BAB 4.3 : MANGUNI

739 95 10
                                    

Selagi anak buahnya di bagian analisa citra dan pengamatan kota sibuk dengan tugasnya masing-masing. Denny lebih memilih berkonsentrasi untuk memfokuskan diri pada penyempurnaan zirah Lokapala terutama di bagian detektor helm mereka. Meski begitu dari hasil diskusi dengan tim pengembang, membuat Denny lagi-lagi harus menelan kekecewaan. Tim pengembang tidak menyanggupi deadline Denny yang hanya seminggu untuk penyempurnaan itu. Alasan mereka masuk akal, di balik fitur 'sederhana' itu terdapat ratusan langkah kerja yang membutuhkan setidaknya paling cepat dua minggu untuk diselesaikan. Yah, memang begitulah dunia sains. Pembuatan dan pengembangan teknologi yang 'kelihatan simpel' sekalipun membutuhkan waktu berbulan-bulan penelitian untuk menemukan langkah-langkah kerja yang tepat dan perlu beberapa bulan lagi untuk menyempurnakan hasil penelitian itu menjadi produk yang layak guna untuk keperluan tertentu.

Zirah Lokapala juga salah satunya. Untuk membuat zirah ini saja, Denny harus memimpin satu tim khusus beranggotakan 30 orang peneliti dari berbagai bidang ilmu mulai dari metalurgi, fisika, teknik elektro, ilmu komputer, nanoteknologi, biologi, sampai ilmu syaraf. Sama sekali tidak sesimpel teknologi dalam film-film favorit anak-anak era 2000an berjudul Super Sentai atau adaptasi baratnya Power Rangers, di mana cukup butuh satu orang jenius untuk merancang satu sampai tujuh robot raksasa pembasmi monster plus lima sampai sepuluh seragam canggih milik para anggotanya. Dunia nyata tidak sesimpel itu. Bahkan 30 orang berkecerdasan di atas rata-rata 1) itu pun butuh setidaknya sebulan untuk menyempurnakan zirah Lokapala sesuai permintaan Denny. Akhirnya karena dilanda kepenatan luar biasa, Denny memutuskan mengalah dan tidak memaksakan kehendaknya pada tim pengembang lalu memutuskan membubarkan pertemuan itu dan kembali ke dalam kantornya, sebuah ruangan yang dipenuhi ornamen kaca abstrak yang kadang membentuk figur manusia abstrak, kuda abstrak, kastil abstrak, dan beberapa benda lain yang serba abstrak.

Abstrak, hidup Denny selama ini telah dipenuhi banyak hal abstrak. Terutama pasca ia menjalin kontak dengan sesuatu yang dianggap dunia sains – yang utamanya berlandaskan atas logika orang-orang kulit putih Eropa Barat – sebagai sesuatu yang bukan sains, takhayul, dan tak nyata : keberadaan makhluk lain dari 'dunia seberang'.

"Manguni," Dennny menekan sebuah tombol panel interaktif yang muncul di atas mejanya dan segera saja sebuah visual dari sesosok makhluk misterius berwarna abu-abu muncul di hadapannya. Makhluk itu memiliki wujud seperti bentuk abstrak dari burung hantu namun ukurannya sebesar bayi manusia.

"Selamat pagi!" sapa sosok yang dipanggil Manguni itu, "Tumben sekali kau memanggilku."

"Aku mau minta nasehat."

"Wow! Kita(saya) tak sangka ngana(kamu) bakal tanya sesuatu ke kita. Bertemu masalah yang tidak bisa diselesaikan sains modern, eh?"

"Cukup dengan sindiran ngana, Manguni. Kitorang(kami) perlu solusi yang segera."

"Tentang?"

"Apa ngana tahu tentang kroda yang mampu membuat kerusakan semacam ini?" Denny menampilkan foto-foto kandang ayam dan kelinci yang dirusak itu ke hadapan Manguni.

Sosok spektral abu-abu itu mengepakkan sayapnya selagi menolehkan pandangan matanya 270 derajat ke arah foto-foto itu.

"Banyak yang bisa melakukan kerusakan seperti itu," jawab Manguni.

"Pagar TKP ini setinggi lima meter."

"Orang Bati bisa melakukannya, Todak bisa melakukannya."

"Tapi kitorang tidak mendeteksi keberadaan Orang Bati atau Todak di sana."

"Nah, kalau begitu apa yang ingin ngana tanyakan lagi?"

"Manguni, jangan berteka-teki dengan saya."

Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018Where stories live. Discover now