Merumuskan Masalah

110 4 0
                                    

Memasuki bulan keempat aku berada di desa ini atau bulan ketujuh dari awal penugasanku, aku mulai merumuskan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan menyusunnya berdasarkan skala prioritas, agar nantinya bisa merumuskan solusi-solusi yang bisa diupayakan, yang tentunya sebatas yang kuketahui. Dan nantinya aku akan menuliskan semuanya dalam sebuah buku catatan yang akan kutinggalkan di sini agar bisa ditindaklanjuti oleh para pengambil kebijakan di desa ini.
Masalah yang menjadi prioritas utama menurutku adalah masalah praktek riba yang dilakukan oleh para rentenir yang sangat membebani masyarakat. Kemudian masalah rendahnya harga jual hasil bumi maupun hasil laut pada kondisi tertentu. Lalu masalah etos kerja masyarakat yang menurutku masih kurang maksimal dan masih bisa ditingkatkan lebih giat lagi. Dan yang paling menyita perhatianku adalah masalah rentenir dan rendahnya harga jual hasil bumi maupun hasil laut. Dua hal ini sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan warga karena ketika mereka butuh modal kerja atau kebutuhan hidup yang sangat mendesak mereka terjerat praktek riba para rentenir yang mencekik, dan ketika hendak menjual hasil bumi atau hasil laut harganya tidak cukup untuk membuat mereka sejahtera. Aku telah cukup merasakan sendiri apa yang diceritakan Pak Burhan dulu.
Akhir-akhir ini aku mulai berdiskusi dengan Pak Burhan tentang berbagai hal yang terlintas di pikiranku terkait mencari solusi dari permasalahan itu. Aku menanyakan kepada beliau tentang rantai perdagangan hasil bumi, di bagian manakah yang paling mempengaruhi harga yang akhirnya dirasakan oleh petani dan kondisi bagaimanakah yang mempengaruhi harga sebuah komoditi. Aku juga melemparkan sebuah wacana untuk mendirikan sebuah koperasi yang anggotanya adalah seluruh warga desa ini. Mereka bisa menabung dan meminjam uang di koperasi yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip mu’amalah syar’i. selain itu koperasi juga bisa mengelola usaha dari modal yang terkumpul dari anggota. Dengan adanya koperasi ini harapannya bisa mengikis praktek rentenir yang ada dan bisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Aku juga menanyakan kepada Pak Burhan apakah kira-kira para pengusaha atau orang-orang kaya di sini bersedia untuk menjadi pelopor dalam hal pengumpulan modal sekaligus mengajak warga masyarakat dalam proyek pembentukan koperasi itu.
Dari jawaban-jawaban dan penjelasan Pak Burhan aku memperoleh data-data sebagai berikut :
Mengenai alur perdagangan hasil bumi, yang menentukan harga adalah para agen eksportir yang mayoritas dikuasai oleh orang-orang yang ingin untung sebesar-besarnya tanpa peduli nasib para petani. Sedangkan para pedagang hasil bumi seperti Pak Burhan ini nanti setornya kepada orang-orang itu.
Faktor yang mempengaruhi harga sebuah komoditi ada dua, yaitu  kualitas barang dan banyaknya barang yang tersedia. Artinya, jika kualitas hasil panen rendah atau panen sedang melimpah, tentu harganya akan murah.
Contoh pada kasus panen cengkeh:
Ketika seorang petani sudah sangat butuh uang apalagi yang sampai terjerat rentenir untuk modal kerjanya, ia akan tergesa-gesa untuk menjual hasil panennya yang seringkali kadar air dalam cengkehnya masih belum memenuhi syarat sudah buru-buru dijual sehingga harganya pun murah. Lebih parah lagi jika ditambah panen yang sedang melimpah di berbagai daerah, maka semakin rendahlah harganya.
Praktek riba para rentenir sedikit banyak juga mempengaruhi hasil yang dapat diperoleh para petani, bilamana karena terlilit hutang pada rentenir membuat mereka cepat-cepat menjual hasil panennya meskiupun seringkali belum memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan harga yang standar.
Mengenai kemungkinan para pengusaha dan orang-orang kaya di kampung ini untuk mau terlibat menjadi pelopor dalam proyek pembentukan koperasi menurut Pak Burhan itu adalah tantangan baru bagiku. Jika selama ini aku berhasil mengambil hati warga masyarakat kelas menengah ke bawa, kini saatnya aku menaklukkan kalangan elitnya. Beliau akan membantu membantu mendampingiku ketika aku menemui mereka dan memberikan data aset dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing orang kaya di kampung ini yang beliau ketahui.
Untuk tahap awal beliau memintaku untuk menyiapkan presentasi sederhana yang mudah dimengerti mengenai pentingnya pendirian koperasi tersebut.
Selama beberapa hari aku terus memikirkan apakah solusi yang paling memungkinkan untuk diupayakan saat ini. Untuk masalah alur perdagangan itu sepertinya tidak mungkin untuk diubah saat ini. Tapi suatu saat nanti para pedagang pengepul seperti Pak Burhan ini harus bisa langsung tembus ke eksportir agar bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi.
Tiba-tiba Alloh Ta’ala membukakan pikiranku untuk merancang sebuah koperasi di mana koperasi itu selain untuk mengikis praktek rentenir dan mengelola usaha, juga berfungsi untuk mengelola jasa penyimpanan hasil panen cengkeh yang baru akan dijual oleh pemiliknya di kemudian hari jika sudah membutuhkan uang atau  jika ingin mendapatkan harga yang lebih bagus. Selama ini setiap panen semua petani cengkeh yang tidak punya gudang akan langsung menjual hasil panennya yang menyebabkan jumlah cengkeh yang tersedia melimpah sehingga harganya rendah.
Jadi gambaran koperasi dalam benakku adalah koperasi yang memiliki empat fungsi, yaitu : sebagai tempat menabung, tempat mendapatkan pinjaman lunak, mengelola sebuah unit usaha, dan mengelola penyimpanan hasil panen dari para petani.
Pada suatu malam aku mendiskusikan hal ini dengan Pak Burhan dan beliau sangat antusias mendengar penuturanku. Menurutnya, jika hal itu berhasil diwujudkan akan terjadi perubahan yang sangat signifikan pada perekonomian masyarakat. Namun hal itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, mungkin butuh beberapa tahun. Menurut Pak Burhan setidaknya akan membutuhkan waktu selama tiga tahun, yaitu tahun pertama tahap sosialisasi dan pengumpulan modal, tahun kedua mulai berjalan, dan tahun ketiga baru bisa dilihat hasilnya. Perkiraan ini bisa saja lebih cepat atau lebih lambat tergantung situasi dan kondisinya nanti.
Mengenai rencana untuk mengelola penyimpanan hasil panen cengkeh dari para petani, Pak Burhan menyarankan agar melobi para pemilik gudang seperti dirinya untuk dipinjam atau disewa guna keperluan itu. Beliau juga lantas menyebutkan beberapa nama pengusaha yang memiliki gudang yang potensial untuk diajak bekerjasama. Selain itu beliau juga mengingatkan  tentang masalah SDM yang akan mengelola koperasi itu. Aku lalu menjelaskan untuk masalah SDM siapkan saja orang yang siap lalu kita datangkan ahli dari Jawa untuk memberikan pelatihan sekaligus menjadi konsultan koperasi itu nantinya.

Angin dan BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang