BAB 2.4 : KABIL

1K 105 10
                                    


Akademi Kumala Santika, Tanjung Pasir, Kaltim, 19.30 WITA

Hari pertama di sekolah baru ini cukup menyenangkan bagi Panji. Ia sama sekali tidak kesulitan mendapatkan teman lain selain para Lokapala dan dia juga sudah diizinkan bergabung di klub sepakbola sekolah. Tidak ada yang lebih asyik bagi Panji selain main bola meski teknik bermainnya tidak sehebat pemain-pemain pro.


Malam ini juga tenang. Tak ada panggilan tugas sama sekali dan Sitanggang juga sudah mendengkur kelelahan di dipannya. Malam ini benar-benar malam yang damai, menurut Panji.


*****


Sektor Selatan Tanjung Pasir, 19.30 WITA

Di Sektor Selatan kota Tanjung Pasir sendiri terdapat sebuah tempat wisata yang populer di kalangan kaum muda. Sebuah deret kafe pinggir sungai yang jika malam hari tiba dapat dipakai tempat menyaksikan keindahan lampu warna-warni penghias tanggul sungai. Sejumlah muda-mudi tampak asyik nongkrong di sana, ada yang tengah asyik menyantap makan malam, bercengkerama, mengerjakan tugas sambil menikmati minuman hangat, dan ada juga yang berkencan sebagai sepasang kekasih.


Namun keasyikan mereka semua terhenti saat seorang bocah lelaki berpakaian basah kuyup tiba-tiba berjalan masuk ke area kafe. Seorang pelayan kafe berseragam merah segera menghampiri anak itu, "Dik? Kamu kenapa? Kamu habis jatuh ke sungai?"


Yang ditanya tidak menjawab. Anak itu bahkan tidak menggigil meski seluruh tubuhnya basah kuyup. Pelayan itu tampak makin khawatir, "Gina!" ia memanggil temannya di meja kasir, "Telepon ambulans!"


Sekarang semua pengunjung kafe menatap penasaran ke arah anak itu. Anak lelaki itu hanya membalas tatapan para pengunjung kafe itu dengan tatapan menyelidik sebelum akhirnya berujar, "Di mana sekarang Paduka Seri Maharaja tinggal?"


Seorang pemuda pengunjung kafe langsung berdiri dan mendekati anak itu, "Dik? Kamu ngomong apa?"


"Di mana Yang Dipertuan Negeri Ini sekarang tinggal? Aku telah berjalan masuk jauh ke pedalaman tapi istananya sudah tiada. Ke mana Paduka Seri Maharaja pindahkan istananya?"


"Dik, zaman sekarang sudah nggak ada raja lagi. Atau jangan-jangan maksud kamu itu kantor walikota?"


"Di mana istananya?" geram si bocah.


"Mbak! Kayaknya anak ini histeris deh!" kata pemuda itu.


"Iya Mas, kita lagi mau nelepon ambulans tapi belum tersambung. Ada gangguan sinyal deh kayaknya Mas."


"Sudah! Biar saya yang antar anak ini ke rumah sakit Mbak," seorang ibu dengan dandanan modis dan mengenakan gaun warna-warni tampak bangkit berdiri menawarkan bantuan.


"Ah!" si bocah menudingkan jarinya ke arah ibu berdandan modis tersebut, "Keturunan Sang Paduka Seri Maharaja! Bersiaplah engkau dilanggar todak!"


Bersamaan dengan berakhirnya kata-kata bocah itu seekor Todak melompat dari dalam sungai dan menusuk ibu itu tepat di samping kiri tubuhnya. Ibu itupun terkapar di lantai dengan seekor Todak yang kini mencabik-cabik tubuhnya menggunakan cakar tajamnya.

Lokapala Season 1 : Usana | #Wattys2018Where stories live. Discover now