Kegalauan Pak Burhan

200 4 0
                                    


Setelah shalat tarawih, sesuai rencana aku dan Pak Burhan pergi jalan-jalan ke kota. Dan seperti sebelumnya aku diminta mengemudikan mobil sementara Pak Buhan duduk di samping kiriku. Sesampainya di kota kami mencari-cari tempat ngopi yang pas dan yang terlihat nyaman. Akhirnya setelah mencari-cari beberapa saat lamanya kami menemukan sebuah tempat yang bagus. Sebuah warung kopi lesehan bongkar pasang yang ada di depan perkantoran dengan halaman parkir yang luas. Warkop ini hanya buka di malam hari memanfaatkan halaman perkantoran yang tidak terpakai di malam hari. Tampak dua orang satpam berjaga di kedua ujung pintu masuk halaman perkantoran. Setelah memilih tempat yang nyaman dan memesan minuman, kami memulaiobrolan malam itu. Suara tilawah Qur'an dari masjid dan musholla yang ada di sekitar tempat itu menambah syahdunya malam itu.

" Faiz, apakah Ustadz Azhari sudah menyampaikan tentang JI dan PUPJI kepadamu ?", tanya Pak Burhan membuka obrolan.

" Sudah pak, dan saya sangat terkejut ketika beliau menjelaskan tentang JI. Saya baru tahu ternyata kita ini adalah orang JI meskipun dengan peran yang berbeda-beda", jawabku.

" Nanti setelah kamu mempelajari PUPJI kamu akan mengetahuinya lebih jauh. Dan biar kutambahkan sedikit yaitu bahwa semua unit yang disebut dalam PUPJI itu sudah terwujud. Apa saja unit dalam tandhim JI itu, kamu akan mengetahuinya sendiri nanti.

Sekarang engkau mengemban dua tugas dari dua tandhim yang berbeda, yang berarti engkau adalah aset yang berharga bagi kedua tandhim itu. Sekarang aku ingin mengetahui apa yang akan kamu lakukan dan apa yang bisa kubantu setelah mengetahui apa yang kami inginkan darimu dalam menjaga dan melanjutkan apa yang telah kami rintis selama ini. Terus terang, kejadian Bom Bali ini sangat merisaukan kami sebagai orang-orang yang memikul amanah dari tandhim JI. Kami sangat mengkhawatirkan masa depan JI setelah tertangkapnya para tersangka pelaku Bom Bali yang ternyata sejauh ini semuanya adalah para kader JI. Tapi bila kuingat dirimu, rasa percaya dirimu, ketekunanmu, dan brilliannya pikiran-pikiranmu selama ini aku sedikit tenang. Malam ini buatlah hatiku kembali tenang dengan paparan rencana-rencanamu yang cerdas". Pak Burhan lalu meminum kopinya sedikit karena masih panas.

Aku terdiam untuk beberapa saat lamanya, mengumpulkan energi untuk menjawab pertanyaan Pak Burhan itu. Aku mencoba mencerna lebih dalam kekhawatiran beliau dan juga betapa besarnya harapannya kepadaku.

" Sebenarnya pada dasarnya yang akan saya lakukan sederhana saja, yaitu melibatkan ummat sejauh yang saya mampu dalam mewujudkan cita-cita perjuangan yang diamanahkan kepada saya. Saya tidak peduli apakah itu tugas dari Al Qaidah atau pun dari JI, saya akan meujudkannya bersama ummat. Di situ lah nanti saya akan menemukan hal-hal yang baru untuk menyempurnakan apa yang telah dicapai oleh Al Qaidah dan JI selama ini. Karena baik menurut Syaikh maupun Ustadz Azhari, masa depan atau arah dari program yang mereka rancang adalah agar dapat dilaksanakan dan diwujudkan oleh seluruh kaum muslimin. Dan itulah mengapa menurut mereka berdua, mereka membutuhkan sosok-sosok yang visioner.

Walaupun jauh di dalam hati saya, saya merasa bukanlah sebaik dan sehebat yang dikira orang-orang termasuk Syaikh, ustadz Azhari, dan juga antum. Namun karena semuanya mempercayai saya untuk menerima amanah itu dan berjuang bersama-sama, maka saya akan berusaha untuk menjadi seperti yang mereka harapkan selama harapn itu bertujuan untuk menggapai ridha Alloh Ta'ala. Apalagi sejauh ini harapan dan amanah yang dibebankan kepada saya sejalan dengan cita-cita saya. Jadi meskipun berat, saya akan menikmati saja prosesnya. Begitu pak", jelasku.

" Lalu dalam waktu dekat ini apa yang akan kamu lakukan ?", tanyanya lagi.

" Untuk tahap awal saya akan mulai ikut aktivitas pergerakan dengan bergabung pada salah satu kelompok harakah (pergerakan), lalu menjalin hubungan dengan kelompok harakah yang lain sebanyak yang saya mampu. Untuk menjaga netralitas dan indepedensi, saya akan mengemukakan tujuan saya bergabung dengan masing-masing kelompok yaitu ingin terlibat dalam program pemberdayaan ummat yang ada pada harakah tersebut. Sehingga ketika mereka melihat saya ada di tengah aktivitas pemberdayaan ummat di kelompok lain, mereka bisa dengan mudah memakluminya". Aku kemudian meminum kopiku langsung beberapa teguk karena suhunya sudah pas. Pak Burhan tersenyum simpul melihatku lalu meminum kopinya kembali.

Angin dan BidadariDonde viven las historias. Descúbrelo ahora