BAB 2.3 : BATU RANTAI

1.1K 110 14
                                    


Mata Oka masih saja berkaca-kaca pasca keluar dari bilik terminal publik. Namun arlojinya kini bergetar keras dan simbol dua gada Dwarapala muncul di sana. Oka menyentuh layar arlojinya dan mendapati wajah Doktor Samad di sana.


"Oka, janjimu?" tagih Doktor Samad.


Demi para Batara penghuni kahyangan! Oka sama sama sekali lupa dengan hukumannya yang harus membersihkan kantor Doktor Samad tiap maghrib.


"Aduh maaf, Dok! Saya lupa. Saya akan segera meluncur ke sana sekarang."


"Tidak usah, ayo kita buat perjanjian saja, yang bakal menguntungkan kita berdua," ujar Doktor Samad.


"Maksud Doktor?"


"Kau saat ini benar-benar kecapekan, tubuhmu belum pulih benar dari cedera, dan Pusaka saat itu terlalu emosi sampai-sampai menamparmu dan tidak mengindahkan kondisimu. Sudahlah, aku butuh bahan-bahan tertentu yang tidak bisa aku cari sendiri karena kesibukanku ... membuat penemuan yang punya hak paten," sekarang Samad mulai berbisik, "Aku bisa program satu android bunglon untuk gantikan tugasmu tapi kamu kemarilah dua hari dari sekarang setelah temui orang ini," Samad mengirimkan biodata seseorang ke arloji Oka.


Oka mengamati biodata orang tersebut. Orang tersebut adalah seorang pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Penajam[1].


"Aku sudah buatkan kamu janji bertemu dengannya besok pukul lima sore. Cari tahu sebanyak mungkin soal hal-hal yang kukirim padamu tapi jangan sampai Kapten Pusaka atau dua Lokapala itu tahu."


"Dok?" dahi Oka mengernyit, "Kok kita sekarang main rahasia-rahasiaan?" setahunya selama ini Doktor Samad tidak pernah main rahasia dengan dirinya maupun Kapten Pusaka.


"Karena situasinya rumit, Oka. Ini saatnya kamu belajar hal baru sebagai seorang prajurit : belajar main politik!"


******


Secara etik, Oka mungkin lebih suka menjalani hukuman sebagai petugas cleaning service selama seminggu. Tapi secara logis, ia juga tahu bahwa kondisi tubuhnya tidak memungkinkan. Dada dan perutnya sakit, jari-jemarinya mulai kram dan ia baru sadar kepalanya pusing karena sedari siang belum makan.


Tapi sebelum ia makan ke kantin ia memutuskan untuk naik sebentar, menemui Panji dan Sitanggang. "Hei! Ayo turun dan makan yuk?" ajak Oka ketika masuk kamar.


"Sebentar!" kata Panji yang tampak mengemasi sarung serta sajadah di lantai. Tampaknya ia dan Sitanggang baru saja sholat.


Oka menunggu mereka berdua selesai mengemasi barang-barang mereka dan ketika keduanya sudah selesai, Oka memandu mereka ke arah kantin.


Penjaga kantin malam ini adalah seorang wanita muda dengan rambut panjang digerai sampai batas tengah punggung. Wajahnya lebih ramah daripada mbak-mbak yang cemberut kala Oka dan Haryo makan nasi padang di kantin ini.

Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018Where stories live. Discover now