan batu labradore yang mirip deskripsi Kómòcánòk, bukan Kómòcánòk asli.



Pemenang lomba pertanyaan :

Penanya 1 : White-haired

Pertanyaan : Kak mau tanya, kakak keliling Indonesia atau dengan cara apa riset untuk cerita ini? Apa bakal ada bentuk fisik (buku)? Ilustrasinya dari kakak sendiri atau bagaimana? Terima kasih ^^

Jawaban :

Saya menggunakan Google Earth dan Google Map untuk meneliti kondisi jalanan di luar Jawa dan Bali. Untuk budaya (baik perilaku masyarakat, dialek, maupun kesenian dan mantra) saya mengandalkan sumber-sumber tertulis berupa jurnal ilmiah, novel atau cerpen yang ditulis putra/putri asli daerah tersebut, cerita rakyat, dsb.

Sementara untuk memahami tentang aneka ritual yang dipakai di sini, saya melakukan perjalanan menemui tokoh-tokoh yang dipercaya mumpuni dalam khazanah supranatural baik mereka juru kunci maupun mereka yang dipercaya sebagai paranormal. Tentu saja dalam perjalanan kadang ketemu dukun kayaknya meyakinkan tapi ternyata 'palsu' walau ga jarang juga ketemu yang beneran asli tapi penampilannya nggak meyakinkan (misalnya profesi sehari-harinya tukang bangunan).

Untuk sementara belum ada rencana menerbitkannya dalam bentuk buku cetak karena dana pribadi masih difokuskan untuk menemukan bahan-bahan riset yang belum lengkap.

Sementara untuk ilustrasi saya memakai jasa ilustrator. Ilustratornya tidak tetap, tergantung ilustrator mana yang menyanggupi permintaan saya dan harganya cocok dengan keuangan saya. Beberapa ilustrator yang sempat saya pesan ilustrasinya antara lain :

1. Ahmad Alhamra Putra (pemilik Café Wooky Cooky, Yogyakarta) – ilustrasi cover yang kebetulan diberikan gratis karena waktu itu Lokapala sempat mau dibuat komik meski akhirnya dibatalkan karena berbagai alasan

2. Yohannes (Yohannes Jigoku Yap Suicen)– ilustrator asal Jakarta yang sedang mengerjakan pesanan saya untuk menggambarkan para Usana dan juga beberapa rupa Kroda.

3. Elan Wahyudi (ilustrator dan penerjemah komik Jepang asal Jakarta) – mengerjakan cover Season 2

4. Albion Grandinarta (ilustrator asal Malang) – mengerjakan gambar salah satu Usana yang baru tampil di Season 2 nanti, juga gambar keluarga Nara.

5. Eko Bambang (ilustrator sekaligus guru SMK) – mengerjakan ilustrasi armor Dwarapala tipe khusus yang baru bisa dimunculkan di Season 2 atau 3.

6. Arief Jamil – ilustrator yang menggambarkan keluarga Oka yang asli (Pasekan-Tantri-Oka)

Penanya 2 : tokekkeriting

Pertanyaan :

Setelah program lokapala berjalan, apakah program dwarapala berhenti atau bagaimana nasib anggota dwarapala yg tersisa?

Jawaban :

Jadi Lokapala itu lebih susah daripada jadi Dwarapala. Jadi Lokapala selain kuat fisik (oke Sitanggang perkecualian), terutama harus kuat mental. Karena itu untuk kota-kota lain yang juga kena ancaman Kroda tapi nggak seintensif Tanjung Paser, penjaganya tetap Dwarapala. Dwarapala sendiri dibagi ke dalam 4 tim berdasarkan lokasinya yakni :

1. Tim A – Medan, Sumatera Utara : mengawasi wilayah sekitar Gunung Sinabung sampai Danau Toba.

2. Tim B – Kupang, NTT : mengawasi wilayah sekitar kepulauan Nusa Tenggara terutama pulau kecil bernama Maupora yang sering didatangi Kroda.

3. Tim C – Tanjung Paser, Kalimantan Timur : posisinya digantikan Lokapala

4. Tim D – Jakarta : tim cadangan andaikan saja ada ancaman Kroda muncul di Jawa dan Bali, Tim D juga tim dengan anggota paling banyak karena kadet Dwarapala yang masih belum lulus juga ditempatkan di sini. Anggotanya total ada 45 orang.

Para pemenang silakan memberitahukan nomor hpnya pada saya via private chat atau direct message guna menghindari penyalahgunaan nomor ponsel para pemenang :D.

Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018Where stories live. Discover now