Bom Bali 12 Oktober 2002 dan Perkembangan Usaha

114 4 0
                                    


Pada suatu pagi di hari Ahad tanggal 13 Oktober 2002 sepulang berbelanja bahan baku, ketika aku sedang mengeluarkan barang belanjaanku ibu menyeletuk, " Faiz, tadi ibu dengar berita di radio, semalam ada ledakan bom di Bali dengan korban yang diperkirakan ratusan orang dan mayoritas orang asing. Bomnya meledak di cafe dan sebuah club malam apa gitu namanya, ibu lupa".

Aku terhenyak kaget. Bom ? Di Bali ? Korban mayoritas orang asing ? Deg...! Tiba-tiba dadaku berdegup lebih cepat dari biasanya. Inikah yang dimaksud Syaikh bahwa akan ada operasi eksperimen jihad di negeri ini ? Pikiranku berkecamuk tapi aku berusaha untuk menutupinya.

Setelah mengeluarkan semua belanjaan aku buru-buru menyalakan radio dan mencari stasiun radio yang biasa menyiarkan berita terkini. Sambil mencuci sayuran aku memasang telingaku baik-baik mendengarkan setiap berita yang disampaikan di radio. Maklumlah di rumah kami tidak ada televisi, karena menurut ayah bukan sesuatu yang penting dan malah bisa mengganggu belajar anak. Dari dulu untuk urusan informasi dan berita kami mengikutinya dari radio dan sesekali ayah membeli surat kabar.

Karena merasa kurang puas hanya mendengar dari radio, siang hari setelah shalat Dhuhur yang biasanya aku beristirahat sebentar sambil menunggu roti mengembang sempurna, aku menyempatkan untuk melihat tayangan berita di TV di rumahnya bu Atika.

" Tumben kamu nonton TV Faiz", sapa Bu Atika yang menyambutku dengan ramah.

" Iya nih bu, mau lihat berita bom Bali. Pengin tahu dampak bomnya seperti apa, cuma dengar di radio kurang puas", jawabku.

Dalam tayangan berita di TV, aku melihat dampak yang begitu dahsyat yang berasal dari bom mobil. Korban mayoritas WNA yang sedang berada di Sari Club dan Paddy's Cafe serta orang-orang yang ada di sekitarnya. Dari semua korban WNA, warga negara Australia tercatat paling banyak menjadi korban. Semua pihak terkejut, marah, dan ngeri menyaksikan kejadian ini. Tak terkecuali denganku. Jika ini adalah bagian dari eksperimen jihad melawan Amerika yang dimaksud oleh syaikh, mengapa lokasinya bukan di kedubes Amerika atau perusahaan Amerika seperti CALTEX ? Bagaimana jika ada WNI atau malah kaum muslimin yang ikut menjadi korban ? Untuk serangan WTC 11 September bisa dimaklumi karena lokasinya di dalam negeri Amerika, sedangkan ini di negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga jatuhnya korban dari kaum muslimin sangat mungkin terjadi.

Hari-hari berikutnya setiap kali berbelanja aku selalu membeli koran demi mengikuti perkembangan kasus Bom Bali. Aku perlu informasi untuk meyakinkanku bahwa ini adalah amaliyah yang merupakan eksperimen jihad. Meskipun belum sepenuhnya yakin, tetapi dari indikasi awal dan ciri-ciri yang kulihat langsung seperti penggunaan bom mobil, ada bom bunuh diri yang mendahului di Paddys Cafe sebelum bom mobil meledak di depan Sari Club, aku menyimpulkan bahwa ini kemungkinan besar merupakan amaliyah yang dimaksud oleh Syaikh. Selain itu dari manual yang kubaca di mausu'ah tentang bentuk-bentuk serangan kejutan di wilayah musuh, ada pola serangan seperti pada Bom Bali ini.

Ada dua hal lagi yang akan membuatku yakin 100 % bahwa ini adalah amaliyah yang dimaksud, yaitu bahan bom dan pelaku Bom Bali ini. Jika bahannya adalah salah satu bahan yang disebut dalam mausu'ah dan pelakunya adalah sebuah kelompok dengan jaringan antar wilayah, maka itu sudah cukup untuk meyakinkanku bahwa inilah amaliyah yang dimaksud.

Pada suatu petang sehabis maghrib ketika aku sedang duduk-duduk membaca koran sore menunggu pembeli rotiku yang tinggal 20 potong, datanglah seorang laki-laki memakai baju koko dan berpeci putih memarkirkan motornya di halaman warung. Lalu orang itu menghampiriku dengan senyuman yang terus tersungging sejak turun dari motor. Dia melihatku dengan raut muka seperti baru bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ketemu, padahal aku baru melihatnya pertama kali.

Angin dan BidadariWhere stories live. Discover now