BAB 7.3 : MUSLIHAT

571 78 3
                                    

Kafe Wooky Cooky, Tanjung Paser, 15.00 WITA

"Penyelidikan dugaan penipuan?" Profesor Denny mengernyitkan dahi ketika mendengar permohonan Regina untuk menggunakan hak istimewa Lokapalanya. Ya, setiap Lokapala diberi hak untuk menggunakan satu kali hak istimewa mereka tiap tiga bulan. Hak istimewa ini bisa digunakan untuk menyingkirkan guru atau staf akademi yang kurang cocok di hati mereka, memperoleh informasi-informasi rahasia yang tidak semua orang bisa mengaksesnya, atau meminta dilakukannya tindakan penyelidikan yang kiranya masih bisa dilakukan atau dibantu oleh Unit Lima.

Denny tidak mengira bahwa Regina-lah yang pertama kali mengajukan pemakaian hak istimewanya ini. Tadinya dia mengira Sitanggang atau Ignas yang akan mengajukan hak ini lebih dulu dari yang lain, tapi setahu Denny, Regina bukanlah tipe gadis yang asal mengajukan permohonan jika tidak punya pertimbangan mendalam. Meski begitu tindakan penyelidikan jelas-jelas harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak bersinggungan dengan kepolisian.

"Baiklah, saya akan coba selidiki hal ini. Nanti kamu akan saya kabari," kata Denny sambil menyeruput mocca panasnya.

*****

EVA'S PROSPERITY HEADQUARTERS, Tanjung Paser, 15.00 WITA

Rumah bertingkat tiga di sebuah kawasan perumahan elit yang pintu gerbang masuk kawasannya tampak dijaga oleh sejumlah satpam itu tampak sepi. Hanya ada sejumlah mobil SUV terparkir di depan rumah. Pintu rumah itu terbuka lebar dan tampak sedikitnya dua orang lelaki mondar-mandir di dalamnya.

Sebuah mobil SUV hitam doff terparkir di seberang rumah itu dan mengamati kondisi rumah itu sedari tadi. Di dalam mobil itu ada tiga orang, dan salah satu dari mereka adalah Oka. Dua yang lain adalah prajurit dari divisi intelijen lapangan Unit Lima.

"Hei Oka!" sang sopir berambut cepak di depan membuka pembicaraan.

"Ya Pak?"

"Harusnya temanmu yang namanya Regina ini jadi detektif saja. Pintar dia cium ketidakberesan."

"Memangnya kenapa Pak?" tanya Oka yang masih tidak paham karena dia mah turun ke lapangan hanya karena perintah Kapten Pusaka saja.

"Orang bernama Eva Ulina Siagian itu pernah bermasalah di Surabaya," kata si Pak Sopir, "Data dari Kepolisian Resort Kota Surabaya menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga pihak yang melaporkannya atas kasus penipuan meskipun entah kenapa semua kasusnya tidak berlanjut ke sidang."

"Mencurigakannya, tiga pihak yang bersengketa dengan Eva Ulina tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Mereka tak lagi pernah diketahui rimbanya," tambah petugas Unit Lima yang duduk di samping Oka.

"Errr .... jadi kita sekarang berhadapan dengan tersangka pembunuhan?"

"Sepertinya begitu, nah Oka, saya akan masuk ke sana," kata prajurit yang duduk di samping Oka itu, "pastikan kamu rekam baik-baik apa yang saya lihat lewat kamera kancing saya ini ya?"

Si petugas itupun segera turun dan berjalan masuk ke dalam rumah itu dengan pakaian mentereng, jas abu-abu necis, sepatu mahal, celana mahal, jam tangan mahal, kesannya dia adalah orang super tajir dan datang ke sana untuk melakukan suatu transaksi besar.

Dua pria muda di dalam rumah segera menyambut kedatangan petugas Unit Lima itu, mereka langsung menawarkan kopi, teh, atau sirup pada calon kliennya itu. Si petugas memilih es sirup dan tak lama berselang Eva Ulina Siagian tampak turun dari lantai atas, mengenakan blazer warna hijau muda dan rok hitam, sambil melemparkan senyuman lebar semanis mungkin kepada calon kliennya itu sembari mendekat dan mengajak berjabat tangan, "Selamat sore Pak, saya Eva, pengelola EVA'S PROSPERITY, apa ada yang bisa saya bantu?"

Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018Where stories live. Discover now